Mata Shania sedari tadi menatap Gracia yang masih fokus menyantap makan malamnya, melihat Gracia yang masih tak menyadari tatapannya membuat Shania menendang betis Gracia yang berada dibawah meja.
"Ish apa sih kak?" Tanya Gracia kesal, membuat Shani, papa dan mamanya menoleh heran.
"Lagian daritadi di kode gak peka, cepet kasih suratnya ke papa!" Balas Shania berbisik.
"Nanti aja lah kak, atau gak usah aja deh..." Ucap Gracia, Shania mendelik.
"Gak ada, cepetan kasih..."
"Kalian berdua kenapa sih? Abisin makanannya jangan dianggurin" tegur Kinal membuat Shania dan Gracia menoleh kaget.
Shania menatap jahil pada Gracia "em ini pah, Gre katanya mau ngasih sesuatu buat papa" ucapnya, kali ini Gracia yang mendelik.
"Apa itu Gracia? Coba papa liat!"
Dengan terpaksa Gracia pun mengeluarkan sebuah surat dari saku Hoodie-nya dan memberikannya pada kinal.
"Awas lo kak!" Ucapnya mendelik pada Shania namun hanya dibalas juluran lidah.
"Surat apa ini dek?" Tanya Kinal saat surat tersebut telah berpindah ke tangannya.
"Biasalah pah, hehe" jawab Gracia meringis, Veranda dan Shani yang mengerti maksud ucapan Gracia tersebut hanya menggeleng pelan.
"Biasalah biasalah, emang kamu pikir papa cenayang apa..." Gerutu Kinal mulai membuka dan membaca surat tersebut, tak lama matanya pun melotot kaget.
Kinal menatap tajam anak bungsunya yang sudah meringis sedari tadi "Graciaaaa...." Ucapnya geram.
"Hehe"
"Dipanggil BK lagi pah?" Tebak Veranda.
"Iya. Padahal baru kemarin papa peringatin buat gak bolos bolos lagi, tapi sekarang udah dapet surat panggilan lagi..." Ucap Kinal menggeleng pelan dan kembali melanjutkan makannya.
Shani menoleh pada Gracia yang duduk disampingnya.
"Kok bolos sih Ge, padahal kemarin kamu berangkatnya cepet banget, Cici baru mau bangunin kamu tapi kata bibi kamu udah berangkat pagi-pagi buta" ucap Shani heran.
"Ya karna kepagian Ci, makanya pas sampe sekolah eh ngantuk lagi. Makanya bolos buat tidur hehe" jawab Gracia santai.
"Sok ngide banget berangkat kepagian, biasanya juga dibangunin dulu baru mau bangun" cibir Shania.
Gracia tak menanggapi omongan Shania, ia lebih memilih untuk berbicara pada Veranda.
"Mama besok bisa gak dateng ke sekolah?" Tanyanya pada Veranda lebih dulu, karena memang selama ini sang mama-lah yang selalu memenuhi panggilan tersebut.
Baru saja Veranda ingin mengangguk, tapi dengan cepat dipotong oleh Kinal.
"Besok biar papa aja yang dateng, mama kamu biar ke butik aja gapapa"
"Loh emang kamu gak sibuk Nal? Aku gapapa kok kalo harus ke sekolahnya anak-anak dulu"
"Gapapa sayang, kali ini biar aku yang dateng soalnya Gre udah keseringan buat masalah. Aku sekalian mau ngomong sama guru disana buat hukum Gre lebih berat biar jera sekalian. Bandel banget"
Mendengar ucapan Kinal yang begitu dingin membuat Gracia cemberut.
"Mati aku..." Lirihnya dalam hati, Gracia menunduk dalam.
Shani menggenggam tangan Gracia membuat Gracia menoleh.
"Gapapa, kamu tenang aja yah. Papa gak marah kok itu..." Bisik Shani tersenyum, membuat perasaan Gracia jauh lebih baik.
----
Tok tok tok...
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANIA GRACIA !!!
FanfictionPecicilan, manja, alay dan tengil bukan cuma itu dia juga sang biang masalah anehnya dia kesayangan semua orang