"Terus lo tau apa yang gue lakuin ke tuh orang??!"
"Jaehyuk??!"
"Yoon Jaehyuk??!"
"Jamet-"
Dengan kesal Asahi menoleh ke arah sahabatnya yang sedari tadi hanya diam duduk menatap dirinya yang tidak berhenti mengoceh.
"Lo gue panggilin dari ta-gak usah sok melotot gitu!!"
Melihat sahabatnya itu lebih marah darinya membuat Asahi jadi bingung.
Bukankah dia harusnya yang marah karena sedari tadi tidak dijawab??!
"Kenapa sih? Kok malah lo yang marah sama gue?"
Dia benar-benar bingung melihat sahabatnya yang kini tengah cemberut kesal, bahkan tidak mau menatapnya.
Apa salahnya? Kenapa dia tidak menjawab pertanyaannya sedari tadi.
Tunggu, tidak menjawab?
"YA AMPUN!!! LUPA GUE!!!!!"
Dengan panik Asahi memeluk sahabatnya itu -Jaehyuk- sementara yang dipeluk hanya bisa pasrah.
"Gue lupa kalo lo gak bisa denger dan jawab gue, maaf ya.."
Kenapa dia bisa sampai lupa kalau sahabatnya ini tuli dan bisu?
Tentu saja dia tidak akan mendengar perkataannya atau bahkan menjawab pertanyaannya.
"Maaf.."
Jaehyuk benar-benar tidak mendengar apa yang Asahi bicarakan tapi dia yakin saat ini sahabatnya itu tengah merasa bersalah karena bercerita padanya, mengoceh selama tiga jam penuh tanpa menggunakan bahasa isyarat, membuatnya hanya bisa diam sambil menyerit bingung, menerka apa yang dikatakan olehnya.
Dia pun memakai bahasa isyarat pada Asahi.
'Tidak apa-apa, ini bukan salah kamu. Kamu tadi sangat marah, jadi wajar kalau lupa..'
Mengerti apa yang Jaehyuk ingin sampaikan membuat Asahi senang. Dia kembali memeluk erat sahabatnya itu dan berbisik lirih.
"Nanti kalo lo ulang tahun gue kasih hadiah alat bantu denger!! Jadi lo bisa denger suara gue!!"
Walau tau Jaehyuk tidak akan pernah bisa mendengar perkataannya itu, tapi dia benar-benar berjanji dalam hatinya bahwa dia akan menepati perkataannya.
Itu pasti.
"Kamu kerja lagi?? Sepagi ini??!"
"Iya.."
"Tapi-"
Yoshi menghela napas, mustahil melarang adiknya itu berhenti bekerja.
Memang ekonomi mereka kurang, tapi dia tetap tidak mau adiknya itu bekerja, cukup dia saja yang bekerja, jangan adiknya.
"Kakak jangan khawatir.."
Sekali lagi, Yoshi hanya bisa menghela napas, pasrah dengan adiknya.
"Kamu beneran mau beli alat bantu pendengaran buat Jaehyuk?"
"Iya dong!!"
"Udah kekumpul uangnya?"
"Dikit lagi sih, mungkin ini pekerjaan terakhir yang aku ambil.."
Yoshi mengangguk.
"Emangnya kamu mau ngomong apa sih, sampe bela-belain pengen banget Jaehyuk denger??! Kamu bisa komunikasi pake bahasa isyarat 'kan sama dia?"