• firefly 25

315 51 4
                                    

"Hee, lo balik aja, ya? Gue bakal mikirin cara yang lain buat ketemu sama lo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hee, lo balik aja, ya? Gue bakal mikirin cara yang lain buat ketemu sama lo."

"Gak bisa, Jun. Gak ada cara lain karna ayah gue gak akan biarin gue ketemu sama siapapun. Selagi bisa ketemu, ya ayo. Jangan disia-siain."

"Tapi Hee, nanti lo..."

"Gak apa-apa, gue udah biasa. Lagian ayah gue juga bakal tahu gue ke mana sama lo."

"Bentar!" Junho yang sejak tadi hanya pasrah saja diseret Minhee akhirnya menghentikan langkahnya. Tangannya yang tadi ditarik si manis juga jadi berganti menahan anak itu. "Lo bilang apa? Udah biasa?"

Minhee terlihat panik. Ia menggeleng cepat lalu melirik ke sekitarnya.

"Jangan di sini, ada banyak CCTV. Seengaknya kalo kita ngomong di luar, ayah gue gak bakal tahu apa yang kita omongin."

"Hah?"

Tidak peduli dengan reaksi Junho, Minhee segera menarik lelaki itu menjauh dari kantor ayahnya. Ia tetap teguh pada pendirian untuk bertemu dengan Junho. Jadi, tanpa peduli dengan para petugas keamanan tadi juga apa yang akan terjadi padanya setelah ini, ia menarik Junho dengan cepat untuk meninggalkan area kantor ayahnya.

Setelah berhasil keluar dari area itu, Minhee membawa Junho pergi ke sebuah cafe yang ia perkirakan tidak akan dijangkau oleh orang-orang ayahnya. Walau ia tahu itu percuma juga. Ayahnya punya terlalu banyak mata. Yang terjadi di kamarnya yang terkunci saja bisa diketahui pria tua itu. Lalu, bagaimana dengan ini?

"Sumpah ya, anjing! Gue gak ngerti."

Junho langsung berucap lebih dulu saat mereka akhirnya mendudukan diri pada meja yang ada di sudut cafe itu dan agak jauh dari jangkauan pintu.

Tapi Minhee terlihat tidak peduli dengan ucapan itu. Ia lebih memilih untuk melirik ke sekeliling sebelum menatap sahabatnya itu lagi.

"Lo ke mana aja, bangsat, selama ini? Kenapa baru datang?"

Sebuah kerutan samar tercipta di kening lelaki Cha itu, "Kenapa nih? Kangen?"

"Gue serius ya, anjing!"

Junho tadinya akan tertawa, tapi saat ia melihat raut wajah Minhee, ia paham jika sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Mereka seharusnya membahas hal yang penting.

"Gue ada kerjaan ke luar kota. Setelah itu ke Jepang. Penting banget sampe gak bisa ditinggal, jadi gue lupa ngabarin lo."

"Yunseong di mana?"

"Hah?"

"Yunseong di mana?"

"Lo gak salah nanya itu ke gue? Bukannya lo?"

"Jawab aja, setan! Gue tahu lo tahu dia ada di mana."

"Kenapa lo mau tahu dia ada di mana?"

Kalimat yang sudah akan Minhee keluarkan dari mulutnya ia telan kembali. Entah apa yang salah, ia seperti kehilangan semua yang ada di otaknya ketika pertanyaan itu sampai ke telinganya. Dalam diamnya, ia jadi memikirkan pertanyaan itu lebih banyak.

Kenapa ia ingin tahu keberadaan Yunseong?

"Kok gak jawab?"

Satu pertanyaan Junho ajukan setelah cukup lama ia diam. Membuatnya jadi tersentak kecil dan menatap lelaki Cha itu.

"Kenapa gak jawab?"

"Gu-gue...?"

"Udah sadar kalo lo sebenarnya butuh dia?"

"Bilang apa lo?"

Junho terkekeh kecil. Lelaki itu sempat melirik ke arah pintu sebelum kembali menatap Minhee, "Bilang aja sih. Lo sebenarnya butuh dia kan?"

"Gue gak butuh dia! Gue..."

"Apa? Gak usah ngelak, Hee. Toh gak ada gunanya lo ngelak. Orang kenyataannya lo emang butuh dia."

"Gue gak butuh dia! Gue benci sama dia. Dan lo harusnya tahu apa yang dia lakuin ke gue, udah ngehancurin gue."

"Ngehancurin dari segi mananya? Dia bahkan rela nukar nyawanya buat lo. Apa lagi yang lo mau dari dia? Mending lo jujur aja sama gue. Gue bisa bawa lo ke hadapan dia sekarang..."

"Gak! Gue gak akan mau sama dia! Ayah gue juga gak akan biarin itu. Jadi lebih mending lo bilang sama dia buat berhenti."

"Terus buat apa lo nyariin dia?"

Kembali Minhee diam. Kenapa juga Junho harus mengajukan pertanyaan itu lagi? Karena sebenarnya, Minhee juga mempertanyakan itu dalam hatinya.

"Hee, gue gak akan nanya lagi alasan lo nyariin dia, tapi lo dengerin gue," Junho berucap lagi, kali ini lebih serius dari sebelumnya, "Lo harusnya sadar. Lo juga gak akan bisa nyuruh dia berhenti. Karna selama ini, lo sendiri yang buat dia tetap ada di samping lo."

"Gue gak gitu!"

"Gak gitu gimana? Lo selalu suruh dia pergi, tapi gak ada yang tinggal di samping lo buat jagain lo. Sedangkan lo tahu dia gak bisa liat lo kenapa-napa. Lo suruh dia pergi, tapi lo gak cari orang buat jagain lo. Apa itu kalo bukan lo yang nahan dia?"

"Gue gak nahan dia, gue..."

"Makanya gue bilang lo harusnya sadar. Lo bilang lo gak nahan, tapi kenyataannya emang lo yang nahan dia. Lo aja gak sadar. Coba kalo lo nyari pacar atau sejenisnya yang lo percaya bakal jagain lo terus, dia pasti gak akan datang lagi ke lo."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







terima kasih...

f i r e f l y • hwangmini •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang