9. Pelukan Rindu dan Cinta

1.1K 169 42
                                    

Renjun memegang dadanya gugup. Sesekali melihat ke arau kaca untuk memperhatikan riasannya tidak luntur. Ini bukan pertama kalinya ia tampil di atas panggung hingga kinerja jantungnya lebih cepat, tetapi yang ia takuti adalah bertemu Lisa dengan riasan yang luntur. Sungguh bukan first impression yang baik menurut Renjun.

"Ingat. Jangan mendongak saat bertemu Lisa sumbae," kata Haechan pelan.

"Aku dan Lisa sunbae masih tinggian aku, Lee Donghyuck," bela Renjun. "Walaupun hanya selisih 4 centi, tapi aku masih lebih tinggi."

Haechan memasang wajah jahilnya, "Kalau lupa, akan aku ingatkan sesuatu untukmu, Huang Renjun. Itu tingginya kalau tidak menggunakan sepatu heels. Kalau Lisa sunbae memakai heels yang tingginya lebih dari 5 centi, dia lebih tinggi darimu."

Renjun mendelik tidak suka. Harus ia akui, bahwa dirinya adalah member terpendek, tapi Renjun tidak lah sendiri. Matanya melihat ke arah member tertua yang memiliki tinggi yang sama dengannya, Moon Taeil. Setidaknya aku memiliki teman.

"Aku akan menemanimu bertemu dengan Lisa sunbae," kata Haechan lagi dan membuat Renjun mengernyitkan keningnya.

"Hah? Mau ngapain?" tanya Renjun bingung. "Sudah ada Jaemin yang akan menemaniku. Dia itu cupid di sini."

Haechan tampak acuh. "Siapa tahu aku akan bertemu dengan Jisoo noona."

"Jisoo noona?" ulang Renjun. "Kau sedekat apa dengan Jisoo sunbae sampai memanggilnya dengan 'noona' bukan 'sunbae'?"

Tangan kanan Haechan terangkat. Menunjukkan jari telunjuk yang bergerak ke kanan dan ke kiri. "Ini biar aku tidak merasa canggung saat berbicara berdua dengan Jisoo noona."

Doyoung melihat kedua member termuda di unit 'From Home' dengan penuh tanya. Perasaanya sedikit tidak tenang melihat keduanya. Hanya berharap hanya ada satu Jaemin, tidak ada lagi anggota Dream yang berhubungan dengan member Blackpink. Jangan sampai, pikirnya.

***

Jisoo berjalan menuju Rosé. Tersenyum melihat perempuan kelahiran tahun 1997 itu. "Kulihat ada Haechan di unit 'From Home' tadi. Apa kau enggak mau mengajakku sekalian, Chaeyoung-ah?"

Mendengar permintaan dari yang lebih tua, Rosé hanya mengerjap. Ia sama sekali tidak tahu bila teman satu grup kekasihnya itu berada di unit yang sama dengan Renjun. Jaemin bahkan tidak memberitahunya.

Sejujurnya, Rosé hanya tahu formasi NCT Dream dan itu pun diberi tahu oleh sang kekasih. Anggota NCT lainnya yang ia ketahui hanya Jaehyun dan Winwin karena lahir di tahun yang sama. Rosé juga mengenal mereka karena berada di grup obrolan para artis kelahiran tahun 1997. Sisanya, ia hanya tahu Doyoung melalui MC JinJiDo dan perkenalan minggu lalu.

"Aku sih enggak masalah, Eonnie. Aku coba Jaemin untuk mengajak Haechan juga, ya."

Jisoo tersenyum senang. "Gomawo, Chaeyoung-ah."

Baru saja Rosé akan memakan camilan miliknya, Lisa sudah berdiri di depannya. "Sebaiknya aku menggunakan flat shoes atau tetap memakai sepatu ini?" tanya langsung.

"Memangnya enggak aneh kalau kau keluar dengan outfit ini memakai flat shoes? Jangan mengganti dengan apa pun. Itu akan menarik perhatian orang lain," kata Rosé memberi saran.

"Tapi, apa Renjun enggak akan malu atau risih kalau berdampingan denganku ketika aku memakai heels? Tinggiku dengannya hanya beberapa centi dan kalau aku memakai sepatu ini, yang ada tinggiku akan sama atau melebihi Renjun beberapa centi," ucap Lisa lesu.

Rosé menarik sang sahabat untuk duduk. Memegang kedua bahunya. "You must to be yourself, don't be anything what a people say and look. Kita akan tahu, apakah Renjun akan menerimamu atau tidak, Lisa."

Lisa mengangguk mengerti. "Gomawo, Chaeyoung-ah," katanya yang langsung memeluk tubuh Rosé.

Jennie yang melihat dari pantulan cermin hanya menggeleng. "Aku yang sudah pernah menjalin cinta saja enggak sampai seperti itu. Dan lagi, kenapa si Lee Jeno itu enggak ikut promosi, sih?!" kesalnya.

Kedua manik mata Jennie menangkap Rosé yang hendak keluar. "Mau ke mana, Chaeyoung-ah?"

Sebuah senyuman diberikan oleh Rosé sebelum menjawab, "Ke toilet, Eonnie."

Ke toilet, Eonnie, batin Jennie mengulang perkataan Rosé. Bilang saja mau ketemu berondongmu itu, Park Chaeyoung.

Jennie menghela napasnya. "Kenapa saat bersama Kai oppa aku enggak seleluasa untuk keluar masuk ruang tunggu, ya? Padahal saat itu kita tengah promosi di acara musik yang sama."

"Jangan iri dengannya. Lagi pula, Kai oppa kan lebih pengalaman dibandingkan denganmu, Jen. Dia tahu waktu dan tempat yang baik untuk bertemu dan berkencan." Jisoo duduk di samping Jennie.

"Mereka berdua kan masih lovey-dovey dalam hal hubungan asmara. Masih hangat-hangatnya lagi," lanjut Jisoo.

Jennie kembali menghela napasnya. "Masih hangat apanya, Eonnie? Mereka sudah menjalin hubungan berbulan-bulan."

"Cinta bisa membuat siapa saja merasakan di dunia hanya milii berdua," kata Jisoo santai dengan mengangkat kedua bahunya. "Sebaiknya aku bersiap-siap. Aku harus tampil cantik di depan Haechan."

Jennie memutar matanya malas. "Ingat umurmu, Eonnie."

***

Jaemin berjalan santai menuju salah satu pintu darurat. Sebuah tangga darurat lain yang tidak sengaja ia temukan saat akan pulang dari Inkigayo minggu lalu. Tangga darurat itu tengah diperbaiki dan tidak ada seorang pun yang melewatinya. Dengan tangga darurat ini, Jaemin bisa menghabiskan waktu berkencan lebih lama dengan Rosé.

"Seandainya aku menemukan lebih dulu, pasti sejak minggu lalu aku dan Roseanne sudah di sini berkencan berdua di tangga darurat," keluhnya pelan ketika membuka pintu.

Tidak ada seorang pun. Kekasihnya pun belum datang. Jaemin mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera untuk sebagai pengganti kaca. "Aku sudah cukup tampan dan ... pakaianku juga tidak terlalu tebuka. Roseanne pasti senang."

Jaemin duduk di salah satu ajak tangga. Menunggu kedatangan sang kekasih. Memandang pintu yang sesekali melihat jam di layar ponselnya. Menit masih belum berganti, tapi Jaemin sudah berkali-kali melihat jam.

"Lama sekali. Aku sudah rindu dengan Roseanne-ku."

Atensi Jaemin teralihkan ketika gagang pintu bergerak. Bibirnya tersenyum dikala pintu mulai terbuka. Wajahnya semakin bahagia ketika sosok Rosé muncul dari balik pintu dan langsung menarik sang kekasih ke dalam pelukannya.

"Aku rindu," katanya kepada Rosé.

"Aku juga rindu dengan Jaemin," balas Rosé segera.

Keduanya berpelukan cukup lama. Saling membalas rasa rindu dan cinta dengan kata-kata yang sama, seperti tidak bosan dengan kata-kata yang terulang oleh kedua bibir mereka.

"Aku cinta Jaemin."

"Aku juga cinta Roseanne."

"Aku sangat merindukan Roseanne."

"Aku juga sangat merindukan Jaemin."

Seakan keduanya tidak mau membuang waktu untuk menghabiskan waktu dengan berpelukan. Memberikan rasa cinta dan rindu dalam sebuah pelukan penuh kasih sayang. Serasa dunia milik berdua.

September 21st, 2021

Backstreet (Jaemin Rosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang