Aku diberi makanan setelah sebelumnya hanya diberi minum saja dalam pesawat, Wili dan Adit berada di ruangan yang berbeda
Kukira hanya kami bertiga yang dibawa oleh pria bernama Brian itu, ternyata terdapat banyak anak dari seluruh dunia yang dikumpulkan disini
Aku disatukan bersama anak anak dari berbagai suku dan ras yang berbeda, serta dibimbing oleh satu pemuda dewasa, memiliki janggut dan badan tegap yang aku kira dia adalah bawahan Pak Sam
Ternyata orang itu adalah orang dari negara lain juga, yang mereka bawa dari tanah timur tengah, dan telah berada disini selama 8 tahun
"Sebelum kalian, banyak sekali anak anak yang telah dilatih disini untuk menyelamatkan negaranya"
"Tempat ini memang tidak spesial, tapi mempunyai banyak sejarah yang harus kalian miliki sebelum kalian pergi kembali ke negara kalian" Jelas pria tersebut
"Oh aku lupa, sebelumnya perkenalkan namaku syam arif mustofa, biasa dipanggil arif atau tofa, karena syam adalah nama pemilik sasanan ini"
"Aku belum pernah melihat perawakannya disini, karena sepertinya dia sangat sibuk membantu negara negara terdampak keributan"
"Dia memiki banyak sekali pasukan dari berbagai penjuru dunia, dan yang ia lakukan hanya menyelamatkan anak anak untuk dilatih dan menjadi pahlawan di negaranya"
"Setelah sebelumnya dia telah menyelamatkan Negara anak benua, ya sebutan itu dimiliki karena beberapa pemuda disana adalah penyelamat kemerdekaan "
"Ahh sudah lama sekali semenjak orang itu berlatih bersama ku"
Aku dan anak anak lain mendengar penjelasan dia yang tak seharusnya kami dengarkan
Aku hanya ingin pulang, bertemu ayah dan ibuku
"Lantas mengapa anda masih disini dan tidak menyelamatkan negara anda?" Pertanyaan dari salah satu anak
"Aku? haha, aku bukan lah seorang pemuda yang dapat mengubah negara, aku disini hanya numpang hidup, di negara ku semua orang yang ku sayangi telah meninggalkan ku"
"Terus bagaimana nasib negaramu sekarang? Apakah kami akan bernasib sama sepertimu?" Tanya anak itu kembali
"Negaraku? Negaraku sudah hancur, peperangan masih belum selesai sudah 9 tahun yang lalu semenjak kejadian itu dimulai"
"Perebutan wilayah yang seharusnya bisa diselesaikan dengan damai, tapi pemimpin negeriku sangat egois, iya sangat mementingkan wilayahnya yang hanya sebatas garis, dibanding warganya yang hidup tentram" Cerita pemuda itu
Aku mengira bahwa negaraku adalah negara paling parah, ternyata diluar masih banyak negara yang berperang lebih susah daripada negaraku
Aku ingin bertanya kepada pemuda bernama syam arif itu, tapi aku tak berani menanyakannya
Karena akupun masih bertanya kepada diriku sendiri, yang masih belum ku jawab
"Kapan ayah pulang?"
"Apa ibu berbohong?"
"Ibu sekarang dimana?"
***
2 tahun berlalu...
Semenjak kejadian itu, langit selalu cepat berganti warna, tetapi waktu terasa sangat lama
Putih ke hitam, hitam ke putih itulah yang aku rasakan, dua tahun di tempat yang mereka sebut sasanan ini, belum membuatku nyaman
Walau anak anak lain sangat terbuka dan mereka adalah pendengar yang baik
Serta lingkungan latihan yang hebat. Masih belum cukup untuk membuatku nyaman di tempat ini
Fasilitas sangat lengkap disini hingga tidak ada yang perlu disebut kekurangan, tapi mengapa aku selalu merasa kekurangan
"Pagi Semuanya!" Sapa pemuda yang kami panggil Lustro atau Lus Arif
Ya panggilan tersebut adalah pangkat Syam Arif Mustofa karena telah mengabdi selama 10 tahun lebih di Sasanan ini, dia adalah angkatan ke 10 setelah pionir pertama yang dijuluki Visor
"Pagi Lustro" Kami serentak menjawab dengan penuh semangat
"Kemarin kalian telah mempelajari seni bela diri serta titik terlemah manusia dan mungkin hari ini kalian akan diberi pelajaran biologi tentang membuat anak haha" Candaan paksa seorang lustro
***
Pagi itu kami langsung pergi ke Tempat latihan biasa, dan duduk menyila diatas matras kecil berbentuk karpet
"Kalian sangat cepat belajar, tapi yang kalian perlukan untuk menyelamatkan negara kalian bukan hanya fisik saja yang kuat"
"Kalian harus belajar bagaimana cara mempermainkan mental dan pikirian, karena yang kalian lawan bukan segerombolan preman tongkrongan"
"Jika kalian ingin menyelamatkan negara kalian dari kekacauan, kalian harus melawan negara kalian sendiri"
"Oleh karena itu, semua pelajaran kita sudahi saja sampai disini"
Penjelasan panjang dari Segnan Kai sebutan guru untuk ia, guru bela diri yang baik, dan telah mengabdi disini selama 29 tahun lamanya, cukup 2 tahun saja untukku dapat mempelajari semua teknik bela diri dan senjata api dari dia
Ya senjata api, disini anak umur 13 tahun sudah memegang senjata api walau di negara ini bahkan seorang polisi pun tidak bersenjata api, tapi anak anak di sasanan ini diperbolehkan mempelajari senjata api
Aku masih tak paham, otak ku masih belum sampai untuk memahami kenapa bisa ini terjadi
"Silahkan nikmati liburan kalian" tutup Segnan Kai
Semua dari kami bertanya tanya dan keheranan, apakah benar ada hari libur di sasanan ini? Dan libur itu untuk apa? Jika kita tidak melakukan apa apa
Dan setelah beberapa saat Segnan Kai keluar ruangan, kami dipanggil oleh seseorang
"Kalian cepatlah bergegas kalian akan pindah kota"
KAMU SEDANG MEMBACA
SENGSARA
Historical FictionTidak ada sesuatu yang berjalan sesuai rencana di dunia ini. Dengarkan... semakin lama kau hidup, semakin kau menyadari kemana pun kau melihat dunia ini hanya ada rasa sakit, penderitaan, dan kegagalan di dunia ini. Dimana ada cahaya, akan selalu ad...