Hari sudah berganti dan masih pagi saat Minhee bangun dengan rasa malas yang menjadi. Semalam sejak berhasil kabur dari Yunseong dan sumber kekacauan lain, ia memutuskan untuk kembali ke rumah.
Saat ia pulang, tidak ada siapapun sehingga ia langsung masuk kamar dan tidur. Ia masih kesal akibat ciuman dengan Yunseong sebelumnya sehingga tidur menjadi pilihannya untuk melupakan kesalnya. Si Hwang sialan itu benar-benar memanfaatkan keadaan itu. Bukan hanya bibirnya yang habis dilahap, lelaki Hwang itu hampir saja menidurinya. Dan sialnya lagi, ia juga hampir tarbawa suasana saat lelaki itu menyusupkan tangan ke dalam bajunya.
Beruntung lelaki itu cepat sadar dan tidak melanjutkan aksi gilanya. Yunseong melepasnya dan berniat mengantarnya pulang. Tapi, ia lebih cepat kabur. Tentu saja, ia tidak mau mengambil resiko jika si sialan itu kelepasan lagi saat tahu ia sendirian di rumah.
Dan pagi ini...
Seperti pagi lainnya, datang tanpa apapun yang berarti lalu pergi.
Harusnya seperti itu, kan?
Tapi, Minhee tidak dapat menahan dirinya untuk melotot tak percaya saat ia menemukan eksistensi orang lain saat ia sampai di ruang makan. Ini ia yang bermimpi atau orang itu benar-benar ada di rumahnya? Karena seingatnya, orang itu pergi ke Jerman hampir tujuh tahun yang lalu dan meninggalkannya sendirian dengan kabar hampir sebulan sekali.
Sayang orang itu memberikan sebuah senyum secerah mentari pagi. Dengan tangan yang terulur memberinya isyarat agar bergabung dengan orang itu untuk di meja makan bersama dengannya. Sedangkan di meja makan sendiri sudah ada beberapa menu sarapan yang hampir tidak pernah Minhee lihat tujuh tahunan ini.
"Kenapa bengong?" Tanya orang itu saat Minhee masih juga diam di posisi yang sama, "Ayo sini duduk."
Tatapan kagetnya berubah jadi delikan. Si manis Kang itu lalu mendengus kecil sebelum mengambil langkah maju untuk mendekati meja makan.
"Lo tetap ngeselin ya, bangsat!"
Ucapan kecil Minhee setelah ia duduk itu sukses membuat orang itu terkekeh kecil, "Lo juga tetap nyebelin ya, sialan!"
Ucapan itu sukses membuat Minhee tersenyum. Dan orang di depannya itu kembali terkekeh. Beberapa saat kemudian, setelah kekehannya ia hentikan, orang itu mengulurkan tangannya untuk meraih segelas susu dan meletakannya di hadapan si manis.
"Satu gelas susu spesial, dengan resep rahasia dari bunda Kang, untuk tuan muda Kang Minhee yang terhormat."
Jika tadi orang itu yang melakukannya, sekarang Minheelah yang terkekeh. Ia lalu mengulurkan tangannya untuk meraih gelas berisi susu yang orang itu letakan di hadapannya.
"Terima kasih pelayan Cha Junho yang terbaik."
Setelahnya, mereka terkekeh lagi. Sebelum orang itu--Junho namanya--jadi mengajukan pertanyaan lain yang sukses membuat kegiatan mereka berhenti.
"Btw gimana keadaan lo selama ini?" Entah apa tujuannya, Minhee yakin Junho sengaja mengambil jeda dari ucapannya itu, "Pasti baik-baik aja, kan? Dijagain sama bang Yunseong, gue yakin lo pasti baik-baik aja."
Kalimat-kalimat itu salah, tidak seharusnya Junho ucapkan dan Minhee rasa si Cha itu sudah tahu. Tapi, kenapa ia tetap mengucapkannya? Apa ia sengaja merusak pagi Minhee yang semula lebih baik karena kehadirannya dengan sebuah nama yang Minhee benci setengah mati untuk didengar?
"Kenapa lo pake nyebut nama tuh bajingan sih, bangsat?!"
Dan tidak ada alasan bagi Minhee untuk tidak marah pada Junho saat itu juga.
"Kok marah?"
"Lo kan tahu gue gak suka sama dia! Kenapa lo pake nyebut-nyebut nama dia segala?"
"Lo gak suka juga tetap dia yang mau jagain lo dari dulu. Coba bayangin kalo gak ada dia, udah jadi apa lo sekarang ini?"
"Tetap aja gue gak suka. Dia jagain gue tuh karna ada tujuannya."
"Ya karna dia sayang kan sama lo? Kalo dia gak sayang, dia gak mungkin kan jagain lo sampe segininya. Orang yang rela masuk rumah sakit buat lo cuma dia. Gue aja gak rela, mana ada orang lain mau masuk rumah sakit cuma buat orang sombong kayak lo? Cuma dia."
"Bukan gue yang minta dia buat ngelakuin itu. Dia aja yang tolol sampe bisa kayak gitu."
"Kan karna dia sayang, bego. Lo lama-lama gue tampar ya!"
"Lo kalo ke sini cuma buat ngajak gue berantem, mending lo pulang ya, bangsat! Gue masih kesel karna kejadian semalam, jadi lo jangan bikin gue makin kesel."
"Semalam lo ngapain, anjing?"
Minhee tidak menjawab. Ia lebih memilih untuk kembali meraih gelas susunya dan berniat minum. Ia pikir, minuman itu yang lebih bisa memperbaiki suasana hatinya yang memburuk karena pembicaraan menyebalkan dengan Junho pagi ini. Tapi satu pertanyaan yang Junho ajukan setelah itu sukses membuat semuanya semakin buruk.
"Lo semalam berantem sama siapa lo, njing, sampe babak belur begitu? Tuh bibir lo sampe luka begitu."
terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
f i r e f l y • hwangmini •
FanfictionSeharusnya Yunseong ingat jika Minhee terlalu sulit ia raih, tanpa tahu jika si Kang itu terlanjur membutuhkannya. ⚠bxb hwangmini 190321-080421 © qndwmyl, 2021