“Hidup itu pilihan, jika kamu bahagia, pertahankan. Dan jika kamu terluka, lepaskan.”
—Tiana Ganetta Ibrahim—******
“Sst sst, cewek.” Panggil Aksa terdengar genit dari arah belakang Netta yang tengah berjalan di lorong hendak pulang seraya mengobrol dengan Sania dan Lukman.
Netta dan teman-temannya pura-pura tidak mendengar dan terus melanjutkan obrolannya yang terdengar cukup seru.
Aksa mendengus. “Ada yang budek tapi bukan Haji Bolot.” Ujarnya santai sambil berjalan begitu saja melewati Netta dengan tangan yang dimasukan ke dalam saku celana, tidak lupa juga dia menyenggol bahu Netta.
Netta yang tersenggol cukup keras, lantas membalas ucapan Aksa yang sudah berjalan jauh. “Ada yang kayak babi tapi bukan babi.” Teriaknya.
Aksa berhenti berjalan kemudian membalikan badan. “Ada yang tepos tapi bukan laki.” Ujarnya sambil memegang dada.
Mendengar ledekan itu membuat Netta melebarkan matanya setelah itu bersiap untuk mengejar Aksa yang sudah lari duluan seperti ninja Konoha.
“Aksara Tangguh Perwira! Awas lo ya! Kurang ajar!” Teriak Netta sambil mengejar Aksa, dia tidak memperdulikan pandangan orang-orang yang tengah menatap heran.
Aksa yang dikejar terus saja beteriak sambil tertawa meminta kepada murid yang menghalangi jalannya untuk segera menyingkir.
“Awas! Awas! Ada siluman dada rata!” Teriak Aksa yang berlari ke arah parkiran motor disusul oleh Netta.
“AKSARA! LO ITU EMANG YA MAKHLUK CIPTAAN TUHAN YANG SEBELAS DUA BELAS SAMA SETAN! LO SETAN DARI RAJA NYA SETAN!” Murka Netta di parkiran, jaraknya dengan Aksa hanya terpisah oleh dua baris motor.
Orang-orang yang ada di parkiran sudah memperhatikan keduanya ada yang terlihat heran mungkin karena mereka anak baru ada juga yang terlihat sudah biasa.
Aksa tertawa sambil mengatur nafasnya, setelah itu membalas ucapan Netta. “GANETTA! LO TAU ALASAN KENAPA TUHAN MENCIPTAKAN UMATNYA DENGAN SEGALA KELEBIHAN DAN KEKURANGAN? ITU KARENA TUHAN MAU, AGAR UMATNYA BISA SEMPURNA HANYA DENGAN CARA BERSAMA! KAYAK LO SAMA GUE. KITA DUA UMAT MANUSIA YANG TAKDIRKAN BUAT BERSAMA.”
Netta yang hendak membalas ucapan Aksa seketika mengatupkan bibirnya. Dia kemudian berjalan ke arah Aksa yang sudah melebarkan tangan seperti bersiap menerima pelukan, namun bukannya pelukan yang didapat tapi malah tendangan di area tulang kering.
“Adaw!” Seketika Aksa meringis sambil memegang kakinya.
“Itu balesan buat mulut cabe-cabean lo! Dikira gue bakal luluh pas denger gombalan receh unfaedah itu?” Ujar Netta sambil berkacak pinggang.
“Gak usah bohong, gue tau di dalem hati lo lagi dugem.” Ujar Aksa sambil meringis. Kakinya masih terasa nyut-nyutan, dia berjalan ke arah motornya kemudian memakai helm.
Netta mengekor dibelakang. “Kurang ajar ya lo, Sa. Abis di gombalin terus lo mau ninggalin gue gitu aja?” Tanya Netta dengan kesal ketika Aksa bersiap mengeluarkan vespa kuningnya.
Aksa menyunggingkan bibirnya sangat tipis kemudian menoleh ke arah belakang. Perempuan dan gengsinya yang tinggi pikir Aksa.
“Tadi lo berangkat sekolah naik apa?” Tanya Aksa setelah mematikan mesin motornya.
“Ya dianterin Papa–lah, sama siapa lagi emang?” Jawab Netta dengan ketus.
“Yaudah.” Jawab Aksa setelah itu menstater motornya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA AKSARA
Teen FictionDisarankan untuk follow terlebih dahulu :) *** Entah sebuah anugrah atau musibah bagi Netta ketika menjalin hubungan dengan Aksara. Aksara merupakan sosok laki-laki paling berisik, pecicilan dan random yang pernah ia temui. Bukan hal mudah memperta...