Pagi ini Minhee kesal sekali karena tiba-tiba ayahnya ada di rumah. Kesenangannya seminggu belakangan karena bisa hidup sendiri dan Yunseong yang tidak muncul lagi di hadapannya seketika hilang saat ia masuk ke ruang makan dan melihat pria itu di sana. Sebenarnya, mimpi apa yang sudah menyambangi tidur ayahnya sehingga mau pulang ke rumah? Tapi Minhee rasa, itu pasti mimpi buruk. Karena kehadiran ayahnya di rumah selalu membawa hal buruk baginya.
"Udah bangun?" Pria itu mengajukan pertanyaan padanya lebih dulu--sesaat setelah manik mereka bertemu, "Ayah kira kamu gak bakal bangun."
Minhee tidak menjawab. Ia hanya memutar bola matanya malas. Sedetik kemudian, ia lalu melirik ke arah meja makan. Tidak banyak makanan untuk menjadi menu sarapan di sana, seperti saat Junho baru datang seminggu yang lalu. Ia pikir, ayahnya pasti hanya mampir sehingga tidak ada asisten rumah tangga yang tahu untuk menyiapkan sarapan.
"Kalo aku gak bangun juga ayah senang-senang aja kan?" Berucap malas beberapa saat kemudian, pemilik marga Kang itu lalu melangkah mendekati meja sebelum menarik kursi untuk duduk di sana. Tatapannya masih malas ketika menatap sang ayah.
"Malah lebih bagus lagi, ayah gak akan repot ngurusin anak pembangkang kayak kamu."
Minhee mendengus. Kali ini tidak menjawab sama sekali. Tapi dalam diamnya, ia sedang berusaha menebak apa yang membuat ayahnya pulang dengan kalimat pedas semacam itu. Tapi hingga sang ayah melepaskan pandangannya dari layar tabletnya, ia sama sekali tidak menemukan jawaban apapun. Sebaiknya, ia dengar saja apa yang mau pria itu katakan.
"Minggu lalu Jaehyuk ke kantor ayah."
Satu kalimat sang ayah ucapkan setalah itu dan Minhee mulai sedikit bisa menebak akan dibawa ke mana ia dalam pembicaraan ini. Yang jelas, tentu ada sesuatu yang tidak menyenangkan di ujung sana. Karena sebuah nama yang baru saja ayahnya sebut itu adalah sumber kekacauan di hidupnya yang lain--setelah Yunseong.
"Terus?"
"Dia ngasih tahu ayah," sengaja mengambil jeda beberapa saat, Minhee tahu apa yang akan ayahnya katakan pasti tidak akan menguntungkannya, "katanya dia liat kamu di club, lagi ciuman sama orang."
Nah kan.
Semuanya memang sama sekali menguntungkannya. Apalagi jika Yoon bangsat Jaehyuk yang memulainya.
"Siapa orangnya?"
"Ayah gak kenal," menjawab cepat, Minhee tidak mau mengambil resiko yang lebih merugikannya jika ia lama menjawab, "gak kenal."
"Yakin kamu?"
"Iya, emang ayah gak kenal."
"Jadi, dia siapanya kamu? Pacar? Kamu nolak dijodohin sama Jaehyuk karna ada dia?"
"Bukan urusan ayah," Minhee mulai tidak senang, ayahnya memang tidak pernah membuat suasana jadi menyenangkan, "aku gak mau dijodohin sama si bangsat itu karna emang aku gak suka kalo hidupku diatur. Dan siapapun pasanganku, ayah gak punya hak buat larang-larang aku, ini hidupku, aku yang jalanin, bukan ayah."
Pria di depannya itu mengangguk, Minhee semakin kesulitan menebak apa lagi yang akan pria itu lakukan padanya setelah ini.
"Tetap gak mau jawab dia siapanya kamu?"
"Udah aku bilang kalo itu bukan urusan ayah."
"Oke kalo gitu. Tapi, jangan marah kalo ayah bakal nyewa orang buat jagain kamu biar gak seenaknya kayak gitu."
"Maksud ayah?"
Minhee tidak mengerti. Nyewa orang apa maksud ayahnya? Tapi, pria itu sepertinya tidak berniat menjawab kebingungannya segera. Karena apa yang ia katakan setelah itu juga masih membuat Minhee bingung.
"Ayah juga denger dari Junho, katanya kamu tuh banyak yang ngincar. Dengan kata lain kamu selalu dalam bahaya. Jadi, biar semuanya sekalian, ayah udah ngambil keputusan untuk itu."
"Maksud ayah apa sih? Aku gak ngerti."
"Ayah bakal nyewa bodyguard buat jagain kamu. Dan kamu gak boleh nolak."
"Apa? Bodyguard?"
Ayahnya mengangguk kecil, pria itu lalu sibuk sebentar dengan ponselnya sebelum menatap Minhee lagi, "Ayah nyewa bodyguard biar ada yang bisa jagain kamu. Karna Junho bilang kamu selalu dalam bahaya, banyak yang ngincar kamu karna kamu anak ayah. Ayah sadar itu sih karna emang dari dulu juga banyak yang udah ngincar kamu. Jadi, udah paling bener ayah nyewa bodyguard buat kamu. Sekalian, biar bodyguard kamu bisa ngawasin kamu juga biar kamu gak sembarangan ciuman sama orang di tempat umum lagi. Biar cuma ciuman, tetap aja nama keluarga yang dipertaruhin. Untung yang minggu lalu Jaehyuk doang yang ngenalin kamu, orang lain enggak."
Minhee tidak bisa berkata apapun. Ia rasa ayahnya pasti sudah gila karena melakukan ini. Tapi, bagaimana ia menolak semua itu?
"Oh ya, bodyguard kamu bakal kerja mulai hari ini. Jadi, mulai hari ini, ke manapun kamu pergi, dia bakal ngikutin kamu. Dan orangnya... dia."
Ayah Minhee lalu menunjuk ke arah pintu masuk ruang makan--di mana ada seseorang yang baru saja masuk dari sana. Kedatangannya sukses membuat Minhee melongoh tak percaya. Ayahnya pasti sudah benar-benar gila.
Bagaimana bisa pria itu menyewa bodyguard agar ia tak sembarangan berciuman di depan umum sedangkan bodyguard yang disewa ayahnya itu adalah orang yang berciuman dengannya malam itu?
terima kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
f i r e f l y • hwangmini •
Fiksi PenggemarSeharusnya Yunseong ingat jika Minhee terlalu sulit ia raih, tanpa tahu jika si Kang itu terlanjur membutuhkannya. ⚠bxb hwangmini 190321-080421 © qndwmyl, 2021