Akhirnya update lagi huhu🙂
Maafkan author yang terlalu lama menggantung cerita ini. Dikarenakan pekerjaan yang menumpuk.
Semoga kalian suka.
Ditunggu komennya.
Happy reading ❤️Han dan Raline sudah menjalani bahtera rumah tangga selama 5 bulan, dan selama itu Raline masih belum menerima sepenuhnya kehadiran Han dalam hidupnya. Bahkan untuk tidur bersama pun ia masih enggan, hingga akhirnya Han sering tidur diluar kamar walaupun tidak setiap hari. Sungguh Raline tidak punya hati. Dan selama itu pula Han merahasiakan Raline dari hadapan publik.
Raline yang sudah bersiap-siap untuk pergi pun di hadang oleh Han.
"Mau kemana?" Tanya Han datar.
"Mau kemana juga bukan urusan Lo."
"Tentu urusan saya. Kamu istri saya, dan saya suami kamu," ucap Han penuh penekanan.
"Oh begitu ya, yaudah gue mau pergi," ucapnya acuh tak acuh.
Han tidak tinggal diam, ia tetap tidak mengizinkan Raline pergi begitu saja apalagi sendirian.
"Mending di rumah saja, buatkan saya makanan khas Indonesia," usul Han yang tentu saja tidak disetujui oleh Raline.
"Ogah," tolak wanita itu mentah-mentah.
"Yasudah, tapi jangan nangis kalau saya laporin ke bunda."
Sambil memanyunkan bibirnya Raline terus mengomel dalam hati. Han yang melihat reaksi istrinya tertawa kecil. Wanita itu paling takut jika bundanya tau bahwa ia bukan istri yang baik, karena bisa saja toko kosmetik miliknya diambil alih bundanya sendiri.
Raline mengambil posisi ternyaman untuk dirinya bersantai dan berkata, "gue gak pergi, tapi gue juga gak mau buatin Lo makanan."
"Saya belum ada makan."
Ucapan Han sontak membuat Raline mendengus panjang.
"Pesen aja kek."
"Tau kan makanan di Korea banyak mengandung babi," ucap Han.
"Astaga ini orang nyusahin gue mulu dah," gumam Raline.
"Saya dengar kamu ngomong apa."
"Iya gue buatin, puas?"
"Engga," jawab Han santai.
Raline pun berjalan menuju dapur dengan kaki diseret. Ia sangat sebal dengan laki-laki itu yang tidak lain adalah suaminya sendiri. Jika banyak wanita yang tergila-gila menikah dengan orang Korea, lain halnya dengan Raline.
"Awas aja ya Lo, gue buat mules," gumamnya.
Pagi ini Raline berniat untuk membuat nasi goreng saja, selain mudah makanan tersebut juga termasuk makanan favoritnya. Walaupun keterampilannya dalam memasak tidak terlalu baik, setidaknya masih dapat dimakan oleh manusia.
15 menit berlalu, nasi goreng pun telah siap untuk di santap, namun Raline memiliki Rancana licik. Setelah dihidangkan, Raline memberi bubuk cabai ke nasi goreng yang akan dimakan oleh Han. Sebelum makan ia sempat ke kamar mandi dan lupa piring mana yang ia beri bubuk cabai.
Han menyantap nasi goreng itu terlebih dahulu, Raline ingin melihat reaksi wajah Han saat kepedasan. Namun dari tadi tidak ada tanda-tanda Han kepedasan, apa laki-laki itu suka pedas? Batinnya. Ia pun mencoba untuk tidak tahu dan memakan makanan miliknya. Ternyata yang ia makan punya Han. Alhasil Raline mengambil minum dengan terburu-buru.
"Kenapa?" Tanya Han.
Karena takut ketahuan, Raline pun berbohong. "Kesedak sedikit."
Hah menganggukkan kepalanya dan lanjut makan dengan santai.
"Kualat gue," batin Raline.
Raline tidak melanjutkan makanannya dan memilih untuk bersantai. Namun, tiba-tiba saja terganggu oleh suara bel rumah.
"Astaga, siapa sih yang dateng pagi-pagi gini," omel Raline sambil berjalan menuju pintu.
Belum sempat ia memegang gagang pintu, Han lari untuk menahan Raline membuka pintu.
"Jangan sembarangan buka pintu, ini bukan di Indonesia," ucap Han.
"Berisik tau," bantah Raline.
Han buru-buru untuk mengecek rekaman cctv miliknya. Ia bernafas lega karena pihak agensi yang datang bukan wartawan ataupun fans. Tapi kenapa pagi-pagi mereka kesini, dan bukannya menghubungi melalui telepon saja.
"Jangan keluar, tetap disini saja, saya ada urusan sebentar," perintah Han.
"Hem."
Raline kembali bersantai dan tidak peduli dengan hal itu.
Han menundukkan kepala serta badannya sebagai tanda hormat. Ada beberapa orang disana, termasuk manager Choi.
"Ayo masuk dulu," tawar Han. Mereka pun masuk ke dalam rumah tersebut.
Raline yang tengah bersantai pun terkejut dengan kehadiran beberapa orang itu. Pasalnya bukan hanya 2 orang melainkan 5 orang. Ia ingin kabur tapi sudah ke tangkap basah, terpaksa ia memberi tanda hormat. Dan mau tidak mau ia harus menyiapkan beberapa makanan ringan serta minuman dingin.
"Ada apa ini, manager Choi?" Tanya Han kepada Choi.
"Ah, jadi begini, Han. Mereka dari acara televisi ingin mencari orang asing yang punya usaha di Gangnam ini. Jadi saya teringat istri kamu yang memiliki toko kosmetik yang cukup besar," jelas manager Choi.
Han mengangguk paham lantas bertanya, "terus?"
"Apakah kami boleh mengundang istri anda untuk ke acara tersebut? Ada beberapa hal yang akan kami tanyakan," sambung seseorang. Seseorang itu adalah produser acara tersebut.
"Saya tergantung istri saya," ucap Han.
Raline datang sambil membawa beberapa makanan ringan beserta minumannya.
"Silahkan dinikmati," ucap Raline seramah mungkin.
Mereka semua tersenyum. Raline mengambil posisi duduk disebelah Han, lantas ia berbisik, "ada apa?"
"Mereka ingin mengundang kamu ke sebuah acara televisi, mau?"
"Lah kok gue?" ucap Raline sedikit keras sehingga orang-orang yang berada disitu menatap Raline heran.
"Kenapa gue di undang?" Tanya Raline lagi.
"Nanti saya jelaskan, yang penting mau atau tidak?"
"Boleh deh," jawab Raline setelah agak lama berpikir.
Begitu Raline setuju, Han memberitahukan hal itu kepada mereka. Dan mereka pun tampak lega atas persetujuan wanita itu.
Bab kali ini kurang panjang ya?
Tenang, aku tetep usahain update walaupun banyak kerjaan.Kira-kira kenapa ya Raline diundang oleh mereka?
Tetep setia baca cerita ini ya❤️
Gamsahamnida❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Imamku Seorang Aktor? [On Going]
CasualeApa jadinya jika kamu tidak menyukai hal-hal yang berbau Korea tetapi kamu diharuskan ikut pindah oleh kedua orang tuamu, dan lantas dijodohkan dengan seorang aktor tampan? Itulah yang dirasakan oleh Raline Agatha Abraham. Dirinya sangat tidak suka...