fight

546 71 4
                                    

"Mau ke mana kau?"

Luke mendelik kearahku sekilas.

"Bukan urusan mu.." Ucapnya datar.

"For your information, posisiku adalah istrimu disini.."

"Apa peduliku?" Aku benar-benar semakin ingin menceburkannya ke genangan air liur sekarang.

"Fine-- dan oh, jika kau tahu malu sewa lah kamar hotel malam ini juga.." Aku menyilangkan tangan di dada.

"Well, aku memang merencanakan itu sehabis bersenang-senang nanti.."

"Oh, dan? Apa lagi yang kau tunggu? Tidak ada yang menginginkan mu disini.."

Ia berbalik lalu membanting pintu. Aku mengintip dari balik jendela. Ia tidak sendiri? Batinku. Ada beberapa gadis dan laki-laki yang sudah menunggunya dengan mobil di luar, brengsek. Dengan begitu, ia melesat pergi.

Aku mendaratkan punggungku di sofa, sambil berfikir. Apa kira-kira yang bisa kulakukan untuk membuang rasa jenuhku. Melirik arah dapur, aku pun berniat membuat sesuatu diasana. Tiba-tiba ide konyol muncul di kepalaku.

Aku ingin mencoba mempraktekan muffin blueberry di acara tv yang ku tonton beberapa minggu kemarin. Terdengar bodoh memang, ya tapi aku tergoda melihat muffin di layar rata itu. Pun aku menyiapkan bahan-bahan dan mulai memasak.

*****

Ini sudah jam setengah tiga sore, aku selesai membuat muffin dari lima belas menit lalu. Sekarang apa yang akan kulakukan? Aku kembali melirik jam, berharap agar jarumnya berpindah menjadi malam agar aku bisa tidur sesegera mungkin.

Well, atau aku mungkin bisa menonton film? Baiklah aku akan mengecek film. Pekerjaanku terhenti ketika aku melihat kembali jam dinding.

2. 43 pm

Sial, aku lupa. Aku mengambil jaket dan meraih kunci mobil, lalu melesat pergi ke satu-satunya tempat yang ku ketahui. Orang tua macam apa kau gen, sampai lupa menjemput anakmu sendiri. Pikiranku melayang, bagai mana jika Lily di culik? Sial. Aku semakin panik mengetahui pemikiran yang sedang menari-nari di otakku.

Benar saja, ketika aku sampai aku melihat lily masuk ke mobil hitam yang tentu saja bukan mikikku. Baru saja aku hendak keluar dan menyerukan namanya mobil itu langsung pergi. Boleh sekali lagi?

Sial

Aku membuntuti mobil yang membawa lily itu. Menuju ke arah.. Entahlah. Aku masih mengikuti nya namun melihat plang besar nya, aku berasumsi ini adalah hotel. Sungguh? Dari sekian juta tempat strategis untuk penyelundupan, Penculik itu memilih hotel untuk tempat persembunyian nya? Sungguh Konyol.

Aku melihat Lily turun dengan lelaki berhoodie merah maroon yang sedang menggandengnya, aku tidak dapat melihat jelas bagai mana ciri-ciri nyq karna mereka membelakangiku. Aku langsung berlari mengejarnya, satu meter lagi.

"Lily!" Teriakku.

Belum sempat lelaki itu menoleh, aku melayangkan tinju ku ke arahnya.ia mendesah kesakitan. Aku mengenal suara ini.

"Fuck!" Geram luke.

"Ap- apa yang kau lakukan disini?!" Ucapku tegang, marah, bingung, sekaligus gugup.

"Muuum.." Lily berlari dengan langkah kecilnya kearahku.

"Bodoh, aku yang harusnya bertanya. Apa yang kau lakukan disini?! Dan fuck gen yang barusan itu sangat sakit!" aku melototinya. Ia anggap apa Lily disini?

The Other RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang