06. RENCANA

12 2 0
                                    

Untuk pertama kalinya Aku, Tio dan Luiz pergi ke kantin akademi dan mencoba semua makanan yang disediakan disana, ya makanan disini semuanya gratis

Entah subsidi darimana sehingga kami disini memiliki pakaian, pendidikan, makanan, kamar yang gratis. Tak terpikir olehku datang dari mana semua ini

Pantas saja banyak orang yang betah disini, bahkan sampai merelekan dirinya mengabdi di tempat ini

Mungkin karena mereka tidak tau hal buruk di unitas ini, atau mereka telah di doktrin untuk mengabdi disini, teori konspirasi bermunculan di dalam pikiranku

***

"Bagaimana rencana kita, apa kau sudah bertemu teman dulumu itu?" Bisik Tio kepadaku

"Belum, aku tak tau dia di kelas mana aku belum menanyakannya, lagian komunikasi susah di tempat ini"
Jawabku sambil mengunyah makanan

Luiz sepertinya mendengar percakapan kami, Tio bodoh dia berbisik sangat keras

"Apa yang kalian rencanakan" Tanya luiz

"Kita akan kelua.."

Tio bener bener bodoh, di tidak tau sedang bicara sama siapa, dia Luiz hanya tau sisi baik unitas ini

"Ya kita akan merencanakan sesuatu yang unik, bagaimana kalo kita mengadakan pesta" ku potong ucapan Tio sambil menendang kaki nya

"Aww" Tio kesakitan

"Ohhh seru tuh, kalo boleh tau dimana? Emangnya boleh, terus tadi katanya kamu mau ketemu seseorang siapa?"

Banyak tanya sekali luiz ni, masa aku harus selalu berbohong, kan tidak baik, karena satu kali berbohong akan terus berbohong

"Emm kita akan mengadakan pesta di luar, ya maksudnya luar akademi ini, aku akan menemui kepala akademi untuk izin tapi aku rasa mustahil, benarkan Tio" jawabku sambil senyum senyum gajelas

"Ohh seperti itu ya" angguk Luiz paham

Plis jangan bertanya lagi jangan bertanya lagi, aku sudah lelah merangkai kata supaya bisa memanipulasi otakmu

Untung saja kami baru sehari di tempat ini, bayangkan jika kita sudah belajar disini selama setahun, pasti kami sudah bisa membaca mimik muka masing masing

"Tringggg" bel berbunyi keras tanda kelas sudah dimulai kembali

Kami pun bergegas pergi ke kelas

Di perjalanan aku bertemu Adit, dia baru saja berangkat

"Eh adit, ko kamu datangnya siang?" Tanyaku pada adit yang sedang terburu buru

"Iya aku bagian siang soalnya paginya aku harus bertemu dengan Saida, setiap pagi aku selalu pergi ke ruangannya, walau jauh aku harus melakukan itu"

"Untuk mendapat kisi kisi tiap bagian bagian sudut yang harus aku waspadai di daerah sini"

"Soalnya kita akan merencanakan perjalanan keluar dari sini 3 tahun lagi, ya setelah kita berumur 17 tahun"

"Dan aku memantau seluruh kota ini hanya berdua bersama Saida karena hanya kami berdualah yang tau sisi lain unitas ini" Jelas Adit panjang lebar

"Lama sekali 3 tahun apa yang kamu tunggu selama itu, bagaimana kalau kita percepat saja rencananya" aku memberi saran

Karena 3 tahun adalah waktu yang lama, aku perlu melihat ibu dan ayahku kembali secepatnya, tapi ternyata Adit ada alasan lain yang lebib masuk akal

"Tidak, kami telah merencanakan hal ini dengan berbagai macam pertimbangan, kami pun perlu waktu untuk mengetahui setiap sudut kota ini, bahkan negara ini, walaupun dibantu kalian, kita tidak bisa memajukan alur mainnya karena akan mempunyai resiko kegagalan yang lebib besar" Jelas Adit

"Bolehkah aku besok pergi ke ruangan Saida bersamamu dan bersama 1 temanku, karena dia juga sudah tau akan hal ini" Mohonku pada Adit

"Dia tau darimana, tidak mungkin orang yang sudah disuntikkan cairan itu percaya begitu saja" Adit bertanya padaku dengan wajah memarah

"Tidak tidak, dia tau sendiri hal ini" Jelasku

"Oke aku sangat percaya kamu bay, silahkan kamu datang ke kamar ku besok pagi, aku ada di hotel C lantai 25, tapi resiko kalian yang tanggung sendiri oke" accept Adit atas permohonan ku

"Siap laksanakan komandan"

"Yasudah aku duluan ya sudah telat"

Adit pun pamit dan bergegas menuju ruangan kelasnya

"Iya silahkan hati hati"

Aku langsung menyusul teman temanku karena mereka pergi terlebih dahulu saat tadi ku mengobrol bersama Adit

***

Pulang dari akademi aku tidak mendapatkan ilmu apa apa, kak laura hanya menjelaskan tentang teori negosiasi, da itu ada di buku pelajaran bahasa, dia bahkan hanya duduk diam, dan menjelaskan dengan cara membaca

Bagaimana aku bisa paham dengan pelajarannya

Aku bertanya kepada Tio diapun merasakan hal yang sama

Tapi tidak dengan Luiz

"Kak Laura sungguh pengajar yang keren ya dia bisa menjelaskan secara detail pelajaran tadi" cerita Luiz

Hah aku yang bertanya tanya kenapa Luiz bisa paham, padahal Kak Laura dia hanya diam saja

"Iya sungguh hebat" aku menjawab Luiz, mengikuti alur yang ia buat

Walau aku masih heran apakah ini ada hubungannya dengan kejadian semalam

SENGSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang