"Percaya sama diri sendiri, karena kalau bukan kita ya siapa lagi, Upin Ipin? Jangan ngimpi."
-Aksara Tangguh Perwira-******
"Woy, San! Si Kornet mana?" Tanya Aksa dengan nafas ngos-ngosan kepada Sania sahabat sekaligus teman sebangku Netta dikelas tiga.
Sania yang tengah memakan cuankinya seketika tersedak karena kaget ketika Aksa tiba-tiba datang dari arah belakang menepuk pundaknya.
"Uhuk uhuk." Sania terbatuk seraya menggapai-gapai meminta air minum, Lukman yang juga sahabat Sania dan Netta langsung memberinya air minum yang langsung diteguk habis oleh Sania.
Setelah batuknya reda, Sania menatap Aksa yang cengengesan dengan mata tajam. "Bisa gak sih tenang dikit?" Ujarnya kesal.
Aksa menggaruk belakang kepalanya. "Ya sorry, tapi serius ini si Netta kemana? Kok gak ikut ke kantin?"
Sania memicingkan mata. "Nah pasti ini mah, udah jelas. Lo biang keroknya."
"Lah kok gue?" Ujar Aksa kurang paham, baru juga dirinya datang ke sekolah setelah bolos dua jam pelajaran. Padahal ini hari pertama masuk setelah libur kenaikan kelas.
"Luk, jelasin sama ini Baboon." Ujar Sania kepada Lukman. Dia malas harus menjelaskannya.
"Ya elu, biang keroknya yang buat temen tercinta terkasih tersayang gue moodnya ancur." Ujar Lukman kesal dengan nada tidak kalah ceriwisnya seperti Sania, cowok itu memang sedikit melambai.
Bagaimana dia tidak ikutan kesal, kalau sahabatnya-Netta-dari pagi hingga jam istirahat ini menjadi sangat pendiam. Sania yang mengajak bicara juga hanya ditanggapi seadanya. Sudah pasti ini berkaitan dengan Aksa.
Aksa mengacak rambutnya. "Pasti ini gara-gara yang kemaren." Gumamnya yang mampu didengar oleh Sania dan Lukman.
"Emang lo kemaren ngapain?" Todong Sania.
Aksa terdiam sebentar, terlihat tengah berpikir. "Ya itu, gue ngilang gak ada kabar." Ujarnya terdengar tidak yakin.
Lukman menggeleng tidak percaya. "Gak mungkin temen tercinta terkasih tersayang gue sampe jadi diem begitu kalo lo gak ada kabar sehari. Pasti lo ketauan selingkuh lagi kan?" Ujarnya dengan mata menyelidik membuat Aksa berdiri salah tingkah. Menurut Lukman, Netta itu orangnya tidak terlalu posesif, jadi Aksa menghilang sehari saja tidak akan membuatnya misuh-misuh seperti perempuan kebanyakan kecuali kalau Aksa ketahuan selingkuh.
"Nggaklah, selingkuh apaan gue kan setia." Ujar Aksa seraya merapihkan kerah seragamnya dengan gaya terlihat songong.
Sania mendecih, padahal dia saksinya ketika melihat Netta menangis karena memergoki Aksa jalan bersama perempuan lain setelah diselidiki selama satu minggu berturut-turut. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali.
"Iya, setiap tikungan ada." Sarkas Sania yang hanya ditanggapi cengengesan oleh Aksa.
"Sana lo samperin my baby Nenet, terus minta maaf. Kalo sampe abis ini dia tetep murung. Siap-siap aja Vespa butut lo gue kiloin." Ujar Lukman dengan penuh intimidasi.
Aksa mendengus. "Upil lo gue kiloin." Ujarnya setelah itu beranjak pergi hendak menyusul pacarnya. Namun baru juga tiga langkah, dia menepuk keningnya kemudian berjalan kembali ke arah meja Sania.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA AKSARA
Teen FictionDisarankan untuk follow terlebih dahulu :) *** Entah sebuah anugrah atau musibah bagi Netta ketika menjalin hubungan dengan Aksara. Aksara merupakan sosok laki-laki paling berisik, pecicilan dan random yang pernah ia temui. Bukan hal mudah memperta...