Gue saranin pada dengerin lagu Pemeran Utama 'Raisa' pas baca part ini... have enjoyed guys...
-------------------------------------------------------------
Dear Disty ku, cahayaku, hidupku, nafasku... :-*
Hay sayangnya Kak Win.... apakabar... kangen gag nih sama kak win? Kak win udah kangen banget lo sama little sister-nya kakak. Mungkin surat ini kamu baca pas kakak udah pergi ninggalin kamu.... kalo disuruh memilih, jujur kakak memilih nemenin kamu selamanya. Duduk bersama dari terbitnya fajar hingga hilangnya senja. Tapi rasanya Tuhan tidak mengizinkan aku menjagamu lebih lama lagi dek.... kakak baru sadar... banyak nanti yang bisa jagain kamu. Kakak harap kamu ngerti dek...
Maaf ya... kakak gag pernah cerita kalo kakak sakit kanker hidung stadium lanjut banget. Iya dek... ternyata takdir kakak sama papa Damian sama. Kaka juga minta maaf tentang sering gag masuk sekolah, trus sering pergi sama Valen... Valen itu baik dek. Dia mau jagain dan anterin kakak setiap kemo. Sengaja kakak gag ngasih tau kak Carlos tentang sakit kakak... kakak gag mau kak Carlos kelimpungan pas kuliah. Dia kan anak beasiswa, jadi kakak gag mau ganggu konsen dia. Dan Valen udah lulus kuliah karena dari SD dia anak aksel, kuliah dia juga udah kelar. Oh iya.... maaf juga karena udah nyakitin Disty waktu kita putus. Sebenernya kakak pengen kamu benci dan gag ngurusin kakak lagi, Dis... dan kamu gag peduli walaupun kakak anfal. Waktu kakak minta putus, hidup kakak sebenernya tinggal menghitung bulan... kakak gag pengen kamu nangis setiap hari cuma gara - gara cowok penyakitan kayak aku, Dis... jujur Dis... kakak masih sayang dan cinta mati sama kamu Dis, sangat.... kehilangan kamu adalah mimpi burukku. Kamu itu bagai oksigen, pengisi hidupku, tanpamu aku hanya raga tak bernafas, raga tanpa jiwa. Rasa cinta kakak itu melebihi apapun, tapi maaf jika aku menduakan, disisi lain, aku masih terlalu sayang dan cinta mantanku, Crystal. Kakak juga tau, kamu tidak mencintai kakak. Kamu hanya menyayangi kakak, dan itu bisa kubaca dari bahasa pandangmu. Dan kakak mohon... jangan pernah membenci kakak.
Dear Disty-ku... Senjaku... mentariku, cintaku....
Ingatkah masa kecil kita yang begitu indah? Saat kamu ngambek trus kakak foto, kamu nangis kakak gendong dan habis itu kamu pasti tidur. Inget waktu kita main ketapel kena jidatnya sing Vano? Trus ibunya nglabrak kita tapi gag jadi gara - gara liat Dady yang habis mandi? Trus inget waktu kamu dapet juara trus aku gendong tapi ujung - ujungnya nungsep di got? Kakak masih ingat betul Dis...apa kamu lupa? Trus inget gag waktu aku peluk kamu trus kamu nangis dan bilang kalo kamu takut hamil? It's unforgettable memorise.... and it's sweetest memorise and never die. Kenangan kita gag bakalan mati bersama jasadku, maka ingatlah kenangan kita, sejauh dan selama yang kamu bisa....
Dear Disty.... malaikat hatiku, jiwa nuraniku...
Dis... kakak minta satu saja. Kupastikan ini permintaan terakhirku.... kembalilah menjadi Disty, sing gadis kecilku, yang anggun, yang natural, dan bukan menjadi player seperti sekarang.... kakak takut, penampilanmu itu mendundang masalah untukmu. Kakak tak meminta kamu kembali seperti dulu, tapi bisakah kamu melepas make up tipismu sampai bangku SMA mu berakhir?
Dear Disty-ku... hatiku.... cintaku... kehidupanku, pelengkapku....
Terimakasih atas waktu yang selalu kamu berika untuk kakak. Terimakasih karena memberikan kasih sayang yang melimpah. Ucapkan terimakasih jua untuk Mom and Dad, mereka memberiku cinta yang tak bisa kudapat. Memberiku warna dalam lembar kertas putih yang kosong, tanpa semburat bahagia disana. Dan sekali lagi maaf... aku pergi... jangan lupa makan, jangan sakit, jangan sedih :') karena kakak gag bisa deket dan ngingatin kamu lagi setelah ini. Dan maaf... kakak harus mendahului kamu. Kumohon... setelah ini kamu tersenyum... doaku terkabul Dis... bertemu dengan papa di keabadian.... seharusnya kamu tersenyum bersamaku bukan? Tersenyumlah.... ingatlah... aku ada didekatmu meski itu tak tersentuh.
Dan akhirnya salam perpisahan Disty Mareta Smith.... kudoakan engkau bahagia....
Tuhan memberkati.....
Peluk cium,
Edwin Celo
_______________________________________
Aku menangis kencang... kepergian kak Edwin adalah suatu guncangan yang cukup bergejolak dalam diriku. Aku tak menyangka... akhir dari kami sesakit ini -untukku-. Aku menyesal...aku sangat menyesal pernah menyakitinya. Dia lelaki kesepian pendamba kasih dan cinta yang hanya kuberikan goresan luka yang membekas -mempermainkannya-. Aku menyesali demgan apa yang aku perbuat. Aku bodoh.... aku buta..... buta akan kebaikan kak Edwin... seharusnya... aku tak perlu memperdalam lukanya... cukup aku saja yang terluka... jangan dia... namun... semuanya tak bisa kembali seperti semula. Dia telah pergi untuk selamanya, dan bodohnya... aku merasa kehilangan diliputi rasa bersalah teramat sangat.
Pemakaman berlangsung... mataku bengkak, menangis semalam suntuk membuatku tak bisa menangis lagi. Hanya meronta tanpa suara, suaraku habis karena kehisterisanku. Aku frustasi.... aku kacau.... peti itu dimasukkan secara perlahan. Keluarga dan rekan yan seagama menyanyikan lagu kristen yang tak kumengerti apa itu. Saat tananh akan menguburnya aku berteriak kuat.
" Jangan..... jangan ditutup... Kak Edwin nanti sendirian.... " aku menangis.... kuat... Dera menghampiriku. Dia memelukku erat seakan memberi kekuatannya padaku. Dia menatapku dengan mata sedihnya.
" Biarkan dia tenang, Dis....kasian.... " Dera menuturiku sabar. Dan aku semaki melonjak hingga kekuatanku menurun. Aku pasrah dalam pelukan Dera. Mom dan Dad menatapku iba. Hanya Dera yang bisa mengajakku komunikasi sekarang. Tiada siapapun selain lelaki yang diperintahkan kak Edwin untuk menjagaku.
" Jangan Dera... cegah mereka " ucapku sembari melonjak kuat, Dera tetap memelukku. Aku menangis tersedu,dan kurasa pandanganku mengabur dan tak kudengar lagi apapun....
***
" Kenapa kak Win pergi.... "
" Waktuku telah usai untuk menjagamu adik manis... bukalah hati dan matamu. Diantara mereka akan menjadi penjagamu, malaikat hatimu dan jodohmu.... dan itu bukan aku Dis. So don't be sad, pretty girl. You will happy, but not now... "
" Bolehkah aku ikut "
" Jangan... kau harus tetap disini... aku pergi... "
_______________________________
" Kak Win.... " aku tersadar.... ternyata itu mimpi. Mengapa dia mengatakan hal seperti itu? Apa maksudnya?
" Sudah siuman... Alhamdulillah.... " ucap Dera. Aku menatapnya kosong.
" Kak Edwin pergi.... "
" Dis... dia udah tenang.... jangan lagi kamu menyakiti hatimu sendiri. Ikhlaslah.... mungkin ini berat... tapi cobalah merelakan.... " dia memelukku kuat. Aku nyaman. Sangat nyaman sekarang.... ini mungkin hukuman untukku, mempermainkan kak Edwin -dulu-. Dan memang... penyesalanku datang di akhir dan percuma... penyesalanku tak membuatnya kembali dalam pelukku. Dera memelukku hingga mataku kembali menutup, menistirahatkan hati yang kalang kabut karnanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Player In Love
RomanceAda alasan dimana aku harus berhenti bermain hati dan menatap bahwa cinta tak selalu menyakiti....