Sudah jam delapan malam. Tak terasa sudah tiga jam mereka lembur. Bang Minseok dan June udah buru-buru aja beres-beres.
"Soo, duluan ya. Mama gue minta jemput dirumah temennya." Bang Minseok pamit dengan buru-buru.
"Hati-hati, Bang!"
"Soo, gue juga ya. Pacar dah nunggu di lobby. Hehe, bye cantik!" June juga ikut pamit dan berlari kecil.
"Cantik-cantik noh si Taeyong cantik!"
"Udah selesai?" Jongin memotong Kyungsoo yang sedang mengomel.
"Eh udah sih kak, ini lagi beres-beres."
"Temenin ke pantry dulu yuk? Gua mau ambil P3K."
Kyungsoo mengeryit. "Loh? Ada yang luka kak?"
"Ini jari kena steples tadi."
"Astaga! Ayo!" Kyungsoo buru-buru menarik tangan Jongin menuju pantry.
Saat sampai di pantry Kyungsoo buru-buru membuka lemari kecil tempat kotak P3K berada. Dia juga mengambil air hangat dalam mangkok kecil.
"Soo? Buat apaan?"
"Sssttt udah diem!"
Kyungsoo menarik Jongin untuk duduk di kursi meja makan ruang pantry. Lalu, dengan sigap Kyungsoo menarik jari telunjuk kiri Jongin yang berdarah kemudian mencucinya dengan air hangat.
"Lain kali, hati-hati kak. Lukanya emang kecil tapi jangan dibiarin. Bisa infeksi." Kyungsoo berucap tapi tangannya masih mengusap perlahan jari Jongin. Benar-benar perlahan-lahan dan penuh hati-hati.
"Tahan ya! Sedikit perih kak." Kyungsoo memperingati Jongin bahwa dia akan mengoleskan obat merah pada lukanya.
"Aw!" Jongin meringis. Perih juga.
"Duh diem kak! Jangan gerak nanti tambah perih." Kembali Kyungsoo mengoleskan obat merah dengan hati-hati.
Jongin memperhatikan tangan mungil Kyungsoo yang terlihat putih itu lihai mengobati lukanya. Pandangan Jongin beralih ke wajah Kyungsoo, karena dari dekat Jongin bisa melihat wajah itu bersih, putih dan terawat. Pipi sedikit memancarkan rona merah. Seperti buah persik.
"Dah selesai!" Kyungsoo memekik girang.
"Lain kali hati-hati kak."
Jongin yang bengong pun sadar. "Oke, thank you."
Saat mereka akan melangkahkan kaki keluar pantry itu tiba-tiba lampunya mati. Lalu, tak lama kemudian terdengar suara pintu terkunci.
"Hah? Hei apa kita dikunci dari luar kak?" Kyungsoo panik.
"Tunggu! Gua cek dulu! Ah gelap lagi." Jongin berusaha merogoh ponselnya niat untuk memberi penerangan. Sayang ternyata ponselnya mati.
"Kak kenapa?"
"Ponsel gua mati, Soo! Oh coba sini punya lo!"
"Oh oke. Bentar kak Jongin di sebelah mana?" Kyungsoo mencoba meraba ruangan disekitarnya. Sesungguhnya sebelum lampu itu dimatikan jarak mereka tidak jauh tadi.
"Gue disini, Soo."
"Hah dimana? Kanan atau kiri?"
Kanan atau kiri? Jongin tidak tau ini gelap. Sialan sekali security itu. Mereka mematikan lampu kantor dan mengunci ruangan cepat sekali hari ini, bahkan sebelum jam sembilan. Apa mereka pikir tidak ada yang lembur malam ini? Awas saja Jongin akan mengadu nanti!

KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
FanfictionTentang Kyungsoo yang bucin sama Jongin dan Jongin yang Tsunade-eh Tsundere. Mereka seperti gravitasi satu sama lain. -bxb -nonbaku -kata kasar Tidak disarankan untuk homophobic, harap bijak untuk tidak usah membacanya. Rank #1 hunho/seh...