Jennie dan Jisoo menggeleng ketika melihat Lisa yang tengah menonton salah satu video Cepat Menguasai Bahasa Mandarin. Anggota termuda mereka nampak bergitu semangat karena akan bertemu dengan salah satu anggota Dream di SBS Inkigayo untuk penampilan terakhir."Sudah melihat Jeno?" tanya Jisoo yang dijawab anggukan oleh Jennie.
"Saat di atas panggung dengan di luar panggung ternyata berbeda. Mungkin di atas panggung menyesuaikan dengan lagu dan tidak terlihat seperti you know lah anak kecil. Tetapi, ketika berada di luar panggung ya seperti kita dulu di usianya,"jelas Jennie.
Jisoo mengangguk setuju. "Kau harus tahu, Jen. Si Haechan itu suka sekali mengerjai para hyung-nya di NCT 127, tetapi dia dikerjain balik sama anggota Dream. Itu lucu sekali. Seperti menerima karma secara langsung gitu."
"Benarkah, Eonnie?" tanya Jennie.
"Humm .... kalau tidak salah anggotanya yang bernama Mark itu bilang anggota Dream sangat menakutkan dan pas aku lihat videonya lagi ternyata sebelum Haechan, si Mark lah sasaran utama untuk dikerjain oleh anggota Dream," kata Jisoo menjawab pertanyaan Jennie.
Jennie tampak berpikir. Mereka bukan salah satu dari pem-bully, kan ya?
"Tenang, Jennie. Mereka bukan melakukan perundungan. Biasalah anak-anak seusia mereka. Lagi pula Jeno, Jaemin dan Haechan itu tidak meneruskan sekolah mereka," kata Jisoo yang melihat raut wajah anggotanya itu.
"Mereka bertiga itu dari SOPA, tetapi seingatku ketika mereka bersekolah ada peraturan baru mengenai siswa yang seharusnya hadir untuk sekolah. Dan karena mereka bertiga sibuk dengan masa promosi dan latihan, akhirnya mereka keluar," jelas Jisoo ketika melihat kembali raut wajah Jennie. "Tapi aku tidak tahu alasan sebenarnya ya. Kau tahu sendiri berita itu ada yang diubah dengan dikasih bumbu-bumbu agar terlihat menarik."
Jennie mengangguk. "Kau benar, Eonnie. By the way, si Rosè belum keluar kamar? Ini kan sudah mau jam sepuluh."
"Mungkin dia teleponan dengan Jaemin sampai larut. Biasalah anak muda. Apalagi ini pertama kalinya kita satu promosi dengan Jaemin," kata Jisoo.
Tidak lama pintu kamar Rosé terbuka. Menampilkan rambut yang mekar layaknya singa dan tidak lupa menguap dengan mulut yang terbuka lebar, serta tangan yang direntangkan seakan tengah melakukan peregangan. Tangannya masuk ke dalam piyama hanya untuk menggaruk perut.
"Bisa-bisanya Jaemin suka sama modelan yang bangun pagi seperti ini. Kalau tahu, ilfeel kali ya si Jaemin." Jennie menggeleng melihat tingkah Rosé setiap paginya.
"Jangan lupa. Dia akan langsung ke dapur dan membuka lemari pindingin. Mengambil susu dan menuju meja makan untuk mengambil beberapa lembar roti, setelahnya selai," lanjut Jisoo yang melihat pergerakkan Rosè seperti apa yang dikatakannya barusan. Keduanya menggeleng.
Rosé datang dengan roti berisi selai di mulutnya dan juga beberapa potong roti di tangan kanannya beserta susu di tangan kirinya. Duduk di samping Jisoo dengan mengangkat kedua kakinya di atas sofa dan menekuknya.
"Eonnie membicarakan siapa?" tanya Rosé yang langsung kembali memakan rotinya.
"Jeno dan Haechan," jawan Jennie singkat. "Kau tidak telepon dengan Jaemin?" sindirnya kemudian.
"Tidak. Jaemin sedang bersepeda dengan Jeno. Hari ini jadwal mereka bersepeda pagi-pagi. Jadinya aku ditinggal selingkuh dengan calon namja chingu-mu itu, Eonnie," kata Rosé yang berpura-pura sedih.
"Calon namja chingu apanya? Kenalan resmi aja belum Rosé." Jennie memutar kedua matanya malas.
"Tunggu saja waktunya ya, Eonnie ku tersayang," balas Rosé.
"Haechan ikut bersepeda juga?" tanya Jisoo penasaran.
"Dia itu kalau kata Jaemin lebih milih tidur sampai siang. Mangkanya perutnya bulat seperti bayi. Tidak kotak-kotak seperti namja chingu-ku dan si Jeno," ucap Rosé sombong ketika menyebutkan namja chingu.
Jisoo tampak memasang wajah gemasnya. "Pasti fluffy dan empuk. Membayangkan saja jadi gemas. Apalagi pipinya itu duh. Kenapa aku jadi gemas seperti ini, ya?"
Mendengar itu, Rosé dan Jennie memasang wajah malas. Mengabaikan Jisoo seperti Lisa yang diabaikan karena tengah serius belajar bahasa Mandarin.
***
Jaemin tersenyum masuk ke dalam asrama Dream. Dilihatnya Haechan yang tengah duduk di depan televisi bersama Renjun. Sahabatnya itu masih marah perihal makanan yang seharusnya untuk Jennie, tetapi ia berikan kepada Jisoo.
Langkahnya menuju belakang Haechan dan menoel pipi pemuda itu. "Masih marah aja yang satu ini. Jeno aja udah enggak marah."
Haechan mendelik dan menepis tangan Jaemin. "Jeno kan dapat balasan. Sedangkan aku? Sama sekali tidak!" kesal Haechan yang masuk ke dalam kamarnya.
"Seperti anak gadis saja dia itu," kata Jeno menggeleng. "Padahal aku sama sekali tidak berharap mendapatkan balasan apapun."
"Nama juga Lee Donghyuck," balaa Renjun. "Apa kau tidak bisa mengatakan apa gitu ke Kak Jisoo biar dikirim bala—ada tamu?" tanya Renjun yang mendengar suara bel asrama. Ia lantas segera menuju ke depan pintu dan membukanya.
"Dengan Lee Donghyuck?" tanya seorang kurir yang terlihat dari salah satu bakery ternama di Korea Selatan.
"Bukan. Saya temannya. Biar saya yang terima, Ajushi," kata Renjun menerima bingkisan yang tsrlihat rapi itu. Ia segera menandatangani tanda terima dan mengucapkan terima kasih.
"HAECHAN! ADA PAKET DARI MU NIH! KIM DALGOM!" teriak Renjun yang masuk ke dalam.
"Dari siapa?" tanya Jeno penasaran. "Woaaaah. Itu bukannya toko kue yang terkenal itu?" katanya lagi yang diangguki oleh Renjun.
"Kim Dalgom sih yang kirim. Mungkin teman sekolahnya si Haechan," balas Renjun yang langsung menuju kamar Haechan. "Keluarlah. Ini ada kue dari temanmu yang bernama Kim Dalgom."
Renjun terus mengetuk pintu kamar Haechan dengan brutal hingga pintu terbuka menampilkan wajah kusut Haechan. Kusut karena kesal sejak tadi kemarin malam.
"Dari Kim Dalgom," kata Renjun memberikan kotak kue kepada Haechan. "Jangan lupa bagi-bagi. Jangan kayak Jeno, ngabisin macaron sendirian."
"Aku mendengarnya, Huang Renjun," teriak Jeno. "Aku kan hanya memakannya, karena Jennie sunbae membuatkan itu untukku."
"Karena Jennie sunbae membuatkan itu untukku," cibir Renjun yang langsung berbalik menuju ke tempat Jaemin dan Jeno.
Haechan masih tampak diam. "Kim Dalgom? Sepertinya aku tidak punya kenalan bernama itu."
Jaemin berjalan menuju Haechan. "Kata Roseanne-ku. Itu dari Jisoo Noona. Dia pakai nama anjingnya, biar enggak ketahuan media."
Haechan mengerjap. Senyumnya mengembang. "Hehehehe ... akan aku makan," katanya langsung menutup pintu kamar.
Jaemin mendecih. "Dasar anak-anak. Seperti mendapatkan cokelat di white day saja sebagai balasan di hari valentine," katanya kembali menuju ke tempat di mana Jeno dan Renjun berada.
"Jeno dapat. Haechan baru aja dapat. Aku? Yang dipaksa siapa, yang dapat siapa. Jujurnya tidak mengharapkannya, tapi kenapa ya?" katanya pelan, namun masih dpaat di dengar oleh Jeno dan Jaemin.
Jeno hanya diam tidak ingin menjawab. Sedangkan Jaemin hanya menghela napasnya. "Kau kan akan bertemu dengan Lisa Noona hari minggu besok. Lebih baguskan, langsung ketemu. Siapa tahu dapet langsung dari orangnya."
Jaemin berdiri. "Mau teleponan dulu sama Rosè. Bye-bye teman-temanku."
***
March 19th, 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Backstreet (Jaemin Rosé)
FanficStory Idol Life Jaemin NCT and Rosé Blackpink Hidup sebagai idol tidaklah mudah. Terlebih yang namanya kisah asmara. Hampir seluruh idol memiliki larangan akan pacaran. Tetapi, tidak banyak melanggarnya dengan menjalin hubungan secara diam-diam di b...