Sudah lima hari berlalu sejak insiden Jaehyuk yang menampar Minhee. Itu berarti sudah lima hari berlalu juga Minhee tidak ke mana-mana.
Yunseong tidak tahu pasti apa yang anak itu pikirkan. Yang jelas, Minhee tidak mau ke mana-mana, bahkan untuk keluar kamarpun ia enggan.
Yunseong yang juga sudah lima hari pindah dan tinggal di rumah keluarga Kang hanya mendiamkannya saja. Toh memang tugasnya hanya untuk menjaga Minhee kan. Malah lebih baik karena ia tidak perlu mengkhawatirkan si manis secara berlebihan jika mereka sedang di luar rumah.
Hari ini, masih seperti hari-hari sebelumnya. Minhee hanya keluar untuk sarapan lalu masuk lagi ke kamarnya. Kehadiran Yunseong seperti tak kasat mata baginya. Bahkan ketika mereka berpapasan, ia tidak melirik Yunseong sama sekali.
Yunseong sendiri, setelah Minhee masuk kembali ke kamarnya hanya diam dan hendak melakukan kegiatan yang sama seperti yang ia lakukan beberapa hari belakangan ini. Yaitu memeriksa seluruh rumah dan halaman sebelum duduk untuk membaca buku di depan kamar Minhee. Lalu, ia akan pergi memeriksa keadaan lagi di sore dan malam hari.
Tapi, hari ini akan sedikit berbeda dari beberapa hari kemarin. Karena sesaat setelah ia selesai memeriksa keadaan rumah itu, Junho datang dengan membawa sebuah paper bag di tangannya.
"Sendirian lo? Minhee mana?" Lelaki Cha itu bertanya lebih dulu. Sedang tangan kanannya bergerak mengulurkan paper bag itu untuk Yunseong. "Dari mama."
"Ada di kamar," jawab Yunseong sambil menerima paper bag dari Junho, "lagi cosplay jadi biarawan."
"Pangandaian lo ya, bang."
"Tapi emang."
"Dari kapan?"
"Habis dari kantor lo tuh. Setelah ditampar Jaehyuk dia gak keluar rumah lagi."
"Hah? Ditampar Jaehyuk?"
Yunseong yang tadinya akan pergi ke kamarnya untuk menyimpan pemberian sang mama jadi menatap Junho lagi.
"Lo gak tahu?"
"Enggak," Junho menjawab cepat sambil menggeleng, "dia gak cerita apa-apa sama gue. Dari hari itu juga dia gak ngehubungin gue."
Yunseong diam sesaat, menatap Junho beberapa saat sebelum mengendik.
"Gue gak tahu dia kenapa."
"Yodah, gue liatan dia dulu ya."
"Oke."
"Lo ngapain sih ke sini?"
Minhee tidak dapat menahan dirinya untuk mengajukan pertanyaan itu dengan malas saat ia membuka pintu kamarnya dan menemukan Junho yang berdiri di sana. Tadinya, ia pikir Yunseong yang mengetuk pintu. Tapi ketika menyadari jika lelaki itu tidak pernah mengganggunya sejak ia tidak ke mana-mana, ia tahu jika bukan lelaki Hwang itu yang menemuinya.
"Kangen," menjawab acuh, Junho lalu melangkah masuk lebih dulu tanpa mempedulikan Minhee yang sudah mendengus kesal melihat tingkahnya, "lo kayak ditelan bumi tahu, tiba-tiba ngilang."
"Lebai lo, bangsat."
Junho tidak memberikan jawaban. Saat Minhee menoleh untuk melihatnya, lelaki itu sudah duduk di sisi ranjangnya. Lelaki itu tersenyum kecil sambil menepuk ranjang--memberi isyarat agar ia duduk di sana.
"Kenapa sih?" tanya Minhee saat ia sudah duduk.
"Kangen. Lo gak percaya?"
Kali ini Minhee yang tidak menjawab. Ia hanya berdecak, membuat Junho terkekeh begitu saja.
"Peluk dong, Hee."
"Ogah."
"Dih, dulu juga pas gue mau ke Jerman lo nangis sambil peluk gue gak mau dilepas."
"Itu karna lo kayak bangsat. Gak ada apa-apa terus tiba-tiba bilang mau pergi."
"Kalo dulu gue udah ngomong dulu sama lo, lo gak akan nangis dong berarti."
Minhee mengangguk acuh, "Seengaknya, gue ada persiapan kalo bakal ditinggal."
"Lo gak suka ya kalo ditinggal?"
Kali ini, Minhee menoleh untuk menatap lelaki Cha itu, "Harus lo nanya hal kayak gitu sama gue?"
"Kalo gitu, lo gak suka juga dong kalo ditinggal bang Yunseong."
Minhee yang semula akan menatap ke arah lain, kembali menatap lelaki Cha itu. Senyum sinis langsung terbit menghiasi wajah manisnya.
"Bilang apa lo?"
"Lo gak suka ditinggal bang Yunseong."
"Gak ada sejarahnya kayak gitu ya, bangsat," Minhee menjawab cepat setelah mendengus kecil, "lagian, gue lebih senang lagi kalo dia pergi."
"Gak percaya sih gue."
"Serah lo, bangsat."
"Ya ya ya, gue bagian liatin lo aja deh."
Minhee tidak peduli. Ia kembali mendengus.
"Tapi lo ngapain ke sini anjir? Lo gak mungkin ke sini kalo gak ada urusan."
"Gue bawa titipan."
"Mana?"
"Bukan buat lo."
"Kalo bukan buat gue, buat siapa, bangsat?"
"Buat bang Yunseong," Junho menjawab santai sambil membaringkan tubuhnya di ranjang milik Minhee, "dari mama."
"Mama siapa?"
"Mama guelah."
"Sejak kapan tante Nay deket sama dia?"
"Ciee penasaran."
Junho berucap menggoda, membuat Minhee kembali kesal. Selanjutnya, si Kang itu meraih bantalnya dan melempar lelaki Cha itu dengan kesal.
"Bacot, babi. Gue cuma nanya."
"Jadi, mau gue jawab gak?"
"Gak usah!"
Junho kembali terkekeh. Beberapa saat kemudian, ia beranjak dari posisinya dan menatap Minhee dengan tatapan yang lebih serius.
"Si bangsat Jaehyuk apain lo?"
terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
f i r e f l y • hwangmini •
FanfictionSeharusnya Yunseong ingat jika Minhee terlalu sulit ia raih, tanpa tahu jika si Kang itu terlanjur membutuhkannya. ⚠bxb hwangmini 190321-080421 © qndwmyl, 2021