Thirty One

504 81 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Setelah hari itu hari-hari Kyungsoo ia habiskan untuk ngebucin Jongin tentunya. Ia mulai rajin lagi bikin bekal buat Jongin, kadang ia selipkan beberapa pesan kecil yang ditulis di notes dan dia tempel di kotak bekal makan siangnya.

Sejak itu juga Jongin ga pernah nolak semua bentuk perhatian dari Kyungsoo. Sesekali laki-laki berkulit tan itu juga memberinya perhatian. Misalnya jadwal lemburnya berkurang dan juga sekotak susu coklat yang hampir setiap pagi ada di meja Kyungsoo.

Ini sih terhitung udah dua minggu. Kyungsoo bersyukur kadang-kadang setelah kegiatan lapangan seperti ngecek properti buat pemotretan atau cek lokasi baru, mereka akan sering ngobrol. Ya walaupun obrolan mereka hanya seputar hobi masing-masing. Tak apa Kyungsoo suka.

 Tak apa Kyungsoo suka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pipi Kyungsoo merona. Duh masih aja gugup dan malu-malu. Padahal bukan pertama kalinya pulang bersama lelaki yang dicintainya itu, tetap aja Kyungsoo malu-malu.

Tak lama setelah keluar dari lift, Kyungsoo melihat Jongin melambaikan tangannya. Kyungsoo buru-buru berlari mengikutinya hingga ke parkiran. Lantas langsung masuk ke dalam mobil hitam milik lelaki tercintanya.

Selama kurang lebih lima belas menit tak ada percakapan diantara keduanya. Tumben sekali, biasanya Kyungsoo akan mengoceh. Kali ini mungkin karena si mungil gugup.

"Tumben diem." Tanya Jongin

"Hah? Gapapa kak hehe."

"Btw thank you buat bekel tadi siang. Gue suka."

Kyungsoo tersenyum. Pujian dari Jongin mampu bikin porak-poranda perasaan Kyungsoo.

"Eh tapi gue mau mampir dulu bentar. Gapapa? Cuma ke Butik doang sih ngambil pesenan sepupu. Besok mau mampir dia."

"Boleh kak gapapa"

"Yakin? Kalo cape gue anterin pulang duluan aja."

Kyungsoo menggeleng. Kapan lagi jalan sama kak Jongin, yakali dia tolak. "Engga kok kak, ayo!"

Setelah itu mereka sampai ke Butik yang di maksud. Tidak terlalu besar tapi cukup berkelas. Apalagi dress yang pesan sepupu Jongin terlihat sangat cantik. Ah tiba-tiba Kyungsoo kepikiran jika nanti dia menikah, dia akan memasan baju di Butik ini.



***

















***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Halo? Maaf aku baru kembali. Padahal udah janji mau ngebut. Iya itu soalnya aku lagi kurang sehat ini. Masf banget ya😭

Ini juga Chapter ini pendek banget dan gatau deh ngefeel apa engga, mana ngetik sama upload tengah malem. Mohon do'a nya ya moga besok sehat dan bisa lanjutin ini dengan lebih maksimal. Udah mau detik-detik menuju end soalnyaa.

Oke deh segitu aja, mataku dah berkunang-kunang dan kepalaku pening. Kalian jaga kesehatan ya. Papay👋💙

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang