Bab 3
Psikopat KecilWhen they can't find anything wrong with you,
they create it.***
SUATU kali, Arjuna pernah bercerita pada Sofia tentang teman perempuannya yang aneh. Anak perempuan berambut hitam panjang, dengan poni yang menutupi dahinya. Tiap ke sekolah selalu memakai bandana berwarna merah muda. Wajahnya cantik dan mempunyai lesung pipit. Menurut Sofia, anak itu jauh dari kata aneh yang dimaksud Arjuna.
Arjuna mempunyai kebiasaan dia akan pergi ke area belakang sekolah saat jam istirahat tiba. Sebuah taman dengan banyaknya petak-petak bunga tulip, beberapa bangku panjang, serta permainan anak-anak. Arjuna tidak sendiri, karena banyak anak lain juga bermain di sana. Termasuk anak perempuan yang biasa dipanggil Bianca. Hari itu, ia sedang berdiri di depan sebuah ayunan, entah sedang melakukan apa.
Biasanya Arjuna tidak akan peduli dengan apa yang dilakukan Bianca. Ia memilih makan bekal dengan tenang tanpa ingin terusik oleh siapapun. Tetapi kali ini, ia tidak bisa mengabaikan Bianca yang sedang berjongkok dengan sebuah batu berukuran sedang di tangannya. Dalam sekejap, anak-anak berkerumun mengelilingi Bianca dengan pandangan terheran-heran.
Arjuna ikut mendekat, menatap Bianca yang tampak tenang sementara anak-anak lain mulai menjerit ketakutan melihat rok Bianca yang berlumuran cairan berwarna merah. Cairan yang sama juga terdapat pada batu yang digenggam Bianca. Di depannya, seekor burung kecil tergeletak tak berdaya. Kepalanya mengeluarkan darah, dan paruhnya patah terbelah menjadi dua.
Bukan hanya sekali hal itu terjadi. Melainkan nyaris di tiap jam istirahat. Bianca selalu berakhir dibawa oleh guru menuju ke ruang kepala sekolah.
"Juna, dengar!" Sofia memegang pundak Arjuna. "Kau harus menjauhi Bianca, mengerti?" Mereka sedang berada dalam perjalanan pulang usai makan siang di kedai dekat sekolah Arjuna ketika ia menceritakan tentang teman sekolahnya.
Arjuna mengangguk. "Aku juga tidak tertarik untuk berteman dengannya."
"Bagus."
"Tapi, kak, menurutmu apa Bianca yang melakukan itu? Kalau memang iya, kenapa dia melakukannya?" Raut wajah Arjuna menunjukkan rasa penasaran yang tinggi.
"Arjuna, terkadang ada beberapa hal yang belum saatnya kamu tahu. Jadi, jangan menanyakan hal itu. Cukup dengarkan apa kata kakak. Mengerti?"
"Mengerti."
***
Hari ini, sekolah Arjuna mengadakan kunjungan wisata ke kebun binatang. Pagi-pagi sekali, ia sudah bersiap mengenakan kaos putih dengan luaran jaket denim hitam, celana jeans hitam serta topi baseball. Bus yang akan mereka tumpangi akan berangkat pukul 7 tepat.
"Ingat untuk tidak membuat masalah di tempat umum," nasehat Sofia seraya merapikan pakaian Arjuna.
"Aku mana pernah membuat masalah," balas Arjuna membuat Sofia terkekeh kecil.
"Baiklah. Ayo kita berangkat!"
Bus besar yang akan mengangkut rombongan sekolah itu sudah terlihat di halaman sekolah. Seorang wanita muda dengan dress warna abu-abunya berdiri di depan dengan membawa daftar nama murid.
Wanita itu melihat Sofia. "Hai, Sofia!" Sapanya.
"Hai, Chelsea." Sofia dan Arjuna mendekati wanita bernama Chelsea. Usia Chelsea hanya terpaut 2 tahun dari Sofia. Mereka berkenalan saat Sofia mendaftarkan Arjuna sekolah. Dan menjadi dekat sejak Chelsea mengajak Sofia makan bersama di apartemennya. Mereka membicarakan banyak hal, salah satunya perkembangan Arjuna di sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/260035627-288-k665344.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHILD [TAMAT]
Gizem / Gerilim[OBSESSED Sequel] Mengisahkan tentang seorang anak kecil yang tidak diketahui asal-usulnya. Sofia menemukannya di depan apartemennya sedang menangis. Dan ia menamainya Arjuna, atau orang-orang biasa memanggilnya Juna. Hingga detik ini Sofia masih be...