Ancaman

93 23 3
                                    

'Haruskah aku menyerah dan membiarkan Hwang Minhyun membahagiakan Eunji?'




"Lee Minhyuk! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah mematung disana dan tidak menyeragamkan gerakanmu sesuai yang kita pelajari kemarin?!"

Gertakan panjang memenuhi studio tari yang berisikan sepuluh orang trainee bersama seorang guru yang berdiri di depan.

Yang dipanggil pun langsung tersadar dari lamunan panjangnya. Dengan wajah pucat, Minhyuk langsung meminta maaf seraya membungkuk pada sang pelatih dan teman-temannya.

"M-Maafkan aku, tadi malam aku tidak bisa tidur. Akibatnya sejak pagi tadi badanku jadi kurang fit," alasannya tanpa berani memandang wajah yang lain.

Ada keheningan selama sepersekian detik sebelum salah seorang dari trainee buka suara. "Pelatih Han, sebaiknya biarkan dia beristirahat dulu dan memulihkan tenaganya."

Minhyuk pun akhirnya mengangkat sedikit kepala untuk mendapati Lee Hoseok yang berdiri didepannya, yang rupanya memberi usulan tersebut.

"Aku juga setuju. Kalau dipaksakan pun nanti malah mengacaukan yang lain," kali ini seorang pemuda berpostur paling pendek diantara yang lain ikut memberi pendapat. Yoo Kihyun yang berada disamping kiri Minhyuk, kini menatapnya sambil mengulas senyum.

Pelatih Han terdiam sesaat sebelum akhirnya memberi break pada seluruh trainee. "Baiklah, kita cukupkan saja sesi pertama hari ini. Kita lanjutkan lagi nanti jam tiga sore. Lee Minhyuk, kau sebaiknya beristirahat sebentar dan aku tak mau kau mengacau lagi. Paham?"

Minhyuk pun mengangguk dan latihan menari mereka dibubarkan. Satu per satu para trainee meninggalkan ruangan. Salah seorang dari mereka yang bernama Hyunwoo sempat menghampiri Minhyuk. 

"Kembalilah ke kamarmu sekarang dan manfaatkan waktu untuk istirahat. Nanti akan kuminta Jooheon membangunkanmu," ucapnya seraya menepuk pundak kawannya.

"Terimakasih hyung," balas Minhyuk sebelum pemuda berpostur tinggi kekar itu lebih dulu meninggalkan ruangan.

Dengan wajah masih ditekuk, Minhyuk pun berjalan lunglai menuju ke kamarnya. Setelah menjelajah waktu tadi malam, pikirannya terasa begitu kacau.

Lee Minhyuk merasa dilema karena mengetahui alasan di balik pernikahan mendadak antara Eunji dan Hwang Minhyun.

'Eunji tentu saja tidak punya pilihan lain supaya paman Jung bisa tetap hidup, begitu juga dengan kelangsungan perusahaan mereka. Akupun tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya,' sesal Minhyuk dalam hati.

Ia sempat menghela nafas panjang saat tiba didepan kamarnya sebelum mendorong pelan pintu berwarna putih.

Ruangan yang ukurannya lebih kecil dari kamar tidurnya dirumah tersebut terlihat begitu sepi. Minhyuk yakin pasti Jooheon sedang mengobrol ataupun berlatih dengan teman lain, terlebih tadi ia menjadi penyebab kacaunya sesi latihan pertama mereka.

"Semoga saja mereka tidak sedang bergunjing tentangku," desahnya seraya memanjat ke atas ranjang susun.

Baru saja Minhyuk ingin merebahkan tubuh, ponsel yang ia taruh di samping bantalnya berbunyi. Ia pun mengambilnya untuk membaca isi pesan baru yang sampai di benda elektronik miliknya itu. 

Bibir tipis kemerahan miliknya langsung membentuk sebuah senyuman tatkala mendapatkan nama Jung Eunji di layar yang memancarkan sinar biru itu.

Maaf, semalam aku ketiduran saat akan membalas pesanmu. Semangat untuk latihan dance-nya. Kau pasti debut tahun ini!

Seketika itu juga, keraguan yang sempat menghantui Minhyuk perlahan sirna. Diambilnya arloji ajaib yang ia sembunyikan di bawah bantal yang setiap hari ditidurinya selama di asrama.

One More Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang