the other reality?

516 63 0
                                    

Aku mengikuti arah pandangan gen yang menatap sesuatu di belakangku dengan heran.

"Gen, what a-" ia terus berjalan menabrak bahuku.

"Katakan kapan kita pernah berfoto dan mencetaknya dengan ukuran sebesar ini.." ucapnya tanpa memalingkan wajah dari foto yang dibicarakannya.

"dan katakan, kapan kita pernah mengenal dan berfoto bersama anak itu.." ia memalingkan wajah.

"Berhenti meng-copy kata-kata ku luke" ia mutar bola matanya.

"Luke, aku rasa ada yang salah dari rumah ini.."

Genevieve POV

"Kau berlaga seolah kau sedang memerankan film laga.." ucap luke.

Sialan kau.

"Well, ada beberapa fakta yang ku yakini saat ini.." aku menggantungkan kalimatku.

"Satu, bagaimana bisa aku berada disini sementara yang terakhir ku ingat aku menangis sampai tertidur, yang ke dua kenapa fotoku bisa terpampang disini, dan-"

"You, what?! Kau menangis? Seorang Genevieve menangis?" Ucapnya menahan tawa. Matilah aku..

"Well, lupakan soal itu. Dan pertanyaanku menyambung yang terakhir.. mengapa anak itu memanggilmu dengan sebutan mum? Apa Kau sudah memiliki anak?!"

Aku menatapnya datar "jika aku seorang psikiater aku bisa mendiagnosamu mengidap physico karna fikiran mu yang terlalu liar itu"

"Tapi tidak, terimakasih. Aku rasa benar, ada yang aneh dari rumah ini, atau mungkin semuanya memang aneh." Ia mengakhiri kalimat dengan menatapku.

"Kau yang aneh,"

Aku berniat memprotes ucapannya, namun suara ribut di luar mengurungkan niatku. uhm- atau di samping? Entahlah. Tapi- hey! Aku mengenali suara ini. Luke yang sepertinya ikut mendengar suara pun mengikuti ku. Aku melihat dari jendela. Dugaanku benar! Itu suara Dean -sahabatku- ia terlihat berteriak pada lelaki yang  memunggunginya.

Lelaki itu memutar badannya.

"Calum?!" Ucapku bareng dengan luke.

Kami saling menatap lalu kembali mendengarkan perbincangan mereka.

"Aku bersumpah aku tidak melakukannya cal, aku pasti sudah gila jika main di belakangmu disaat aku sedang hamil anak kita.."

"Oh, teruslah mengelak Deanne. Ini yang ke 100 kali nya.." ucap calum frustasi.

Sialan apa yang terjadi sekarang. Dan mengapa dean mengaku bahwa anak yang berada di perut buncitnya itu anak mereka? Seingatku kemarin dean masih memiliki perut proposionalnya. Perasaanku benar-benar campur aduk sekarang. Antara takut, penasaran, cemas, bingung dan semacamnya.

"Luke, kurasa kita harus benar-benar menyelidiki rumah ini" usulku.

"Untuk pertama kali dan terakhir kalinya aku setuju denganmu kali ini." ucapnya membingungkan namun masih bisa kumengerti.

Untung aku Genius.

Hehe.

Lupakan.

"Baiklah, aku akan membagi tugas-"

"Biarkan aku yang membagi, karna aku tahu kau akan curang dalam hal ini"

"Bisakah kau membiarkanku satu kali saja untuk menyelesaikan kalimatku terlebih dahulu?" Sungguh, ia selalu memotong apa yang ingin kuucapkan.

"Aku baru saja melakukannya.." ucapnya dengan tampang yang di buat polos.

"Maksudku, dua kali saja.."

"Well, kau baru saja mendapatkan kesempatanmu Gen" oh.. jadi aku sekarang bodoh karna telah mengikuti alur mainnya?

"Maksutku jangan potong omongank-"

"Baiklah" See? Hes cut me off. Again.

Aku hanya memutar bola mataku.

"Lupakan sa-"

"Baiklah kembali ke masalah pokok, aku akan mencari tahu tentang rumah ini didalam, dan kau di luaran sekitar" aku membenturkan kepalaku ke dinding.

"Sialan kau. Kau mau aku kepanasan lalu mati karna lelah di tengah jalan?"

"Katakan ya atau tidak ada kesepakatan sama sekali"

"Tapi lu-"

"Kau akan lebih cepat mati jika menyelidiki ini sendirian"

"Hey ini tidak a-"

"Ya atau tidak" stop-fucking-cut-me-off.

"Yayaya, terserah kau saja.." aku malas berdebat dengannya saat ini.

Aku meninggalkannya sendiri dan mulai melangkahkan boots abu-abu ku keluar rumah dan mulai mengitari rumah ini. Sekedar melihat apa ada yang akan ku jadikan fakta saat bertemu luke nanti.

Hanya pekarangan rumah pada umumnya. Well, pemilik rumah ini memiliki selera yang sama denganku. Aku juka pasti akan mendekor halaman rumah ku seperti ini. Tidak terlalu banyak bunga. Dan hanya ada tiga jenis disini. Daisy, Lily, dan Rose. Itu semua bunga favoritku! Ya ampun ,pasti pemiliknya sangat merawat halamannya. Ini sangat rapi dan tertata cantik. Aku kembali berkeliling untuk melihat sekitar.

Luke POV

Sialan sialan sialan. Persetanan dengan ini semua. Aku baru saja menemukan buku tebal yang kuduga sebagai album foto. Benar saja. Di halaman pertama aku langsung menemukan foto seorang gadis memakai gaun silver bersama pria dengan tuxedo silver yang senada sedang berada di altar. Kau tidak alan menduga siapa pria itu.

Itu aku.

Well, tidak masalah soal fotoku itu. Karna aku terlihat sangat tampan di sana Ehehehe. Aku hanya tidak menyukai kenyataan gadis yang di foto itu. Itu Gen. Gen sialan Robinson itu. Aku juga melihat beberapa foto gadis kecil yang tadi pagi memanggil Gen dengan sebutan mum.

Ckrek..

Aku spontan melihat siapa yang datang.

"Aku tidak menemukan apapun di luar.." ucapnya pasrah.

Berarti penemuanku bisa mengejutkan mu.

Aku melemparkan album tebal itu ke atas meja. Aku melihatnya sedikit tergelonjak atas ulahku barusan. Uhoh! Aku tahu ia cukup pintar untuk memahami maksutku barusan. Ia mengambil album itu lalu mulai melihat satu persatu foto didalamnya.

"Lily Hemmings? Benarkah itu nama gadis kecil itu?" Uacapnya masih terfokus dengan album itu.

Ia melihat satu persatu secara cepat namun teliti. Sampai akhirnya dia sampai di halaman terakhir dan terdapat kertas yang entah apa tulisannya -karna aku tidak sempat mengeceknya satu persatu- . Ia membacanya dengan tatapan horror mungkin?

Genevieve POV

Aku membaca kertas itu berulang kali.

"wellcome to another reality. (p.s: it may or may not be your future)"

aku membaca tulisan di kertas itu dengan horror. You must be kiddin' me..

Aku menatap luke "The fuck? i have to spend my future with you?"

*********

JENG JENG JENG JENG..

Halo ehehe, ntar aku masukin ya foto yang meranin Lily Hemmings but on the next chapter kay.

Eh iya.. BERHUBUNG MAURA BERJANJI MAU POST FANFIC WANDI,  W BAKAL POST FFNYA LANGSUNG 3CHAPTER HARI RABU NTAR EA❤❤❤

Btw sorry for slow updateee. I have to prepare my speeeeech for englishcomp

Soo.. SEKIAN AND SEE YAA..

LOVE OVERLOADS

Maurs xx

The Other RealityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang