Minhyuk menjejakkan kaki di lantai rumah yang jadi sedikit basah karena sepatunya sepanjang jalan harus menginjak genangan air. Hujan deras yang mengguyur kota Seoul malam itu memang belum menunjukkan akan segera berhenti.
Didorongnya pintu masuk rumah keluarganya yang tak begitu besar untuk menemukan lampu di ruangan utama telah semua padam. Minhyuk tahu kalau anggota keluarganya sudah tidur di kamar mereka masing-masing.
Setelah memastikan gerbang dan pintu terkunci, pemuda yang memasang wajah lelah itu berjalan gontai menuju kamarnya sendiri. Tidak langsung mengganti pakaiannya yang basah di beberapa bagian karena payung yang dipakai tidak bisa sepenuhnya menahan guyuran derasnya hujan yang turun, Minhyuk malah memilih duduk di atas tempat tidur.
Hanya ditemani sinar lampu temaram, sorot matanya benar-benar memancarkan kesedihan setelah mengingat bagaimana pertemuannya dengan Eunji tadi tidak membuahkan hasil. Ia bahkan sampai lupa memberitahu gadis itu kalau ia akan mengikuti survival show yang artinya kesempatan untuk debut sebagai member boyband yang selama ini diimpikannya akan semakin dekat.
Suara gemuruh terdengar riuh di luar, membuat fokus Minhyuk teralihkan. Ia pun bangkit dari tempat tidurnya untuk menutup tirai kamarnya sebelum membuka sweater dan T-shirt yang semula membungkus tubuhnya dan meletakkannya sembarang di lantai. Tiba-tiba Minhyuk mengingat tentang jam tangan yang masih ada di dalam tas ransel miliknya. Jam tangan yang mendadak mengeluarkan cahaya kemerahan saat ia berada di rumah Eunji tadi.
Minhyuk membuka risleting backpack yang sudah ditaruhnya di meja samping ranjang untuk mencari barang mewah tersebut. Diamatinya sekali lagi dengan seksama dan tidak ada yang aneh. Seperti jam analog pada umumnya, jarum detiknya berputar dan tertera juga tanggal hari ini di dalamnya.
"Tadi itu cahaya apa ya?" gumam Minhyuk sembari memandang lekat jam yang ada di genggaman. "Apa aku berdelusi saja?"
Tanpa sadar, mulutnya menguap. Minhyuk merasa mengantuk namun ia ingat kalau banyak barang-barang yang harus ia bawa untuk persiapan karantina selama ia mengikuti survival show itu selama 30 hari lamanya itupun kalau ia akhirnya lolos.
Ia pun melupakan kejanggalan yang sempat mengganggu pikirannya tadi dan memasukkan kembali jam tangan itu ke dalam tas, sebelum ia memakai bajunya dan mempersiapkan segala kebutuhan yang akan dibawa besok.
***
Sinar mentari pagi telah menyapa lewat jendela kaca yang tirainya telah dibuka oleh seorang gadis yang telah mengikat rambutnya seperti ekor kuda. Eunji memang lebih dulu telah mencuci muka dan menggosok giginya sebelum melangkahkan kaki keluar dari dalam kamar yang telah ditidurinya selama hampir enam jam lamanya, bahkan mungkin kurang.
Karena kejadian semalam, tidak mungkin mengharapkan ia bisa tidur dengan nyenyak. Kekalutan hatinya atas perasaan cinta yang harus kandas di tengah jalan, telah menyita waktu istirahatnya yang berharga.
KAMU SEDANG MEMBACA
One More Chance
RomanceAndai waktu bisa diputar kembali, ku takkan melepaskan genggaman tanganmu, takkan membiarkanmu pergi bersamanya. Ranking #1 in monstax