Kali ini balik lagi sama IshaIsh7 semoga kalian suka, selamat membaca :)
Yedam membuka matanya perlahan begitu mendapati cahaya matahari mengintip lewat sela tirainya yang tidak begitu rapat.
Berusaha membiasakan diri dengan sinar tersebut, tangannya perlahan meraba bagian kasur di sampingnya yang kini kosong namun masih terasa hangat, membuatnya tahu kalau orang yang sebelumnya tidur di sampingnya belum lama pergi.
"Hoaaammm.."
Dia bangkit duduk sambil sesekali menguap, mengumpulkan kesadaran sambil melihat ke sekeliling kamar, mencari keberadaan orang yang seharusnya masih memeluknya saat ini.
"Dobby?"
Panggilan yang dia lontarkan tidak dijawab, membuat Yedam terpaksa berpisah dari kasur dan berjalan keluar dari kamarnya, tentunya setelah membuka tirai dan jendela kamarnya, membiarkan bau petrichor menyeruak masuk mengingat semalam hujan turun cukup lebat.
Tangannya membuka kenop pintu dan dia langsung berjalan keluar dari kamar, masih dengan mengenakan piyama dan rambut yang berantakan, Yedam berjalan ke arah dapur.
"Princess udah bangun?"
Mendengar panggilan itu membuatnya tersenyum sambil menatap pemuda lain yang kini berada di dapur dengan memakai celemek, tampak akan memasak.
Namun, alih-alih memasak, pemuda itu malah berjalan menghampirinya dan mendaratkan kecupan singkat di keningnya.
"Good morning love.."
"Good morning.."
Yedam tersenyum senang, membiarkan pemuda itu menghujani wajahnya dengan ciuman penuh cinta, membuatnya senang bukan main.
"Udah Dobby, bau!!"
"Bau??!"
Pemuda yang dipanggil Dobby itu menyerit bingung. Dia kembali menghujani Yedam dengan ciuman.
"Wangi gini dibilang bau??!"
Yedam tertawa sementara pemuda yang kita panggil saja Doyoung -Dobby itu khusus untuk Yedam- kini masih menghujani kekasihnya itu dengan ciuman, gemas sekali.
"Kamu mau masak?"
Doyoung menghentikan kegiatan memberikan ciuman selamat pagi untuk kekasihnya itu. Dia menatap Yedam dengan cengiran manis, memperlihatkan gigi kelincinya yang lucu.
"Aku mau masak buat kamu, tapi kayaknya bakal gak jadi deh.."
"Kenapa? Masakan apapun itu aku pasti makan kok selama kamu yang buat.."
Yedam tahu benar bahwa kekasihnya itu tidak bisa memasak, tapi selama itu Doyoung yang membuatnya, dia akan dengan senang hati memakannya.
"Sekarang kamu udah pinter gombal ya?"
Dengan gemas Doyoung kembali mencium kedua pipi kekasihnya itu.
"Ih, Dobby udah!!"
Yedam menjauhkan wajah kekasihnya itu darinya sambil mencubit pipi Doyoung, membuatnya terpaksa menghentikan ciumannya.
"Kita jalan-jalan yuk?"
"Jalan-jalan? Kenapa?"
Mendengar ajakan sang kekasih membuat Yedam menyerit bingung. Biasanya di hari libur seperti ini mereka hanya akan cuddle sampai sore dan menghabiskan malam dengan menonton film bersama sebelum besok kembali menjalani rutinitas bekerja mengingat betapa sibuknya kekasih yang berprofesi sebagai dokter tersebut.