Bagian 9 : Kejadian pertama

28 5 10
                                    

Pagi itu aku lagi-lagi terbangun di atas karpet tebal berwarna cokelat terang yang begitu familiar, berkamuflase jadi kepompong di tengah sejuknya udara pagi hari. Suara berdebam yang sebenarnya tidak terlalu keras seolah mengetuk heboh pintu ruang alam mimpiku, membuatku terpaksa membukanya dan kembali ke dunia nyata. Awalnya aku tersenyum, menyadari betapa nyenyaknya tidurku dan betapa indahnya pagi ini-hujan gerimis di pagi hari tepat saat kau membuka mata, siapa yang tidak senang?

Serebrum dalam kepalaku belum bisa bekerja sepenuhnya namun perlahan si hipokampus mengingat suara debam serta pekikan heboh yang membangunkanku. Aku berdiri dan berjalan terhuyung-seperti zombie yang baru dibangkitkan dari tidur panjangnya-menuju jendela, mataku mendapati sosok familiar seorang bertubuh kecil dengan rambut hitam sebahu. Justin. Pakaian pemuda itu kotor, bagian belakang khususnya, sepertinya tadi ia jatuh di halaman, tanah di halaman bertransformasi menjadi lumpur akibat hujan deras tadi malam, bersamaan dengan rumput lebat, mereka bekerja sama untuk membuat orang yang berlari di atasnya terpeleset.

Mataku dengan cepat memicing, berusaha menarik seluruh fokusku yang terbang entah kemana saat aku tidur tadi. Justin tampak tergesa-gesa menuju pintu kastil. Ia mengetuk pintu dengan ganas, dari ekspresinya-yang terlihat samar-samar dari sini-dia seolah sedang dikejar oleh terminator dan kastil Ned adalah satu-satunya tempat berlindung.

Aku merasa itu adalah tontonan yang cukup menarik, jadi untuk mendapatkan sudut pandang yang lebih baik, aku memutuskan untuk berpindah ke teras rumah. Suara air hujan yang menabrak atap rumah sayup-sayup terdengar, saat aku tiba di teras, lantai kayu itu sudah basah hampir setengahnya, jejak-jejak lumpur dari alas kakiku tadi malam masih terpatri jelas sampai ke depan pintu, akan kubersihkan nanti saat hujan sudah berhenti.

Rambut merah menyala Ned unjuk gigi di ambang pintu, beberapa saat mereka tampak saling menatap-kuyakini Justin sedang berbicara dan Ned mendengarkan dengan saksama. Ned kembali ke dalam kastilnya sedangkan Justin berdiri tenang di depan pintu, kepala bersurai itu kembali terlihat beberapa saat kemudian, namun kali ini hanya terlihat poninya yang panjang hampir menutupi mata, hoodie hitam monoton kembali membalut tubuh.

Mereka berjalan tergesa-gesa menuju gerbang, saat itu mataku bertemu dengan Ned, pemuda itu membelokkan arahnya, ia kini berjalan ke arahku, aku cepat-cepat menyembunyikan tangan ke balik punggung, tak mau bekas suntikan yang bersemayam di lenganku terekspos. Ned tidak naik ke teras rumah, kurasa ia menyadari bahwa alas kakinya dipenuhi lumpur halaman "Fin, ayo ikut. Ada yang meninggal dunia."

Aku terpaku, sejenak membiarkan roda-roda di otakku berputar, memikirkan apakah kalimatnya bermakna ganda atau tidak. Kudapati wajah kedua pemuda di hadapanku sama kakunya seperti biasa, seolah tidak ada yang terjadi, tapi anggukan Ned membuatku cepat-cepat kembali ke dalam rumah, mengambil hoodie ku lalu berjalan bersama Ned dan Justin di bawah hujan.

•••

Saat Ned mengatakan meninggal dunia, yang kuharapkan adalah suasana sunyi di rumah duka yang akan mendominasi, tapi rupanya tidak. Ned membawaku ke kawasan villa yang berada cukup jauh dari kastil, hoodieku basah di beberapa titik karena ditimpa air hujan. Sekelompok orang berkumpul di halaman depan sebuah villa, tertutup oleh rimbunnya pohon yang tertanam di halaman villa, baru terlihat saat kami memasuki halaman, sesekali mereka melirik, sesekali saling berbisik. Ned berhenti di dekat sekumpulan orang itu, aku turut berhenti, namun Justin meneruskan langkahnya, melewati celah sempit di samping rumah. Kami berjalan bersusun seperti anak ayam saat mengikuti Justin.

Kami tiba di halaman belakang dengan alas kaki berhiaskan lumpur, tak banyak orang di sini, hanya dua orang remaja yang sepertinya seumuran Justin-semuanya laki-laki-dan tiga orang dewasa-satu perempuan, dua laki-laki. Satu orang lagi berada cukup jauh dari kerumunan kecil itu, duduk menunduk di bawah pohon.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang