Masih Mencintaimu

109 26 10
                                    

"Kau... sedang apa disini?"

Mencoba memecah keheningan, Eunji pun buka suara. Berbeda dari sebelumnya, ia berusaha tidak menatap manik kehitaman milik pria yang berdiri dalam jarak kurang dari lima meter darinya.

Lee Minhyuk yang semula duduk di ruang tamu keluarga Jung pun berjalan dua langkah lebih dekat.

"Aku..." berpikir sejenak sambil menelan ludah, pemuda berambut blonde itu menjawab. "... merindukanmu."

Mata Eunji dipaksa untuk melebar sebelum memandangi paras tampan lelaki di hadapannya. Ditatapnya dalam sepasang mata sendu itu, untuk menemukan bahwa ia tidak sedang berbohong.

'Akupun sangat merindukanmu,' jeritnya di dalam hati, namun tak mungkin ia sampaikan karena statusnya saat ini sudah tidak memungkinkan lagi.

"Terimakasih karena sudah mau membantu menjaga rumah. Eomma tadi bilang kalau ia langsung pergi ke rumah bibi setelah makan malam denganmu," Eunji segera merubah topik pembicaraan dengan melangkahkan kaki ke dapur, mengambil gelas dan menuangkan air putih ke dalamnya.

Sementara Minhyuk masih belum bergeming dari tempatnya.

"Kau mau minum?" Tawar Eunji sebelum menenggak miliknya. Sebenarnya dia sedang tidak haus, namun ia harus melakukan sesuatu untuk menutupi kecanggungan.

Minhyuk menghela nafas sebelum mendekati gadis yang telah menaruh gelas kotor di tempat cuci piring.

Diraihnya pergelangan tangan Eunji hingga membuat gadis berpostur mungil itu kini mau tak mau berhadapan dengan dirinya dalam jarak yang sangat dekat.

Deg!

Jantungnya mulai memompa darah lebih cepat. Membuat debaran kencang sekaligus kedua pipinya merona kemerahan.

Mencium aroma parfum musk familiar ini kembali di hidungnya sekaligus membiarkan nafas pemuda itu mengenai kulit wajahnya, membuai kerinduan yang selama ini dipendam Eunji di relung hati terdalam.

"Kenapa kau lakukan ini padaku?" Sorot mata sendu itu kini berubah tajam. Namun ia bisa pun bisa melihat kesedihan juga bercampur di dalamnya.

Tak mau terlihat lemah, Eunji ikut memberi tatapan tak kalah tajam. "Aku sudah bilang padamu, aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan kita lagi. Apa belum cukup jelas?"

"Tapi tidak begini caranya!"

Gadis itupun terkesiap karena itulah kali pertama seorang Lee Minhyuk berbicara dengan nada tinggi kepadanya.

Tapi, ia mengerti. Lelaki yang dikenalnya sejak kanak-kanak itu pasti kini sangat membencinya. Wajar, dan memang itu yang dia inginkan.

"Memang beginilah akhirnya. Kau harus menerimanya, Lee Minhyuk," Eunji menepis tangan pemuda itu dari membelenggu pergelangannya sebelum berjalan melewatinya.

Baru beberapa langkah, ia harus berhenti karena pertanyaan yang terlontar dari mulut Minhyuk terdengar mengganggu.

"Kenapa harus Hwang Minhyun? Kenapa dia?" Tanyanya dengan nada berubah getir. "Apa karena selama ini kau diam-diam memendam perasaan spesial kepadanya? Atau murni karena kekayaannya yang bisa menyelamatkan bisnis keluargamu?"

Eunji menggigit bibir bawahnya karena dilema menghampiri hatinya. Haruskah ia mengatakan yang sebenarnya? Atau malah melontarkan kebohongan lainnya? Toh kisah percintaannya harus berakhir karena kurang dari dua minggu, pernikahannya dengan Hwang Minhyun akan terjadi.

"Jawab aku. Kenapa kau diam?" seakan tidak bisa menahan kesabaran lagi, Minhyuk kembali berjalan mendekat dan mencengkram lengan Eunji hingga membuatnya membalikkan badan.

One More Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang