Promise & messages

572 81 3
                                    

Luke pov

  

"T-testpack??"

Gen mengangguk pelan mengiyakan pertanyaan ku yang sanggup membuat nya menunduk malu.

Aku tergelak, "jangan menghayal, bahkan aku tidak pernah menyentuhmu. Jika kau tahu apa yang kumaksut dengan kata menye—"

"Ya, ya aku tahu! Jangan di jelaskan"

"Tapi fakta berkata lain, mungkin kita tidak pernah melakukannya.. Tapi kata 'kita' di saat sebelum kau dan aku berada di masa ini? Bagaimana bisa tercipta Lily huh?"

Benar.

"Kau pikir tuhan meniupkannya dan di bawa seekor angsa lalu- whooshh.. Jadilah seorang anak. Whoa, how magical.."  Ucapnya sarkas.

Aku menunduk berfikir seolah sedang membayangkan seekor angsa terbang membawa bayi lalu—

Well, lupakan imajinasiku.

"Tapi gen-" aku menghela nafas panjang.

Hening.

Tak ada satupun dari kami yang memulai bicara. Aku masih mencerna kata-katanya. Bagaimana bisa? memikirkan jalannya membuat otakku berputar. tiba-tiba gen terisak, aku menoleh kearahnya. Tangisannya menjadi semakin kuat. Lakukan sesuatu luke..

"Hey shhh.. No, dont cry gen." Aku menariknya kepelukanku.

"Im just.. Scared? You know?"  Aku mengencangkan pelukanku dan menciumi rambutnya.

"Shhh.. Jangan takut, im here.. And everything will be alright gen, trust me" ia masih terisak, badanya bergetar.

Aku mengangkat dagunya, matanya bertemu dengan mataku.

"Listen to me,  aku kan selalu menemani mu jadi jangan takut lagi okay? Kita akan menjalani semuanya bersama dan semuanya akan baik-baik saja aku berjanji. Jangan takut" Ia mengangguk kecil.

Aku mencium keningnya. Dan memeluknya erat.

dan, Ya.. Aku berjanji. bagaimaapun ia- maksutku mereka adalah tanggung jawabku. mau tak mau aku harus mau. ya, harusnya inilah yang kau lakukan dari dulu luke. aku memang bodoh. kenapa bisa aku menjadi lelaki brengsek yang menelantarkan anak serta istriku. memikirkannya membuatku seolah lebih merasa bersalah. ya tuhan, aku jahat sekali ya?

fix it luke..

lagi-lagi suara itu. suara yang selalu menuntun apa yang kulakukan. keputusanku sudah bulat, aku akan memperbaiki semuanya. dan mencoba menerima apa yang harus aku jalani. baiklah, dan harus darimana semua itu di mulai? tentu saja dari minta maaf, dasar luke bodoh. Tiba tiba aku mendengar suara bell.

Dasar tamu tidak tahu diri. Setidaknya jika ingin berkunjung tunggulah waktu yang tepat. Ck

"Biarkan aku-"

"Tidak, aku yang buka.." Aku menuruni tangga menuju ruang tamu, lalu membuka pintu. sial karna sepertinya sang tamu sudah tidak sabaran dan mungkin langsung pergu, karna aku tidak melihat siapapun. Atau itu hanya anak-anak yang jahil. Aku hendak menutup pintu, Tapi-

Tunggu dulu..

Aku meraih amplop silver yang tergeletak di depan pintu. Ini lucu karna sang pengirim mungkin tinggal di jaman babi terbang. Berhentilah hidup, jika kau tidak menggunakan kecanggihan jaman.

Aku memutar mata dan membuka amplop itu dengan rasa tidak tertarik.
 

"Be carefull of what you wish.. "
 

Bola mataku seolah ingin lepas dari tempatnya. Tiba-tiba kepalaku terasa berputar seperti kaset yang sedang memutar kejadian belakangan ini. Tidak..

Tidak mungkin.

• flashback •
 
  
  
"HAHAHAHAH GOTCHA LUKE! AKU MENANG KALI INI!" Ucapnya tertawa puas sambil merogoh iphone nya dari kancing kemejanya.

Aku menatapnya tidak percaya. Masih mencerna apa yang dikatakannya.

Aku bersumpah. Ide nya untuk mempermalukan ku berhasil dengan sangat amat mulus kali ini. Dia sangat tega, Apakah dia tidak mempunyai hati?

Amarahku memuncak ketika volume tawanya naik menjadi dua kali lipat.

"Aku harap kau memiliki suami dan anak yang ingin membunuh mu di masa depan nanti!"

•  •  •

Tidak mungkin.

Aku tidak serius mengatakannya. Ya aku akui aku memang serius. Karna.. Bukankah wajar jika orang yang sedang marah mengatakan hal-hal jahat, serta sumpah serapah?

Tapi.. Tidak seperti ini maksutku- Arghh..

Aku menyesal mengatakannya. Aku merasa akulah penyebab semua ini.

Monster.

Aku menggenggam surat tadi, meremuknya sampai tak berbentuk.

"FUCK YOU, DEAR WHOEVER SEND THIS SHIT. YOURE NOT THE KING OF JOKES BECAUSE THIS IS NOT FUCKING FUNNY"

"Luke kenapa kau berteriak?" Ucap nya seolah takut. Sejak kapan Gen disini?

Aku menggit bibirku memejamkan mata. Bagaimanapun aku tidak bisa menyalahkannya.

"Gen.. " ucapku parau.

"Yeah luke..?" Tanya nya sangat pelan.

Aku langsung memeluknya erat seolah tak ingin kehilangannya. "Sorry.. "

"Untuk apa?" Ucapnya polos.

"For the all mistake i've made.."

"Tentu saja gen, kau bisa memanggil ku bajingan, brengsek atau apapun yang kau suka. Karna itulah aku. Aku si lelaki sialan dan tidak bertanggung jawab yang tidak sengaja tuhan libatkan ke kehidupanmu. Aku pengacau.." Lanjutku..

"Just promise me.." Aku masih diam, karna aku mempunyai feeling ia akan melanjutkan kalimatnya.

"Dont leave me, please.." Aku membeku. Mendengarkan kata permohonanya.

"I'll try, aku akan mencoba. Karna aku tidak akan mengatakan 'ya' sebelum aku membuktikannya. Jadi.. Biarkan aku membuktikannya.."

Ya, karna aku seorang lelaki. Aku tidak akan menjanjikan sesuatu. Tapi aku akan membuktikannya.

****

YHA, WANITA BUTUH BUKTI BUKAN JANJI! MERDEKA!
(APAINI)

BTW HALO UDAH LAMA GAKETEMU. TIBA2 W UDA GANTI UNAME AJA HAHAH. Halo ini Lala yang kemaren2 sebenernya numpang di account maura.  Akhirnya gue keluar.. Karnaa Maura forced me. Maura ew. BUT ILY MAURS.

Udahh, pokonya Halo. Dan maaf ga update2 karna aku lagi ujian HUWAAHH. DOAIN LANCAR DAN NILAINYA MEMUASKAN YAAA❤❤

DAN

SEKIAN

ISTRINYA FAIPSOS xx

The Other RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang