• firefly 30

305 54 3
                                    

"Bang Yunseong!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bang Yunseong!!"

Yunseong sedang sibuk dengan ponselnya, saat Junho datang dengan terburu-buru dan memanggilnya. Saat ini mereka tidak sedang di rumah, tapi di rumah kecil milik Yunseong dulu. Oh ya, Yunseong memang sudah pulang untuk tinggal bersama mamanya setelah dipecat Minhee. Hari itu mereka ke situ--lebih tepatnya Yunseong saja, karena Junho baru datang--untuk bertemu dengan Hangyul dan Serim. Yunseong sedang meminta tolong mereka untuk mencari Minhee.

"Apa?"

Lelaki Hwang itu mendongak, menatap Junho saat sang adik sudah di depannya. Anak itu sendiri masih sibuk mengatur napasnya--mungkin, ia datang dengan berlari--sebelum mengambil tempat di samping Yunseong.

"Lo harus tahu ini!"

Berucap kemudian, pemilik marga Cha itu lalu mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan meletakannya di atas meja di depan mereka.

"Ini?"

"IP Camera," menjawab cepat, Junho mengambil jeda saat Yunseong sudah meraih benda itu untuk ia perhatikan lebih jauh, "gue nemu di kamar Minhee."

"Kok bisa ada di sana?"

"Nah itu dia. Gue tadi ke sana buat nyari sesuatu yang siapa tahu bisa dijadiin petunjuk ke mana Minhee atau dia dibawa sama siapa. Nah, gue nemu ini nih di kamarnya. Ada di sudut meja kerjanya dia, warnanya hitam, jadi gak keliatan jelas. Kameranya ngedep ke sofa yang di sudut kamar itu."

"Ngadep ke sofa di sudut kamar?"

Saat Junho mengangguk, sesuatu yang lain muncul di kepala Yunseong. Ia teringat lagi tentang apa Junho katakan hampir seminggu yang lalu tentang Jaehyuk. Lelaki Yoon itu tahu jika Minhee melakukan sesuatu dengan seseorang--yang adalah dirinya. Apa lelaki tahu karena kamera ini?

Menoleh cepat untuk menatap Junho, Yunseong langsung mengajukan pertanyaan lain, "Kamera ini punya siapa?"

"Yang jelas bukan punya Minhee. Tuh anak ngapain pasang kamera ginian di kamarnya? Emang ada maling yang mau masuk ke sana?"

"Udah lo coba cari tahu?"

"Nah, itu dia masalahnya dan buat gue buru-buru nyamperin lo ke sini," Junho menyahut cepat sambil menjentikan jarinya, "gue gak punya temen atau kenalan hacker yang bisa bantu kita buat nyari tahu siapa pemilik nih barang."

"Hacker?"

"Lo punya?"

Minhee masih di ruang rawatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minhee masih di ruang rawatnya. Keadaannya sudah lebih baik, walau ia masih tidak mau bicara, tidak mau bertemu dengan siapapun dan malas makan. Tapi, ia sama sekali tidak diberi kabar kapan bisa keluar dari tempat itu. Padahal, ia sudah ingin keluar, pergi ke manapun tanpa melakukan apa-apa dan mati tanpa seoarangpun yang tahu.

Tapi, dokter bermasker itu seperti tidak akan pernah mengeluarkannya dari tempat itu. Dokter itu hanya datang dengan pertanyaan yang sama setiap hari, membuat ia kesal sendiri.

Sama juga dengan hari ini.

Dokter itu datang lagi, sendirian seperti biasa. Ia membawa sebuah nampan berisi makan siang untuknya. Setelah meletakan nampan di atas nakas, dokter itu diam dan menatapnya sesaat. Setelahnya, ia bergerak untuk meraih sesuatu dari atas nampan itu.

"Ada titipan buat kamu."

Ada sebuah amplop berwarna biru, dokter itu meletakannya dalam genggaman Minhee. Lalu tanpa menunggu jawaban dari si manis, ia bergerak keluar dari ruangan itu.

Minhee masih diam. Ia melirik sekilas makanan yang ada di atas nakas--sudah jauh lebih baik dari pada saat ia baru sadar. Saat itu ia hanya diberi makan bubur tawar.

Setelah beberapa saat, barulah tatapanya ia jatuhkan pada amplop biru yang ada dalam genggamannya. Ia membolak balik amplop itu perlahan, tidak ada tulisan apapun di sana yang menunjukan dari siapa benda itu.

Dengan gerakan yang masih sama pelannya, pemilik marga Kang itu lalu membuka amplop itu dan mengeluarkan selembar kertas dari sana. Isinya mungkin bisa di sebut surat. Tapi tidak juga. Hanya beberapa kalimat.

'Jangan sedih, kamu harus bahagia.
Apapun yang terjadi, kamu harus bahagia.
Lupain semua sakit selama ini, aku janji bakal bikin kamu bahagia. Bahkan ketika kamu gak mau aku ada di samping kamu.
Jadi, kamu harus bahagia.

Oh ya, menu makan siang ini spesial. Kesukaan kamu, kan? Aku harap kamu suka dan mau habisin.

Cepat lebih baik.'

Minhee mengalihkan tatapannya dari kertas itu. Ia menatap ke arah nakas di mana nampan berisi makananya berada. Sudah lebih baik memang, tapi tadi ia tidak memperhatikan menunya dengan benar. Ternyata ada tumis makanan laut dengan semangkuk sup.

Tersenyum kecil untuk pertama kalinya sejak hari itu, Minhee kemudian menatap lagi lembaran kertas di tangannya. Ia melipatnya kembali dan dimasukan ke dalam amplop sebelum menyimpan amplop itu di sisi tempat tidurnya.

"Itu kamu, kan? Kamu bakal balik lagi kan? Aku yakin itu kamu dan kamu pasti balik buat aku."

terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

terima kasih...

f i r e f l y • hwangmini •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang