AKSARA [7]

7.3K 1K 382
                                    

“Katanya suka bercanda, di dorong ke jurang kok marah. Dasar manusia setengah angsa.”
—Aksara Tangguh Perwira—

******

Di malam hari, tepatnya di kediaman Netta gadis itu tidak berhenti memandangi ponselnya yang  menampilkan Aksa tengah berkumpul bersama teman-teman futsalnya. Sejak mengantarkannya pulang tadi sore cowok itu langsung tidak bisa dihubungi dan malamnya malah muncul di story orang lain, wajahnya terlihat bahagia seolah tidak memiliki beban apapun. Bersenandung sambil merangkul perempuan di sebelahnya. Perempuan yang Netta ketahui berhubungan cukup intens dengan Aksa.

Tidak perlu bertanya dia tahu dari siapa yang jelas ada orang baik yang dengan senang hati memberitahunya tanpa diminta. Coba saja orang itu tidak memberitahunya mengenai masalah ini, mungkin Netta akan bersikap seperti orang bodoh yang tidak ambil pusing dengan perempuan-perempuan yang selalu berbalas chat dengan Aksa. Dirinya mungkin akan membiarkan hal itu karena berpikir semua itu hanya keisengan belaka dari Aksa, tapi ternyata lagi-lagi dia kecolongan.

Dengan mata sembap akhirnya Netta kembali menghubungi Aksa yang kali ini untung saja langsung tersambung. Dia harus menunggu beberapa saat sampai telpon itu di angkat.

“Halo cantik, ada apa gerangan sih kawan? Hehe.” Sahut Aksa dari seberang sana. Masih bisa-bisanya dia bercanda padahal sebentar lagi ada bencana yang siap menerjang hubungannya.

Netta tidak langsung menjawab karena saat ini dia sedang berusaha meredam suara tangisannya. Entah kenapa semakin malam suasana semakin membuatnya melow apalagi di luar hujan semakin membesar.

Net, ada apa? Lo gapapa kan?” tanya Aksa kembali kali ini cowok itu terdengar serius lantaran Netta tidak menyahut sama sekali, yang dia dengar hanya suara hujan saja.

Setelah dirasa cukup, akhirnya Netta membuka suaranya meskipun terdengar sengau.

“Gapapa.” Sahutnya penuh kebohongan padahal dia sedang tidak baik-baik saja.

Ya udah syukur kalo gitu.” Sahut Aksa meskipun dia sedikit merasa ada yang janggal terutama disuara Netta.

“Kenapa lo telpon malem-malem gini? Bukannya tidur. Kangen ya?” imbuhnya mencoba mencairkan suasana.

Bukannya menjawab, Netta malah melontarkan kalimat yang membuat Aksa lagi-lagi langsung membeku.

“Sa, gue mau break.” Ujar Netta akhirnya dia kembali kepada keputusannya yang awal yaitu break,  karena kalau dirinya meminta putus Aksa pasti tidak akan mau. Alhasil break menjadi salah satu cara ampuh memberi jarak di hubungan keduanya selama Aksa memantapkan hati mau singgah di rumah yang mana.

Aksa tidak kunjung menjawab. Terhitung sudah dua kali dalam satu hari Netta mengajak break. Apakah ini akhirnya?

“Gue mohon kali ini lo harus mau. Gue capek, Sa.” Ujar Netta terdengar penuh permohonan.

Mendengar kalimat terakhir Netta akhirnya Aksa menyahut.

“Capek apa? Lo kenapa? Gue gak mau break, Net.” Lagi dan lagi Aksa menyuarakan penolakannya.

“Ya udah kalo gitu udahan aja.”

“Gak ada kata udahan, ngaco lo. Gue kesana sekarang, kita bahas masalah ini sampe selesai. Enak aja maen udahan.” Dengus Aksa. Terdengar suara gerasak gerusuk di sana mungkin cowok itu tengah bersiap memakai helmnya.

DIA AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang