"I hope.."

604 69 0
                                    

Aku melihat luke berjalan melewati loker-loker. Ini saat yang tepat..

Aku membuntuti luke dan mulai melancarkan rencanaku. Aku membuka resletingnya- Hei! jangan berfikiran macam-macam, aku membuka resleting tasnya lalu meraba kantung jeans ku dan menemukan benda yang ku cari lalu memasukkan benda pipih tersebut kedalam tas si hemmo idiotnatic.

**

Kelas pertamaku dimulai. Aku mengikuti pelajaran dengan gangguan luke di belakang ku. Bagaimana tidak? Ia lebih memilih duduk dibelakangku di banding bangku kosong yang masih banyak tersisa.

Luke berbisik dibelakang telingaku    "Hey gen! Aku tau kenapa ibumu memberi nama mu itu. Itu karna kau mengandung banyak gen yang di sebut idiot! dan-"

"Jangan lupakan fakta bahwa seseorang memintaku mengalah di kelas Geometri dan Kimia semester kemarin" potongku dengan menekankan kata seseorang.

"Bisakah kau move on Genevieve Robinson? Kau berlebihan soal kata 'mengalah' "

"Dude, you must be learn from the past. Aku mulai mencium bau kemenangan di kelas Sastra.." sindir ku masih sambil mencatat yang di terangkan oleh Mr.Evans.

"Gen pd mu terlalu berlebihan! Pantas saja nama mu Gen. Nama yang buruk" ucap luke sambil menahan tawa. Hell, tidak ada yang boleh mengejek namaku.

Aku langsung mendobrak meja. "BISAKAH KAU DIAM DAN BERHENTI MENGEJEKKU?! AKU SUDAH MUAK DENGAN MULUTMU YANG SEPERTI SAMPAH ITU!" Sentakku.

kau tidak akan percaya apa reaksi luke..

Dia hanya tersenyum meremehkan dan menatapku menantang. Sialan kau.
Kau salah orang jika menatap Genevieve seperti itu, hemmings..

Aku mulai mengambil ancang-ancang untuk memukul wajah menyebalkan itu.

ketika tanganku hampir menyentuh wajahnya. Kegiatan ku terhenti..

"MISS ROBINSON! KELUAR DARI KELAS KU!"

What the fuck, kau akan mati luke..

**

Aku melihat Mr. Evans keluar dari kelasku, aku langsung masuk kelas membereskan alat tulisku dan langsung pergi menuju kelas Kimia.

Aku menyeringai melihat luke yang berjalan di depanku menuju kelas kimia bersama temannya Calum Hood.
Ladies and Gentleman, The show begin..

Aku duduk dibarisan ke dua di belakang luke, memasang wajah flat ku. Aku pura-pura meraba kantung jeans, tas, kotak pensil, serta dompetku.

"Oh gosh, Handphone ku hilang!" Teriakku. Teman-teman sekelas ku langsung memfokuskan perhatian mereka.

"Kau yakin?" Sahut emily gadis blonde di belakangku.

"Ya! Tentu saja. Aku terakhir menaruhnya disini lima menit lalu" ucapku sambil menunjuk sudut meja ku.

"Mungkin jatuh?" Oh, itu lily gadis yang ber-notaben sebagai kekasih calum.

"Tidak ada! Lain kali pakailah matamu sebelum menyarankan sesuatu"

"Kenapa kau tidak mengecek nya saja di tas kami.. just like junior high school ehehe" ucap Poppy cengengesan, gadis yang satu-satunya berwajah asia disini.

Gadis didalam ku yang menantikan kalimat itu meloncat kegirangan.

"Oke, guys kumpulkan tas kalian" perintahku.

Aku mulai mengecek satu per satu. Entah di tasnya ada yang hanya membawa buku satu, ada yang membawa make up lengkap, bahkan ada yang membawa baju dalam. Untuk apa mereka membawa hal-hal seperti itu?

Aku sudah mengecek hampir seluruh tas murid, terkecuali luke.. aku sengaja menyisakan mu terakhir asshole.

"Luke, it's your turn.." ucapku.

"Priksa saja.. aku 1000% bersih kok" ucapnya pd sekaligus cuek.

Semua murid menatapku dan luke penasaran. Aku mulai membongkar tasnya. Lalu mengangkat sesuatu dari dalam sana.

"Dude, bagaimana bisa kau menyimpan benda seperti ini?"

Luke pov

Fuck, bagai mana bisa benda seperti itu berada di dalam tas ku?

"Aku.. itu bukan punyaku. Aku bersumpah!"

"Lalu ini punya siapa?" Ucap Gen setengah penasaran dan menahan tawanya.

"Aku tidak- hell, Mana kutahu!" Ucapku frustasi.

Sialan. Siapapun yang menaruh tampon itu disana. Aku akan menghajarnya. Termasuk jika calum sahabatku sendiri.

"Kalau begitu.. ini punya gadismu ya?" Tanya nya lagi. Aku terdiam menahan malu.

"Wajahmu merah, apa kau terlalu malu untuk nengakui siapa pemilik tampon ini? Luke jawab aku "

"Fuck you, Diamlah Gen. Dan kalian semua bubar! Apa menurut kalian ini menarik huh?" Bentakku.

Seluruh orang menyoraki ku. Memalukan. Penonton sudah bubar dan hanya Genevieve yang tersisa. Dengan posisi tangan mengangkat tampon
yang-entah-milik-siapa.

Aku menatapna dengan ekspresi antara malu, kesal, dan ingin mena- no. Aku tidak akan pernah menangis di hadapan nya.

Gen masih menatapku. Lalu..

"HAHAHAHAH GOTCHA LUKE! AKU MENANG KALI INI!" Ucapnya tertawa puas sambil merogoh iphone nya dari kancing kemejanya.

Aku menatapnya tidak percaya. Masih mencerna apa yang dikatakannya.

Aku bersumpah. Ide nya untuk mempermalukan ku berhasil dengan sangat amat mulus kali ini. Dia sangat tega, Apakah dia tidak mempunyai hati?

Amarahku memuncak ketika volume tawanya naik menjadi dua kali lipat.

"Aku harap kau memiliki suami dan anak yang ingin membunuh mu di masa depan nanti!"

Genevieve pov

"Aku harap kau memiliki suami dan anak yang ingin membunuh mu di masa depan nanti!"

Aku tercengang mendengar kata-kata luke barusan. Hati ku terasa nyeri dan susah bernafas. Luke sialan. Air mataku sudah berlomba ingin keluar. Dan akhirnya wajahku sudah basah oleh airmata. Sial, aku tidak boleh menangis!

Aku mengambil tas dan perlengkapanku dan berlari menuju mobilku. Aku mengendarainya dengan kecepatan tinggi bahkan aku menerobos traffic light.

Yang aku inginkan sekarang hanyalah pulang kerumah. Aku memarkirkan mobilku di depan rumah dan langsung masuk dengan tergesa-gesa.

"Gen? Kau sudah pulang? bukannya ini masih jam- dan kenapa kau menangis astaga! " aku mengabaikan kucapan ashton kakak tiriku dan langsung berlari menuju kamarku menguncinya. Aku menangis. kata-kata luke terngiang di kepalaku.

"Aku harap kau memiliki suami dan anak yang ingin membunuh mu di masa depan nanti!"

Aku mendengar suara ketukan pintu "Gen, you okay?" Oh, Itu pasti ashton.

"N-no. i- i mean, im okay ash.." jawabku.

"Jika kau membutuhkan bantuan panggil aku okay?"

Aku hanya diam tidak mengubrisnya. Tidak ada sahutan lagi. Mungkin ia sudah pergi. Aku menutup wajahku dengan bantal dan menangis sepuasnya. Ya, Aku menangis. Congratulation luke,

You win..

*********

Hai, so ini chapter selanjutnya. Maapkan aku, ini nulisnya sambil galau. Karna..
sepatu.vans.merah.kesayangan.gue.abis.disita.

UDAH YA SEGITU DOLOOO.
OHIYAA, V-O-M-M-E-N-T-S ❤❤

Love overloads

Maura xx.

The Other RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang