Chapter 1 : Putri pelangi ?

8.3K 404 10
                                    

Hari senin.

Menurut banyak orang hari senin adalah hari yang paling menyebalkan. Padahal setiap hari adalah menyebalkan hanya untuku mungkin.

Seperti biasanya. Duduk di pojok belakang dekat jendela. Mendengarkan lagu dengan headshet. Membuatku cukup terhibur, walau pikiran masih kosong.

KRING!!

Bel masuk sekolah telah berbunyi. Semua murid murid yang ribut mulai tenang perlahan. Perlahan.

Diriku mematikan handphone dan melepas headshet. Menunduk menunggu guru masuk. Pelajaran. Hanya belajar, dan kesepian.

Ughh.

Aku akan berhenti mengatakan kata kesepian.

"Berdiri!" Ucap ketua kelas. Lalu dia melirik sebentar apakah seluruh murid telah berdiri dan "siap beri salam"

"Selamat pagi pak Tara" ucap murid murid malas.

Kemudian semuanya duduk. Dan pak tara mulai mengoceh, ehmm berceramah tentang pelajaran Matematika. Memberikan beberapa rumus serta penjelasannya.

Aku cukup mengerti dengan apa yang di jelaskannya.

"Baik...siapa yang bisa mengerjakan soal di depan soal" kata pak tara.

Tak ada yang mengangkat tangan.

Aku menunggu.

Satu.

Dua.

Tiga.

Empat.

Lima.

Aku mengangukan jari. Pak tara terseyum. Semua orang menatap ku dengan tatapan aneh. Meremehkan. Sungguh menjengkelkan.

"Nice! Kamu pintar vieska" puji pak tara.

Aku hanya terseyum sekilas lalu segera kembali ke tempat duduk. Aku menyadari banyak anak anak yang menatap ku. Tatapan jahat. Tatapan sinis.

Pelajaran kembali berlanjut. Membosankan ? Walau membosankan pelajaran lebih baik di banding waktu istirahat. Aku lebih merasakan kesendirian saat jam istirahat.

"Gue tau kok..lu itu pinter, tapi kalo lu cari muka di depan guru..gue gak sengan sengan mengerjai elu abis abisan mengerti" ancam gadis di depanku. Harina, gadis yang cukup pintar namun sombong.

"Aku gak pinter, aku hanya berusaha menjawab karna sampai hitungan ke lima tak ada yang menjawab" jawab ku santai.

"Lu cari muka namanya!! Denger ya Vieska...gue gak main main lho" ancam Harina.

Aku mengabaikan perkataannya. Meskipun dia kejam. Tapi aku hanya tenang. Melemparkan pandangan kembali ke luar jendela. Menatap langit yang sudah berwarna biru , matahari juga sudah berada di atas.

.....

Aku berjalan pelan ke dalam mobil. Supir pribadiku menjalankan mobil. Perjalanan pulang ke rumah. Aku hanya terseyum sekilas dan terdiam.

"Sayang...kamu sudah pulang ? Gimana sekolahnya" tanya mama hangat.

"Baik baik ajah ma" jawab ku singkat.

segera aku melangkahkan kaki ku menuju kamar. Berjalan menuju tempat favorite ku balkon. Menatap semua anak anak kecil, muda bermain main dan mengobrol ngobrol. Memainkan handphonenya.

Anak anak kecil sedang bermain tab. Anak anak muda sedang mengobrol di dalam mobil. Lapangan yang tadinya ada, juga sudah berubah menjadi perumahan. Tak ada lagi yang bermain di lapangan. Semuanya sudah bermain dengan teknologi.

My KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang