E P I L O G U E

867 71 23
                                    

Jika kesempatan datang padamu, jangan sia-siakan. Sebab, menyesal telah menyia-nyiakan sesuatu lebih menyakitkan daripada menyesal telah mencoba. Ambil langkah dengan baik, jangan ragu. Kadang, kebahagiaan tidak datang sendiri. Harus ada perjuangan untuk menjemputnya.

Sejak Jongin menerima ajakan Kyungsoo untuk berkeliling Seoul enam bulan lalu. Tak ada progres yang signifikan soal hubungan mereka. Jongin masih benar-benar pengecut. Tapi hari ini, setelah memutuskan untuk cuti dari pekerjaannya, yang kini lebih longgar tak sepadat sebelumnya, Jongin mengajak Kyungsoo pergi.

"Hei! Jongin. Haruskah aku memakai penutup mata? Ini tak nyaman." Kyungsoo bertanya. Kini dirinya di dalam mobil bersama Jongin. Matanya tertutup sebuah kain. Entah kemana laki-laki jangkung itu akan membawanya pergi.

"Kamu harus menggunakannya sampai tujuan, Soo. Sabar ya, hanya setengah jam lagi." Kalimat Jongin lembut setidaknya mengusik perasaan Kyungsoo. Hatinya berbunga-bunga.

Seperti yang Jongin katakan, mereka sampai dalam waktu setengah jam kemudian. Jongin membukakan pintu mobil untuk Kyungsoo dan membantu pria mungil kesayangannya turun. Perlahan, Jongin membawa Kyungsoo ke tempat yang di tuju. Merasakan sesuatu yang aneh, Kyungsoo berhenti melangkah.

"Jongin! Bisakah aku membuka mataku sekarang." Jemari kakinya bergerak-gerak.

"Baiklah, biar aku yang buka." Jawab Jongin kemudian melepaskan kain yang menutupi mata Kyungsoo. Dan perlahan Kyungsoo membuka matanya. Benar sesuai dugaannya ini pantai. Ia merasakan kakinya menginjak pasir sejak tadi.

Kyungsoo memekik girang. Oh ayolah! Kyungsoo sangat menyukai pantai. Laki-laki mungil itu berhamburan menuju sisi pantai, bahkan dengan sigap ia menjatuhkan dirinya ke air dan sedikit berenang. Jongin hanya terkekeh melihatnya, padahal niatnya akan mengajaknya ke resort vila dulu untuk melihat kamar yang akan mereka tempati dan juga tentu membeli baju renang. Tapi, sudah kepalang tanggung, Kyungsoo sudah basah.

"Hei! Jongin!" Kyungsoo melambaikan tangannya pada Jongin yang kini tengah duduk berselonjor menontonnya bermain air.

"Tidak mau bergabung denganku?" Teriak Kyungsoo lagi.

"Tidak! Aku tidak mau basah!" Teriak Jongin yang membuat Kyungsoo keluar dari air kemudian mendekatinya.

"Ah tidak seru bermain sendirian." Ketus Kyungsoo seraya mendudukan dirinya di samping Jongin.

"Aku tidak mau basah, Soo." Jongin menatap Kyungsoo yang terengah. Mungkin lelah berlari dan berenang-renang di air luat tadi.

"Kalo gamau basah ngapain ngajak ke pantai? Kamu bisa mengajakku ke sauna atau ke gurun pasir." Kyungsoo mencebik kesal. Bibirnya mengerucut lucu. Dan membuat Kim Jongin semakin gemas. Sabar, tahan sedikit Jongin.

"Ayo!" Jongin berdiri mengulurkan tangannya.

"Bermain air?" Tanya Kyungsoo.

Jongin menggeleng membuat Kyungsoo kembali cemberut. "Terus kemana?"

"Ke vila, tempat buat kita nginep."

Kyungsoo membola. Ia tidak tahu kalo mereka akan menginap, hei! Dia tidak membawa baju ganti.

"Menginap? Kenapa ga bilang mau nginep? Aku ga bawa baju ganti, Jongin."

"Gapapa, sekalian beli dulu sekitar sini. Ganti baju terus ke Vila."

"Huh! Nyebelin banget!" Kyungsoo menghentakkan kakinya melangkah mendahului Jongin. Lagi-lagi sisi lain Kyungsoo yang baru Jongin tahu. Maksudnya, dia tahu Kyungsoo akan bersikap manja dan kekanakan terkadang, tapi ia baru tahu kalo Kyungsoo benar-benar imut saat bermanja seperti tadi.

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang