BAB 1

591 135 265
                                    

Happy reading guys
.
.
.
.

oOo

"Gue baru aja jadian sama Alvin"

Aku membeku mendengar perkataan dari sahabatku sendiri. Apa tadi yang dia bilang? Jadian? Dengan Alvin. Alvin mana?

"hah?! Alvin mana?" Suara itu mewakili pertanyaan di kepalaku

"ya Alvin temen cowo lo lah, Alvin mana lagi coba?"

Apa? Alvin teman Bima kah maksudnya? Bukankah kami sedang dekat. Tapi bagaimana mungkin. Dan kenapa mereka pacaran? Maksudku, ah kepalaku tiba tiba terasa pening.

"Serius? Kapan Alvin nembak lo emang?" tanya Chika penasaran.

"Tadi malem waktu pas di caffe, gue tadinya juga kaget dia tiba tiba bilang suka sama gue. Tapi ya gue terima aja kan biar cepet move on juga dari mantan."

Apa? Jadi Lisa Cuma menganggap Alvin sebagai pelarian? Bahkan dia tidak memikirkan perasaanku. Apakah dia lupa siapa yang mendukung aku dekat dengan Alvin? Bahkan Lisa lah yang menjodoh jodohkan aku dengan Alvin sampai akhirnya kami menjalani masa PDKT selama lima bulan terakhir.

Tapi apa yang baru saja aku dengar tadi. Alvin menyukai Lisa. Jadi selama ini aku dia anggap sebagai apa? Dan Lisa? Ah aku benar benar bingung dengan keadaan ini.

Aku merasa marah, kesal, sedih, kecewa, dan merasa dihianati. Tapi apakah pantas aku merasakan itu, sedangkan aku dan Alvin saja bahkan belum memiliki hubungan yang jelas? Tapi yang pasti aku merasa sedang tidak baik baik saja untuk saat ini.

"emm, Chik, Lis gue ke toilet dulu ya" aku yang sedari tadi hanya menyimak akhirnya membuka suara untuk menyingkir karna tidak kuat dengan cerita yang dibawa oleh Lisa.

"Mau dianter gak?"

"Ngga usah Chik gue sendiri aja ."

Setelah itu aku menjauh dari mereka. Aku menuju taman belakang sekolah, disana cukup sepi. Mungkin karna disini jauh dari kantin. Jadi membuat siswa lain enggan kemari.

'Huuhf' Aku menghela nafas kasar untuk mengurangi rasa tak nyaman di dalam dada. Aku mengulanginya beberapa kali. Dan aku sedikit tenang setelah melakukan hal itu. Setelahnya aku duduk di kursi Panjang bawah pohon yang tidak jauh di depanku.

Aku masih tidak menyangka ini akan terjadi padaku. Terserahlah orang mau berpikir aku terlalu lebay, atau terlalu berlebihan padahal aku belum menjalin hubungan dengan Alvin. Tapi aku tidak peduli. Aku Cuma merasa kecewa dengan Lisa dan Alvin.
coba kalian pikir, apakah aku masih baik baik saja saat orang yang membuat aku nyaman, perhatian dan mungkin aku sudah mulai suka dengannya, tapi tiba tiba malah menjalin hubungan dengan sahabatmu sendiri. Orang yang bahkan paling mendukungmu dengannya.

Jadi selama kami dekat, Alvin hanya pura pura perhatian denganku? Dan Lisa? Jadi sebenarnya dia yang menyukai Alvin? Jika dia memang menyukai Alvin, untuk apa dia mendukungku dekat dengan Alvin selama ini. Bahkan aku sering curhat kepada Lisa tentang Alvin.

Dan yang lebih mengejutkan nya lagi, Lisa bahkan seakan tidak merasa bersalah telah berpacaran dengan Alvin. Tapi tunggu? Untuk apa juga Lisa harus merasa bersalah? Entahlah aku jadi bingung. Sebenarnya siapa yang salah disini?
Lisa kah yang menerima Alvin untuk menjadi kekasihnya padahal dia orang yang membuat kami dekat. Atau Alvin yang hanya pura pura mendekatiku, dan ketika Lisa putus dari pacarnya, oh maksudku mantan karena sekarang pacar Lisa adalah Alvin. Alvin malah menembak Lisa? Atau justru yang salah aku? Karna terlalu berharap dengan Alvin padahal Alvin memang tidak menyukaiku.

Tring

Tiba tiba handphone di saku bajuku berbunyi tanda ada pesan dari whatshapp. Setelah aku liat ternyata dari Rafael.

Rafael
Fi?

Me
Kenapa?

Rafael
Abis pulang nanti ada acara atau kegiatan gak? Ngopi yuk?

Tumben Rafael ngajak ketemuan. Apa ada yang penting ya? Atau ini menyangkut Lisa? Ah aku belum memberi tau ya kalau Rafael ini mantan pacar dari Lisa, meraka putus bebera minggu yang lalu. Aku dan Rafael memang cukup dekat, tapi dalam artian teman. Karena kami cukup nyambung jika mengobrol dan kami mempunyai hobby yang sama, yaitu musik.

Me
Kayanya engga, boleh tapi di teraktirkan?

Rafael
Okee, di caffe Janji Raga ya.

Mau dijemput atau langsung ketemu di cafe?

Me
Okee

Ngga usah langsung ke cafe aja deh

Rafael
Oke, see you

Tak lama aku mendengar suara bel berbunyi pertanda jam istirahat sudah habis. Aku bergegas kearah kelas.

***

Hai semua!!!

ini cerita pertama aku, maaf banget kalo masih ada yang typo karna emang masih amatir banget dalam hal menulis😂

semoga bisa baik lagi

ohiya... jangan lupa di VOTE ya!!

see you guys

Non Come Previsto (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang