Thirty Seven

558 79 27
                                    

Jongin mendengus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jongin mendengus. Baru saja ia ngelangkahin kaki ke kantin, Kyungsoo diujung sana melihat ke arahnya buru-buru melarikan diri. Jika dilihat, laki-laki mungil itu berjalan menuju lobby kemudia keluar dari gedung kantor. Sepertinya emang dia bener-bener ngehindarin Jongin.

"Ngapain bengong?" Suara seseorang menyapa telinga Jongin. Ia berbalik dan mendapati Luhan menyeringai.

"Oh! Luhan. Kenapa kesini? Bukannya tadi ada pemotretan?"

"Ya gitulah. Fotografernya ada panggilan mendadak, katanya ibunya masuk rumah sakit. Jadi ya ditunda. Lagi pula aku lapar, malas keluar kalo sendirian."

Jongin mengangguk. "Mau barengan?" Ia menawarkan diri. Ya daripada dia makan sendiri akan terlihat kikuk. Toh tadi bang Minseok dan June ternyata menyusul Kyungsoo keluar.

Setelah memesan dan membawa makan siangnya, si Model Cantik itu duduk berhadapan dengan Jongin. Ia memakan Teopokki dan Jus jambu. "Wah! Aku sudah jarang sekali makan makanan Korea." Teriak Model Cantik itu selagi mengaduk makannya.

Jongin menoleh dan menatap makanan Luhan. "Ya, itu enak. Tapi tidak seharusnya makan jam segini."

"Itu bukan masalah, Jongin. Ini hanya perihal selera. Toh aku bukan orang Korea asli."

Jongin menanggapi dengan deheman. Dia fokus menghabiskan sup ayam. Entah sejak kapan Jongin suka sayur.

"Omong-omong, kau dan Kyungsoo bertengkar?"

Pertanyaan mendadak dari Luhan langsung menghentikan pergerakan Jongin yang akan menyendok makanannya. "Apa itu terlihat jelas?"

Luhan terkekeh. Tak ada tanggapan lanjut, si Model Cantik itu kembali fokus pada makanannya, jelas dia lapar katanya kan tadi?

"Dia emang gitu, Jongin. Butuh waktu juga untuk nerima keadaan. Well, kalian cuma salah paham kan? Kyungsoo bukan tipe orang yang mudah benci sama orang lain, tapi dia cukup pandai membatasi diri dari orang yang bikin dia kecewa, ya kaya aku gini."

Mencerna baik-baik kalimat Luhan, Jongin masih menunggu ia melanjutkan ucapannya. "Kyungsoo masih rajin rekomendasiin resep makanan Korea dan itu lumayan buat mengisi waktu luangku. Kutanya kenapa dia masih bersikap baik? Jawabannya karena dia ingin. Lihat? Dia tidak pernah membenci seseorang."

"Kesempatan itu selalu ada Jongin. Hanya tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Andai dulu kesempatanku bersama Sehun tak kusia-siakan, Sehun akan tetap bersamaku hingga hari ini. Tapi, apa boleh buat aku memilih melepasnya jadi ya dengan siapapun dia sekarang, aku tak berhak untuk melarangnya."

Benar juga. Semuanya tergantung kepada pilihan Jongin saat ini. Menyerah atau coba memperjuangkan Kyungsoo seperti apa yang dilakukan laki-laki itu empat tahun belakangan. Ya satu minggu cukup bagi Jongin ngerti, merenungi setiap kesalahannya. Dia sadar bahwa ia tak bisa lagi menolak perasaannya pada Kyungsoo.

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang