f a m i l y

376 54 10
                                    

Aku terbangun dengan wajah luke yang berhadapan dengan wajahku, well kurasa aku Sudan mulai terbiasa dengan ini. Reflek garis bibirku melengkung. Teringat kata-kata yang keluar dari mulutnya. Aku tidak tahu bagaimana jika yang kutatap saat bangun tidur waktu itu bukan luke. Melainkan wajah orang asing- atau mungkin alien. Bayangkan jika wajah luke di kombinasi dengan wajah alien yang mirip di keyboard iphone ku. Sialan. Sekarang aku tertawa sendiri karna kekreatifan imajinasi yang kumiliki.

Aku melihat wajah luke yang sedang tertidur. Ternyata ia jauh dari kata menyebalkan jika sedang tidur. Wajahnya polos seolah terlupa akan dosa yang mungkin beratnya setara dengan televisi tahun 80-an.

Namun aku kembali teringat, apakah aku memang-- you know? I mean pregnant. Aku mengusap pelan perutku.

"Terimakasih kembali, aku tahu wajahku memang manis di pandang" ucapnya dengan mata yang -masih- tertutup.

Aku memutar mata lalu memalingkan wajah.

"Dasar, Kata-kata itu sudah terlalu kuno. Aku sering melihatnya di film-film bergenre romantis."

"well, setidaknya itu adalah sebuah pernyataan kalau kau suka menonton film cengeng"

Luke terkeh namun kali ini dengan membuka mata nya.

aku memutar bola mataku "Taruhan sepuluh dolar, pasti kau ingin mengatakan-

Aku menggantungkan kalimatku

"Take a picture gen, itu akan lebih tahan lama." Ucapku berbarengan dengan luke.

Ia menatapku tersenyum bodoh."terkadang aku berfikir jika kau adalah seorang penyihir"

Aku hendak memprotes ucapannya, namun gagal karna luke kembali berbicara

"Karna terlalu seringnya kau meramalkan apa yang akan aku ucapkan"

"Namun jangan lupakan sebuah fakta bahwa penyihir tidak menontin film drama" lanjutnya.

"ia mungkin lebih memilih channel memasak ramuan dari pada drama.."

"atau tutorial menggunakan tongkat sihir.."

"mungkin juga acara menambah mantra sihir the series.."

Aku terkekeh pelan diikuti oleh luke.

"Oh god, kau dengar itu gen?" Ucap luke heboh.

"Tidak memangnya apa yang kau-"

"Shhh... diam" luke menoleh menatapku serius.

Aku mendengar bunyi yang dimaksutkan luke. Dan, sial. Kukira bunyi apa. Aku memutar mata.

"Kau kuno, sedikit gila, juga bodoh plus perutmu tidak balance dengan badanmu"

"Mummmyyy im hungry muuum.." ia merengek dengan nada yang di buatnya semanja mungkin. Cih.

Aku bangun lalu berjalan kearang meja rias menggulung rambutku ke atas dengan asal-asalan.

"Bangunlah luke, atau tidak akan ada sarapan untukmu"

Aku keluar dari kamar menuju kamar lily meninggalkan luke yang masih malas meninggalkan pujaan hatinya -tempat tidur-. See? 1 menit yang lalu ia mengungkapkan kelaparannya, namun ia masih tidak beranjak. Aku berniat membangunkan lily untuk sarapan bersama. Namun kubatalkan karna ia ternyata telah bangun dan kudapati sedang menggambar di meja dengan crayon warna.

"Hey, kau sudah bangun?" Aku mendekat.

Ia mengangguk tersenyum tanpa memalingkan wajahnya dari sesuatu yang tengah di buatnya.

The Other RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang