"pulang yuk dek..."
Shani mendongak menatap Vino yang berdiri dihadapannya, perlahan tangannya meraih uluran tangan Vino dan ikut berdiri.
"Senyum dong, mulai tadi disekolah pas kakak jemput kamu sampai sekarang kita udah mau pulang kamu masih aja cemberut" goda Vino menarik kedua sudut bibir Shani keatas membuat Shani menahan senyumnya geli.
"Ih kak Vino jangan gituin aku dong~" rengeknya pelan, Vino tertawa puas. Biasanya ekspresi seperti ini ia dapat pada Gracia, membuatnya menjadi ingat alasan Shani murung sepanjang hari.
"Gre pasti lagi uring uringan nyariin kamu, yuk pulang..." Ajak Vino, senyum Shani kembali luntur ketika nama adiknya disebut oleh Vino.
"Nah loh, kok balik murung lagi mukanya?"
Shani menatap Vino "aku lagi males pulang ke rumah kak, males liat Gege..." Ucapnya.
Vino mengangkat sebelah alisnya "males ketemu Gege apa males liat Gege dimanjain sama Ci ilen?" Goda Vino lagi, namun Shani hanya diam saja.
"Huft, Indira..." Vino memegang kedua bahu Shani dan menatapnya "siapapun sosok kakak yang lagi ngurus dan manjain Gre, bagi Gre tetap kamu yang terbaik. Percaya sama aku..." Ucapnya yakin.
Selain Shania, Vino juga termasuk orang yang mengerti betul bagaimana Shani begitu menyayangi Gracia dan bahkan kadang bisa bersikap sedikit posesif.
"Beneran?"
"Bener Indira..."
Shani kembali tersenyum, Vino mengacak rambut Shani pelan lalu tangannya turun menggandeng sebelah tangan Shani dan mereka pun pergi meninggalkan tempat tersebut.
Memang sejak pulang sekolah tadi Shani meminta Vino untuk menjemputnya dan mengajaknya pergi kemanapun asal bukan pulang ke rumah. Sudah 3 hari Gracia menjalani masa skornya dan 2 hari kemarin ketika ia pulang, Shani harus melihat adiknya yang sangat bersemangat menceritakan kegiatan dirinya bersama dengan Elaine selama Shani dan Shania pergi ke sekolah.
"Makasih kak udah nganterin aku..." Ucap Shani, keduanya sudah berada dihalaman rumah Shani namun belum turun dari mobil.
"Iya sama-sama, sekarang kamu masuk gih pasti Gre seneng liat kamu udah pulang..."
"Kayaknya Gege bakal biasa aja, dia kan sibuk sama Ci ilen terus..."
Vino kembali terkekeh melihat ekspresi wajah Shani.
"Kok ngomong gitu?"
"Iyalah, seharian aku pergi gak ada tuh Gege nelpon dan nyariin aku dimana..." Vino tertawa mendengar ucapan Shani, sementara Shani menatap kesal pada Vino.
"Kok ketawa sih kak, gak ada yang lucu tau"
"Aduh Indira, gimana bisa Gre nelpon kamu sementara HP aja kamu atur mode pesawat tadi haha" ucap Vino tertawa, Shani yang baru sadar seketika wajahnya memerah.
"A-aku turun yah kak, bye..." Pamitnya cepat, namun Vino langsung mencegatnya.
"Eits tunggu dulu..."
"Apa lagi kak?" Shani masih menunduk, wajahnya masih memerah karena malu.
"Inget kata kata kakak yang tadi, kamu tetap Cici terbaik buat Gre. Percaya deh sama aku" Ucap Vino lembut.
"I-iya kak" jawab Shani gugup. Bagaimana tidak, tangannya digenggam erat oleh Vino sekarang.
"Dan satu lagi, kamu gak usah cemburu gitu dong ke Gre, pikun kan jadinya..." Ledek Vino lagi.
"Ih kakak, udah ah aku mau turun, dasar nyebelin..." Setelahnya Shani benar benar turun dari mobil Vino meninggalkan Vino yang tersenyum menatap punggung Shani yang berlari masuk kedalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANIA GRACIA !!!
FanfictionPecicilan, manja, alay dan tengil bukan cuma itu dia juga sang biang masalah anehnya dia kesayangan semua orang