Hari ini aku meminta tidak masuk. Aku cukup bersedih... jujur... aku tak bisa menggapai cinta pertamaku itu. Aku sadar bahwa aku hanya dipermainkan. Sialan.... dia begitu bodoh memanfaatkanku. Dan aku memiliki motifasi tersendiri untuk mengubah, berubah menjadi seorang Disty Mareta Smith yang stylish, menampakkan Disty yang pantas menjadi putri semata wayang model internasional seperti mommy Mareta Devi Smith dan dengan dady yang bermuka seperti cover boy, Richard Adam Smith. Aku pergi tanpa seizin kak Edwin. Jelas saja... kak Edwin sedang sekolah pagi ini. Dan FYI, aku memang mahir mengendarai mobil sport, namun dady melarangku... see... mereka pergi. Dan kugunakan kenekatanku mengendarai mobil mommy.... dan wushhhhh ..... mobilku melaju kencang menuju butik milik tante Tania, teman mommy. Kulihat baju - baju santai yang sangat seksi dan pas untuk tubuhku. Kuambil saja baju itu dan membelinya. Pasti mommy akan sedikit kaget melihatku belanja sampai menyentuh angka fantastis.
Lalu aku membeli seragam sekolah yang sedikit kurang bahan. Ini adalah cara satu - satunya membuat monyet itu -dante- tergila - gila hingga bersujud untuk memintaku kembali. Aku juga ke salon tante Mira, dia sahabat mommy yang paling dekat.
" Loh.. Disty... apakabar? Kok gag sekolah? " oh.. c'mon... aku tak suka dikepoin.
" Em tadi gag enak badan, eh dirumah trus bosen tan... ya terus ke salon tante. " ucapku sembari tersenyum.
" Tan.. atur ranbut aku kaya trend sekarang dong... " ucapku penuh permohonan. Tante Mira mengerti. Dengan guntingnya, ia menuangkan segala kreasi potongnya di rambutku. Oh see sekarang aku seperti model iklan sampoo. And i can't believe that, I'm so beautiful in this mirror, and wait my revenge Dante Alvaro.
***
Kacamata tebal itu kini hanya kupajang di meja riasku. Setidaknya aku berubah menjadi apa yang seharusnya aku lakukan dari dulu. Menjadi lebih cantik dari mommy adalah impian mommy selama ini. So, any something wrong? Aku duduk dimeja riasku. Aku merias wajahku dengan make up yang pernah mommy ajarkan padaku.... hey tenanglah... aku pernah les melukis, jadi memulas wajah bukan pekerjaan yang berat bukan? Look at that, kecantikanku melebihi mommy Mareta.
Setelah make up ku selesai, aku menuju ruang tv, aku ingin melepas penatku dengan menonton kartun... ĥǻĥǻĥǻĥǻ....ĥǻĥǻĥǻ =D =)) kulihat kak Edwin menatapku aneh sekaligus terpesona... God.. apakah dia akan memarahiku sekarang?
" Disty... are you Disty? " ucap kakakku... oh god.. mujarab sekali revolusiku membuat orang terdekatku menjadi lupa padaku... GOD!!!
" Hem... it's me brother... " ucapku sambil menampakkan ekspresi malasku... oh god...
" Jujur... kamu lebih cantik, tapi aku suka Disty yang dulu... cantiknya tetap tersimpan dan terjaga.. are you understand sister? " huh... c'mon.. ucapannya memang benar... tapi demi mimpiku untuk menjatuhkan harga diri Dante, sikunyuk lupa diri itu, aku rela merevolusi sedemikian rupa.
" I have big mission... mempermalukan Dante itu mimpiku... so izinkan aku berpenampilan seperti ini... aku ingin membalas dendam kepadanya dan termasuk playboy - playboy bercap karung beras itu. Inget kak, cewe itu bukan bahan buat diinjek - injek... so... join in my mission please.. " aku memohon dengan puppy eyes ku... walla..... aku bisa mendapat anggukannya... yes yes yes. Dia hanya menunggu langkah apa lagi yang akan ku ambil.
***
Pagi menyapa, kulihat mommy berada didepan pintu kamarku... god dia seperti malaikat pencabut nyawaku. Mommy menatapku tajam, mana ada yang gag kaget liat anaknya yang super duper malas belanja malah belanja sampai menyentuh angka fantastis. Aku takut... mommy mendekatiku... dan..
" Huh.. honey... mom kira kamu gag normal... ternyata bisa belanja... huh.. mom kaget lo, mom kira kamu belanja novel sampe segitu... ehh ternyata baju, wedges, higheels, celana, dress. Tapi please... kalo belanja yaa jangan banyak - banyak juga kali... masa habis banyak banget. But, you know what honey... Mommy really - really happy now... kamu berubah banyak... bahkan tambah cantik.... mom suka... " huh.. terselamatkan... ternyata mommy gag marah. Mom gag terlalu mempermasalahkan...
" ok mom.. kapan mom pulang? " ucapku.
" Tadi malam... kamu sudah tidur.... tadi kak Edwin yang bukain pintu buat mom and dad, honey " aku memangut - mangut...
" Ok... sekarang mandi, trus sekolah... don't be late honey.... we wait in dining room. " huh... padahal rencana aku mau bolos lagi... but not for time... dady and mommy in home... not bad... I'm miss my parents... so tunggu apa lagi? Aku segera gerak cepat untuk mandi dan bereksperimen ria dengan seragam, anting kecil tapi kesannya girly, jam tangan pink hello kitty berpadu gelangku berbandul hello kitty. Rambut yang kubuat keriting gantung dengan poni miringku. Lip balm dan bedak tipis, natural, It's not bad.
Aku turun menuju meja makan. Semua orang melihatku. Biasakan.... kamu cantik Disty... batinku. Dady langsung menghampiriku lalu memelukku... ya Tuhan... I'm miss this moment...
" Honey... you are beautiful... i mind... you're not little princess now... but you real princess now... kamu sudah besar ya ternyata... " ucap dady.... lucu sekali... dady baru sadar.
" Oh dad... breakfast dulu... nanti Disty telat lagi... " ucapku sedikit ngambek... kak Kak Edwin hanya tersenyum bila melihatku.
Breakfast kami selesai. Kami memutuskan untuk berangkat ke sekolah. Dengan kecepatan rata - rata kak Edwin melajukan mobilnya. 20 menit, kami sampai. Huh.. mata - mata keranjang menatapku lapar... oh god.. persetan.
Dante menatapku lekat, sangat lekat. Dia pikir aku akan memintanya kembali, just in his dream, maybe. Kini aku terpisah dengan kak Edwin, dan beraninya Dante mendekatiku... pecundang.
" Honey... " sungguh panggilan itu memang kurindu bila dia memang lelaki baik - baik. Kamu akan membayarnya, Dante....
" I'm not your girlfriend, so don't touch me " ucapku menepis tangannya. Jujur, aku MUAK.
" I'm sorry... please balikan sama aku... aku gag bakalan bikin kamu sedih lagi. " masuklah dijebakanku Dante.
" Well, aku akan memaafkanmu bila kamu mau menjadi banci untuk menembakku dilapangan sekolah nanti? Cinta itu butuh perjuangan. Dan siapkah kamu menjadikan aku untuk kamu perjuangkan? " dia mengangguk, bodoh.
" Ok... hari ini kamu bukan pacarku, besok kamu jadi pacarku.. " ucapku menahan tawa....
" Ok... istirahat, aku akan melakukan apa yang kamu minta, nanti dasternya aku minjem ibu kantin. Kamu bawa lipstik? " oh god... dia gila. Apakah dia sesemangat ini? It is crazy, right? Akhirnya bel masuk berbunyi... semua siswa berlarian ke kelas, termasuk aku.
***
Semua siswa sedang berkumpul di lapangan basket. Oh god... kenapa aku yang malu ya... keep calm Disty... aku menghadap bencong kaleng rombeng -Dante- huh.... mungkin urat malunya telah terputus.
" Honey... will be you my girlfriend... " aku tak memberi jawaban.
" Seperti jawabanku sebelumnya, DANTE.... " semua orang tak menyangka bila itu Dante, jadi kupertegas saja .... biar satu paket tuh malunya.
" Yes... "
" Oh... sorry my impudence... kamu ingat kita jual tiket nonton di kelas kita, hari ini bayar besok gratis. Itu berlaku juga buat hubungan kita... hari ini kita gag pacaran besok kita pacaran... so.. i'm sorry " aku tertawa cekikikan.... teman - teman juga menahan tawa mereka.... huh menyenangkan sekali.
" Sh*t... elo iblis "
" Huh... tutup mulut dan berhentilah mengumpat... akuin aja kali kalo lo itu goblok, bego, stupid. Makanya... punya otak jangan buat mikirin hal - hal kotor dan playboy... otaklo cuma buat pajangan, selama ini gue kan yang ngerjain tugas sma lo. So... niknatilah hasil kebodohanmu itu, Dante Alvaro." Amarahku memuncak... jelas... pengkhianatan itu masih berputar - putar di otakku. Namun amarah Dante tersulut. Dia mencengkeram tanganku.... dan Bugh.....
" Lo mau ngancurin adek gue, b*ngs*t lo " akhirnya... kak Edwin ikut serta membantuku. Yes kak Edwin bakalan jadi tameng nih. Dan... siap - siap para playboy... penjelmaan peri berhati iblis ini aka menghampiri kalian... liat saja.
![](https://img.wattpad.com/cover/32189032-288-k3783.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Player In Love
RomanceAda alasan dimana aku harus berhenti bermain hati dan menatap bahwa cinta tak selalu menyakiti....