Bab 11

817 59 9
                                    

Annyeonghaseyo ❤️
Kembali lagi dengan author amatir. Udah lama gak up dikarenakan sedang masa sibuk.
Semoga kalian masih suka dan bisa menghargai dengan cara vote dan komen.
Happy reading ❤️




SR Entertainment.

Sudah banyak wartawan yang menunggu di gedung itu, menanti klarifikasi dari salah satu aktor yang saat ini tengah menjadi perbincangan hangat. Bukan hanya wartawan saja yang penasaran, namun penggemar Han juga merasakan hal yang sama.

Inilah yang Han takutkan sejak awal menjadi seorang publik figur. Awalnya ia sangat tidak ingin memasuki dunia entertainment, namun Kim Yuri memaksanya dan alhasil Han menuruti kata-kata Yuri. Dan Kim Yuri adalah orang yang selalu mendukung apapun keputusan Han, termasuk keputusan Han memeluk Islam. Padahal Kim Yuri sendiri masih setia dengan agama Budha.

Han yang berada di dalam mobil pun menatap miris wartawan yang akan siap menerkam dirinya. Ia sudah siap dengan semua resiko menjadi publik figur.

Han mengeluarkan handphone dan Segera menghubungi manager Choi, tidak mungkin Han keluar tanpa perlindungan, bisa-bisa habis dia.

Saat Han hendak membuka pintu mobil, Raline sudah berada didepan gedung itu bersama para wartawan dan yang lebih parahnya Raline tidak memakai perlindungan apapun, seperti contoh topi ataupun masker.

"Kenapa Raline berada disini?" Tanya Han kepada dirinya sendiri.

Seperti yang Han lihat, wartawan sepertinya tidak mengenali wajah Raline. Buktinya saja mereka semua cuek bebek. Yang masih jadi pertanyaan Han, apa yang akan Raline lakukan.

Karena ia tidak dapat mendengar suara diluar mobil, ia memutuskan untuk keluar dan menarik Raline.

Raline yang tiba-tiba ditarik Han pun malah menjerit membuat semua wartawan menyorot mereka menggunakan kamera yang sudah stand by dari tadi.

"Lepasin!" Tegas Raline.

Han tidak peduli, ia masih saja menarik Raline agar menjauh dari wartawan. Setelah mereka lolos, Raline pun menepis tangan Han secara kasar.

Aktris, aktor maupun penyanyi yang satu agensi dengan Han pun menatap mereka berdua dengan tatapan penuh tanda tanya.

"Kamu ngapain kesini?" Tanya Han sedikit berbisik.

"Suka-suka gue lah," jawab Raline dengan suara yang sedikit dibesarkan.

Han langsung membekap mulut Raline namun lagi-lagi ditepis.

"Mereka juga gak ngerti kita ngomong apa," ucap Raline acuh tak acuh.

"Tapi mereka menatap kita."

Raline tidak peduli dengan kata-kata Han, ia malah justru mengelilingi gedung agensi tersebut dengan santai. Han kali ini benar-benar tidak paham apa yang akan dilakukan Raline. Oleh sebab itu Han terus mengikuti kemana Raline berkeliling dan meninggalkan wartawan yang sedang berteriak minta klarifikasi.

Manager Choi langsung berlari dan menjelaskan semuanya kepada wartawan.

Raline masih saja berkeliling dan Han juga masih terus mengikuti.

"Oh jadi benar, kalau suami gue ini seorang aktor," ucap Raline sambil menatap sekeliling.

"Kamu sudah tau semuanya, lantas kenapa malah datang kesini?"

"Emang gak boleh?" Tanya Raline menatap Han tajam.

"Kamu tidak lihat, wartawan diluar tadi seperti apa?"

"Lihat, kok."

Han benar-benar dibuat frustasi dengan sikap Raline. Disaat-saat seperti ini malah wanita itu datang dengan santainya. Dan masih untung wartawan tidak mengenali wajah Raline.

Kesabaran Han sudah habis, ia menarik Raline menuju sebuah ruangan agar mereka tidak terus ditatap oleh orang-orang yang melintas.

"Kamu mau apa sebenarnya?" Tanya Han.

"Tidak ada, hanya saja bosan di rumah," jawab Raline dengan nada yang begitu santai.

Saat begitu Raline menyelesaikan perkataannya, pintu pun terbuka menampilkan Kim Yuri.

"Oppa? Dia siapa? Istrimu?" Tanya Kim Yuri penasaran, pasalnya Raline membelakangi dirinya.

"Eum, iya."

"Woahh, aku mau lihat dong."

Belum sempat Raline berbalik, Kim Yuri mendapat panggilan masuk dari managernya.

"Aku tinggal dulu ya."

Han hanya mengangguk dan bernafas lega.

"Kayaknya gue kenal deh sama suara perempuan tadi."

"Ah, tidak mungkin. Mungkin saja hanya mirip, suara orang Korea banyak sekali yang mirip," sanggah Han.

Raline tampak berpikir, "mungkin."

Niat Raline datang ke gedung ini adalah ingin memastikan apakah Han seorang aktor atau tidak, dan ya dia mendapatkan jawabannya.

Raline beranjak dari tempat duduknya.

"Mau kemana?"

"Pulang lah, mau ngapain lagi coba," jawabnya.

"Tidak bisa, diluar masih banyak sekali wartawan."

"Oh ayolah, gue tinggal bilang kalo gue istri pak Jin."

Han menggeleng cepat, "kamu bisa diserbu fans saya."

"Emangnya gue takut?"

Raline benar-benar gadis yang keras kepala, ia belum tahu saja bahwa fans seorang Han Yeon-jin itu seperti apa. Dulu sewaktu Han menjadi second lead, para fansnya selalu menjodohkan ia dengan gadis bernama Lee Sim-ah.

"Terserah kamu, saya masih banyak urusan."

Han meninggalkan Raline sendirian di ruangan itu, Raline sedikit agak takut sebenarnya karena ruangan ini tampak begitu asing. Akhirnya ia pun memutuskan keluar dan mencari Han, namun hasilnya nihil. Raline sudah berkeliling mencari pria itu namun tetap tidak ada.

Sampai akhirnya, laki-laki berpakaian formal mendatangi Raline. Dia adalah manager Choi.

"Han Yeon-jin sedang ada jadwal syuting, saya disuruh mengantarkan kamu untuk pulang," jelasnya.

Daripada ia pulang menggunakan bus, sebaiknya ia ikut saja.

Setelah sampai dikediaman Han, Raline merebahkan diri di sofa. Sambil berpikir bahwa semua yang ia jalani adalah mimpi. Bagaimana tidak? Ia harus ke Korea dan berjodoh dengan seorang publik figur. Rasanya gila, tapi itulah kenyataan yang harus Raline terima.

"Hah, bisa gila gue mikirin semua ini."

Siang ini cuaca cukup panas, jadi terpaksa Raline memilih untuk tidak keluar lagi, dan ia memutuskan untuk menonton film.

3 jam sudah berlalu dan sekarang hampir sore. Raline masih menatap layar laptop, ia sungguh tidak tahu lagi ingin melakukan apa. Han juga terkadang pulang larut malam, siapa yang tidak bosan setiap hari seperti ini. Kalau bisa memilih, Raline tidak ingin menikah dengan pria itu. Pria yang jauh dari kata humoris, romantis, malah Han termasuk pria yang begitu dingin. Seperti kulkas 3 pintu.

Karena saking lelahnya berpikir Raline tertidur pulas diatas laptopnya. Han yang pulang lebih awal pun menghela nafas berat melihat wanitanya tertidur seperti itu.

Walaupun terkadang menyebalkan, Han tetap menyayangi Raline. Meskipun mereka disatukan lewat perjodohan. Lain halnya dengan Raline yang masih belum bisa menerima kehadiran Han dalam hidupnya.

Imamku Seorang Aktor? [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang