魏无羡 (Wei Wuxian)

1K 109 1
                                    

Sudah saatnya makan malam, mereka makan bersama tanpa ada suara obrolan didalam ruang makan. Selain karna tata krama yang sudah diajarkan mereka lebih tidak ingin Lan Zhan mengico mulut mereka dengan mentra ke heningan dan tidak akan bisa maka. Didalam keheningan ruang makan mereka semua mendengar suara seruling yang tidak asing. Lan Zhan menjadi orang pertama yang pergi meningalkan ruang makan menuju asal suara seruling diikuti oleh yang lain.

"Wei Ying"ucap Lan Zhan menatap lelaki dengan seruling hitam bersandar disalah satu pohon dengan dua botol arak dipingangnya.

"Tuan muda Wei"ucap Wen Ning dengan mata berbinar.

"Paman Weiiii"ucap Jin Ling dan Sizhui berbarengan.

"Anak nakal. turun dari pohon"omel Jiang Chang sambil meletakan tanganya dipingang seperti orang marah.

Wei Wuxian turun dari pohon dengan muka cemberut karena omelan Jiang Chang "Aku baru saja datang. kenapa marah seperti itu?"ucap Wei Wuxian memanyunkan bibirnya.

Jin Ling dan Sizhui berlari memeluk Wei Wuxian dengan seluruh tenaga mereka membuat Wei Wuxian hampir terjatuh, untung saja Lan Zhan berpindah menuju belakang tubuh Wei Wuzian untuk menahan tubuh Wei Wuxian agar tidak terjatuh.

"Kalian sudah besar"ucap Wei Wuxian sambil memeluk kembali dua lelaki muda didepanya.

"Wen Ning?"ucap Wei Wuxian bingung ada Wen Ning didalam sektenya.

"Ia Tuan muda"ucap Wen Ning.

"Aku bukan tuan muda mu lagi, kenapa kamu disini?"tanya Wei Wuxian melepas mereka berdua dan berjalan menuju Wen Ning meningalkan Lan Zhan yang masi dengan posisi awalnya.

"Aku membantu yang lain, setelah itu ikut makan disini"ucap Wen Ning memeluk Wei Wuxian dia sanggat rindu Tuan mudanya.

Zewu-Jun mengelengkan kepalanya karena melihat tingkah laku yang Lan Zhan laukan, Ia hanya diam tanpa suara melihat Wei Wuxian berpelukan dengan Wen Ning.

"Cukup ayo kita makan"ucap Jiang Cheng menarik Wei Wuxian dengan menjepit kepala Wei Wuxian ditangannya membuat Wei Wuxian berontak karena ia tidak bisa berjalan dengan banar dengan hempitan tangan Jiang Cheng.

Mereka semua sudah kembali kedalam ruang makan, Suasana ruang makan menjadi hidup karena kehadiran Wei Wuxian. Namun Lan Zhan sama sekali tidak mengeluarkan mantra keheningan kepada Wei Wuxian yang sudah melangar peraturan gusu lan.

"Tuan Wei ada yang harus kita bicarakan"ucap Zewu-Jun saat mereka sudah makan.

Wei Wuxian yang mengerti dengan ucapan Zewu-Jun ia segera mendekati Zewu-Jun sembari memainkan seruling ditanganya dengan senyum manis kepada Lan Zhan. "Ada monster gurita mengangu danau teratai. kita tidak bisa membunuhnya"ucap Zewu-Jun.

Tatapan Wei Wuxian seketika berubah menjadi tajam dan senyuman manisnya hilang saat mendengar perkataan Zewu-Jun. "Hanya Tuan Muda Wei yang dapat mengalahkan monster itu" ucap Zweu-Jun melanjutkan ucapanya. 

"Sepertinya aku kembali diwaktu yang tepat, kumpulkan tenaga terlebih dahulu esok kita mulai perburuan itu"ucap Wei Wuxian kembali duduk dibatang pohon dan meminum araknya.

"Paman Wei ayo kita jalan-jalan dipasar dermaga. ini sudah malam dan sangat indah"ucap Jin Ling dibawah pohon tempat Wei Wuxian duduk. 

"Tunggu sebentar aku lelah"ucap Wei Wuxian memejamkan matanya.

"Aku ikut"ucap Sizhui ikut menunggu Wei Wuxian dibawah pohon dan disusul oleh Jingyi, Terjadilah ketiga pemuda itu duduk menatap Wei Wuxian yang bersantai diatas pohon.

"Lan Zhan"ucap Wei Wuxian karena sudah lelah menunggu Lan Zha mengeluarkan suaranya.

"Lan Zhan kau tidak merindukan ku?"tanya Wei Wuxian diatas pohon dengan tatapan sedih kepada Lan Zhan yang hanya berdiri dengan tatapan datar kepadanya.

"Ah percuma. kau selalu menghiraukanku"ucap Wei Wuxian mengibaskan rambutnya, "Ah-Yuan, Jin Ling, Jingyi, Wen Ning Ayo kita jalan"ucap Wei Wuxian karena tidak dapat balasan dari Lan Zhan.

"Hanguang-Jun ayo ikut"bujuk Sizhui memutar badanya untuk melihat Lan Zhan.

"Biarkan saja Ah-Yuan, Lan Zhan tidak ingin ikut. dia tidak merindukanku seperti kalian"ucap Wei Wuxian menyilangkan tanganya menunggu Sizhui pergi.

Sizhui tiba-tiba memeluk dan duduk di kaki Lan Zhan seperti yang dia lakukan saat pertama kali bertemu Lan Zhan dipasar dan menangis keras. "Ah-Yuannn... umurmu sudah dewasa. tapi masih melakukan hal itu, biarkan Lan Zhan istirahat untuk besok."ucap Wei Wuxian yang malas melihat Lan Zhan.

"Ayo"ucap Lan Zhan membuat Sizhui melepas pelukanya dan menarik Lan Zhan menuju Wei Wuxian.

"Berahti-hatilah, jangan terlalu malam kita harus bersiap untuk besok"ucap Zewu-Jun.

Lan Zhan dan Wei Wuxian berjalan dibelakang sementara Ah-Yuan, Jin Ling, Jingyi dan Wen Ning memimpin jalan, Wen Ning sudah tidak setakut dulu untuk berbaur dengan masyarakat ia sudah terbisa selama 3 bulan ini.

"Kau mengabaikan ku Lan Zhan"ucap Wei Wuxian dengan nada sedih dan menyilangkan tanganya di depan dada.

Lan Zhan tersenyum tipis karena perilaku Wei Wuxian, ia amat sangat rindu lelaki manis didepanya tapi dia bingung harus bertindak seperti apa, sungguh tidak mungkin ia  akan memeluk Wei Wuxian seperti empat orang dihadapannya yang berhenti karena melihat permen gula aren. 

"Tuan muda kau ingin?"tanya Wen Ning mengarahkan permen berbentuk kelinci.

"Tidak, aku masih kenyang"tolak Wei Wuxian.

Kemanapun mereka berjalan para warga akan memberi hormat karena mereka semua menghormati para  kultivator yang sudah berjasa, walau disana terdapat  Yi Ling Lao zu mereka tetap memberi hormat karena kebenaran tentang kejahatan ya selama ini tertuju pada Yi Ling Lao Zu hanya sebuah adu domba yang dilakukan Jing Guangyao.

"Lan Zhan"ucap Wei Wuxian menarik baju Lan Zhan membuatnya berhenti berjalan.

"Pilih yang kau suka"ucap Wei Wuxian menunjuk liontin giok disalah satu  kedai.

Lan Zhan tidak menunjukan ekspresi selain datar, tapi ia memahami bahwa Lan Zhan bingung dengan ucapannya. "Pilih satu yang kau suka. aku akan membelikanya"ucap Wei Wuxian ikut memilih untuk dirinya.

"Berkah untuk Tetua Yiling dan Dewa pengawas. Kalian akan berjodoh"ucap penjual saat melihat dua giok yang Lan Zhan dan Wei Wuxia pilih.

"Apa yang bapa ucapkan?"tanya Wei Wuxian.

"Giok yang tuan pilih melambangi yinyang dan perlindungan yang selau tuan dapatkan dimanapun tuan berada. Tetua Yiling dan Dewa pengawas akan selalu bersama untuk melindungi dunia "ucap penjual itu sambil membungkus giok merah hitam milik Wei Wuxian dan biru putih milik Lan Zhan.



王肖 ( Wang Xiao )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang