Prolog

1.7K 69 1
                                    

Aku menatap dalam mata itu. Walau wajahnya tidak terlalu jelas karena penerangan yang seadanya, aku bisa mengetahui kalau dia juga tengah menatapku. Jarak wajah kami hanya sekitar tiga puluh centimeter. Duduk berdempetan dengan tangan saling menaut, perlahan aku memajukan wajah. Semakin dekat, hingga mendadak dia memejamkan mata, pertanda kalau dia memberiku lampu hijau.

Aku bisa merasakan deru nafasnya yang tak teratur. Sepuluh centimeter lagi bibir kami bertemu, dan sebuah suara menggelegar merusak semuanya. Vania sontak melotot mendengar petir yang sangat keras itu.

"Shit!" Jantungku rasanya mau copot.

Vania langsung menjauhkan wajah. "Semesta nggak ngijinin kita ciuman."

"Padahal dikit lagi," sesalku sambil menghela nafas. Andai aku nggak terlalu slow motion tadi, pasti sudah kudapatkan bibir Vania.

Vania tersenyum tipis. "Pulang aja, yuk. Udah malem banget ini."

Aku melihat jam yang melingkar di tanganku. "Oke. Udah jam segini ternyata."

Aku dan Vania bangkit dari kursi panjang yang terletak di pojok taman. Ini hampir jam sembilan. Aku harus segera mengantarnya pulang. Kami berjalan menuju tempat dimana aku memarkirkan motor tadi. Tidak jauh, hanya sekitar dua puluh meter.

"Makasih untuk malam ini. Aku seneng banget." Aku menatap Vania yang berada di sampingku. Cewek itu tersenyum sumringah.

"Sama-sama. Aku juga seneng banget bisa habisin waktu sama kamu," jawabku sambil menautkan jemari, menggandeng Vania. Aku tak bohong kalau aku merasa sangat senang bisa bersama cewek itu. Aku menyayanginya.

Sampai di area parkir, Vania mendadak menghentikan langkah. Aku menatapnya dan mendapati wajahnya tampak syok. "Kenapa berhenti?"

Vania tak menjawab. Pandangannya tertuju pada seseorang yang duduk di atas motor tepat di sebelah motorku. "Kamu kenal dia?"

Vania masih terdiam. Namun beberapa saat kemudian dia mengatakan, "Dia mantan aku."

Aku terpaku mendengar jawaban Vania. "Mantan?"

Cewek itu mengangguk. "Kita pulangnya ntar aja yah. Males banget ketemu dia!"

"Ini udah jam sembilan, Van. Kamu mau leherku digorok sama ayah kamu?"

"Tapi, Yan. Dia masih di sana."

"Terus kenapa? Dia cuma mantan kamu, kan?"

"Iya, sih. Tapi-"

Sebelum Vania menyelesaikan kata-katanya, aku langsung menarik tangan cewek itu mendekati motor. Walau sedikit menolak, aku tak peduli. Aku tidak mau ditanya macam-macam oleh ayahnya Vania.

"Misi, Mas," ucapku pada cowok yang sedang bermain HP di atas motornya. Dia mengenakan jaket hitam hoodie.

Melihatku yang akan mengambil motor, cowok itu langsung turun. "Oh silakan."

"Iya, Mas." Aku memegang pegangan motor, bermaksud mengeluarkan kuda besi itu dari tempat parkir.

"Bentar," ucap cowok itu. Dia menggeser motor miliknya untuk memudahkanku mengeluarkan motor. Aku sempat tertegun pada mantan Vania ini. Baik juga ternyata.

"Makasih, Mas," ucapku sambil memperhatikan tampilan cowok itu. Lumayan tampan juga. Aku harus hati-hati, jangan sampai Vania kembali ke pelukan mantannya ini.

"Oke." Dia tersenyum. Setelah itu, pandangannya menuju Vania yang berdiri tidak jauh. "Vania?!"

Vania menatapnya sekilas lantas mengangguk singkat. Cewek itu naik ke motorku tanpa mengucapkan apapun. Setelah naik, dia sedikit berbisik, "Cepet jalan."

Aku menuruti ucapan Vania. Aku paham apa yang cewek itu rasakan. Dengan segera, aku melajukan motor meninggalkan mantan Vania itu.

Cowok itu terus menatap kami yang mulai melaju meninggalkan parkiran. Bahkan setelah jarak kami cukup jauh, dapat kulihat di kaca spion kalau dia masih menatapku dan Vania. Sialan! Dia masih menyukai Vania ternyata. Aku harus berhati-hati.


#####

Yuhuu. Ada yang baru nih!

Author mau tahu dong respon kalian. Kalau banyak yang komen, author up part satu. Kalau engga, author lanjut nulis part selanjutnya di draft dulu.

Dan seperti cerita sebelumnya, author nggak punya jadwal update. Jadi, harap bersabar menghadapi author yang suka mulur update-nya. Hehe.

Semoga author bisa selesaiin cerita kedua ini. Dan sambil nunggu, kalian bisa dibaca dulu cerita Lingkup yang sekarang lagi dipublikasi ulang. Republish-nya tiap hari kok.

Salam hangat dari Fire Ship buat para reader tercinta. Mau peluk online juga boleh, hehe. Sini sini!

#####

🍆 fire_ship🥒

Her Ex BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang