Player In Action ~repost~

3.8K 83 1
                                    

Ini adalah bulan ke tiga aku menjadi player sejati. Sudah 14 playboy cap beras karung itu menjadi mainan baruku. Katakanlah aku jahat... tapi ini adalah balasan yang setimpal untuk mereka yang sempat membully ku saat aku masih cupu.

Aku berjalan menyusuri koridor sekolah. Para mata keranjang itu menatapku lapar... sebenarnya aku juga merasa jijik dengan tatapan itu. But, this is my mission... membuat pematah hati merasa patah hati. Aku berjalan cepat, namun aku tertabrak oleh teman satu kelasku -mantan ke 14- ini yang begitu playboy sekaligus tengil. Dewa Maliq Andreas, ketua tim karate -pengganti kak Edwin-. Tugas kak Edwin memang digantikan karena kak Edwin sudah kelas tiga. Ok back to this... dia adalah pengagumku sekarang, dulu dia paling suka mengejek mukaku dan hampir mencium pipiku, sialan... Kau akan merasakan bagaimana rasanya dipermalukan.

" Pagi sayang " aku menatapnya meeasa ingin muntah. SERIOUSLY dia begitu menjijikkan -bagiku-.

" Don't call me like that... " aku menatapnya jengah. Dia sok tampan, oh right, dia memang tampan, bahkan banyak teman seangkatanku menyukainya. But, not me...

" Oh honey... c'mon.... terima aku lagi... please " dia memegang tanganku dan upsss dia hampir menciumku. Aku mendorongnya kuat dan mengguyurkan air mineral yang kubawa tepat di mukanya. Dia manusia lancang.

" Ini hukuman untuk manusia kurang ajar kayak kamu, Dewa.... so time is over... " ucapku lantang... my mission has been complete.

" Oh God... hobi banget mainin orang.... " ucap Gisela, temab kelasku sekaligus fans berat Dewa.

" Dia kurang ajar, apa aku salah? "

" I know that... tapi gag gini juga keleus... " ucap Gisela yang memarahiku. So? What? Aku meninggalkannya dengan langkah yang cuek, apa peduliku? Dia siapa? Aku melanjutkan perjalanan menuju kantin, para demonstran pada ngamuk di perutku.

Aku duduk disamping sahabatku yang baiknya minta ampun, siapa lagi kalau bukan Lee Crystal Deevanka Mahattan. Dia ini menyimpan darah Jawa dari mommy nya dan darah Korea dari papanya. Dia cukup cantik, bahkan dia pernah menjadi primadona, tapi setelah cowo - cowo tau kalau dia pernah pacaran dengan Kak Edwin, teman - temanku bahkan kakak kelas pun gag ada yang berani mendekati Crystal. FYI aja ya, Crystal dan Edwin sudah putus lama, sekitar 2 bulan yang lalu karena kesalah pahaman antara Kak Edwin dan Crystal. Kalau gag salah gara - gara Crystal meluk mantannya yang ada di Korea sana main ke Indonesia. Ditambah kak Edwin meluk mantannya, Kak Valentina. Tapi setelah mereka mengetahui bahwa bereka hanya salah paham, mereka tak ada yang meminta maaf dahulu, gengsi mereka terlalu tinggi... huh kepala batu. Back to this... dia membaca novel kesayangannya itu. Novel MARMUT MERAH JAMBU karya kak Raditya Dika itu menjadi santapannya setiap hari. Dan tak lupa juga ia meminum Orange juice nya. Kebiasaan......!!!!!!

" Eh eh... demi Tuhan... main serobot aja, punya gue tuh. " aku cuek... siapa peduli.

" Ntar pesen lagi, gue traktir deh... gue habis emosi tingkat dewa... jadi gue putus penyegaran. Gue habis marahin Dewa di depan anak - anak " ucapku cuek sembari membaca novel di wattpad. Karya M. Adera Kiel, Waiting My True Love. FYI... disana ada kata yang membuatku tersentuh untuk kesekian kalinya.

~ Ada saat dimana harus jatuh hati, kau harus siap patah hati, namun cinta sejati takkan pernah menyakiti. Bila cinta sejati itu pergi, dia akan selalu kembali, baginya... cinta darimu  rumah yang abadi... jodohmu selalu menanti ~

Dan sekali lagi... di bulan ke 2 sejak update terbaru, dia tak pernah update cerita baru lagi... sial... aku dikecewakan lagi dan kali ini dengan cerita berbentuk novel itu. Huh...

" Woy.. nglamun aja lo... " ucapnya sembari mendorongku.

" Eh apa? " ucapku polos. I don't believe that.

" Apa, apa... lo tuh yang apaan. Buruan pesenin lagi... ntar keburu masuk. Wait.. lo abis buat malu sing Dewa? Gilak... berani banget lo " ucapnya antusias.

" Berani lah.. emang  dia siapa " ucapku tak peduli. Dan kini dia menatapku sengah. Dan tatapanku masih di Hp Apple ku.

" Lo insyaf kalee... udah gede juga... " ucapnya sok bijak. But, my mission not clear. Harus tuntas juga. Tapi siapa yang akan menjadi mantan ke 15 ku? Huh... yang playboy kan tinggal kak... hah....

" Eh iya.. gue mau insyaf kalo gue udah nyadarin kak Edwin biar gag playboy lagi tuh orang... please... izinin gue ya cantik.. lo kan mantannya yang paling dia cinta tuh. " kurayu dia dengan tatapan puppy eyes ku yang takkan ada seseorang yang bisa menolaknya.

" Gila... lo mau ngerjain kakak lo juga? Gila.. wait.. gue mah terserah lo mau bikin si Ka Win lo itu jungkir balik, apa peduli gue. Cuma jangan nyesel aja ntar... lo siap? " aku mengangguk yakin... maybe... tapi aku kembali ragu, oh god... apalagi ini.

" Salah sendiri, masak iya gue mergokin dia pacaran sama gebetan barunya... trus dia balik ke rumahnya, dan lo perlu tau... dia sering gag masuk sekolah... gue udah pengen marahin dia... tapi gag guna deh kalo gue marah " ucapku sambil galau.. ya sih... tanpa dia rasanya memang ada yang kurang. Bahkan sangat kurang... seperti kehilangan sesuatu yang berharga.

" Yaudah... awas lo kalo lo jatuh cinta sama dia " ucapnya sambil terkekeh.. oh God.. ini bukan lelucon.

Kringggggggggg

" Lah kan... minuman gue belom lo ganti "

" yaudah blajar ikhlas napa? " langkahku sedikit jaih darinya. Ok aku lari dari tanggung jawab.

" Gue sih ikhlas ikhlas aja, tapi kira - kira ada gag cowo yang baek bener mau jadiin lo istrinya, secara lo berangasan " oh God... segini dendamnya dia padaku?

" Oh... Crystal... sepertinya kau lupa bahwa kau terjebak nostalgia dengan kakak tampanku itu. So... dari sekian cowo yang nembak lo, lo tolak semua... duh galau kayak lagunya Teteh Raisa... huhuhu " ucapku tertawa. Dan kini dia hanya mengerucutkan mulut kecilnya itu. ĥǻĥǻĥǻĥǻ....‎​ĥǻĥǻĥǻ =D =))

" Yaudah, ntar pulang sekolah gue ganti deh... gue traktir. " wajahnya kembali sumringah... dasar pelit.

                                  ***

" Kak win... ayo kita ketaman.... " ucapku menggedor kamarnya. Sial... dia memang kebo.

" Apa sih... Aku lagi istira...." ucapannya terpotong melihatku yang begitu seksi dan menawan. Celana hot pans jeans, baju pink fanta rajut yang longgar, kacamata bulat trendy, rambut ponitail dan ikat kuda -favorit kak Edwin-. Siapa yang bisa mengelak dari pesona seorang Disty Mareta Smith? Gag ada? Maybe. Tanpa menunggu lama, dia kembali ke kamar dan 5 menit kemudian dia membuka pintunya.. oh god dia tampan sekali... topless man...  dia menggunakan jeans selutut, jaket, dan rambut yang diberantakin pake gel.. kenapa deg deg an gini?

" Lah malah ngalamun.... kaka cakep ya? " ucapnya tersenyum nakal. Oh god... dia pandai membuat jantungku seperti lari maraton...

" Kak...ayo kita berangkat... " ucapku menarik tangannya.

                               ***

Kami menikmati senja bersama sambil menikmati sate ayam. Memang sate ayam Cak Udin memang paling top seantero kompleks. Kami bersendau gurau... dan akhirnya aku menjalankan misiku.

" Kak.... "

" Hem "

" Ish... diliat gitu kek adiknya ini. Gag lucu ah.. " ucapku pura - pura merajuk. Dan kini dia membalikkan tubuhku... seeeeer... darahku berdesir hebat. Apa ini artinya, siapa yang terjebak?

" Apa kaka gag ada rasa sama Disty sedikitpun? " lah kok aku deg deg an akut gini... ah sialan...

" Aih... apakah kodeku selama ini kurang adik manis? Kurasa memang ini waktunya... will you be my girlfriend?..  aku sangat mencintaimu dis... " ucapnya memelukku... big mistake brother... kau dalam masalah besar....

" Ya kak..... " aku memeluknya sampai matahari tenggelam. Meninggalkan semua luka disana, dan berharap bersama senja ini, kakak berubah, menjadi sosok kakak yang patut kujadikan panutan, anggaplah ini hukuman karena dia datang dan pergi seenaknya dari hidupku. Big mistake brother...

         

                                 ***

Player In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang