"makasih yah, pah. Gege seneng banget deh..." Ucap Gracia memeluk erat Kinal.
Kinal tersenyum hangat membalas pelukan anak bungsunya.
"Papa juga seneng kalo Gege seneng. Maafin keputusan papa waktu itu yah, sayang..." Ucap Kinal dan diangguki oleh Gracia.
"Sayang papa..."
"Sayang Gege juga..."
Sementara Gracia dan sang papa yang masih berpelukan, Veranda, Shani dan Shania hanya menyaksikan dengan senang pemandangan didepan mata mereka.
Sepulangnya Kinal dan Veranda dari luar negeri, Shania dibantu oleh Vino dan Boby pun menceritakan semua yang terjadi selama Kinal dan Veranda tidak dirumah, bermaksud untuk membujuk Kinal untuk mengubah keputusannya. Tentu tanpa sepengetahuan Shani dan Gracia. Usaha Shania berhasil, dan sekarang semua kembali membaik, Kinal membatalkan niatnya untuk memindahkan Gracia, Kinal pun berjanji akan membantu Fiony dan Gita untuk melanjutkan sekolah mereka.
Kinal sadar, Gracia sepenuhnya adalah tanggung jawabnya. Tak seharusnya tugas menjaga dan mendidik Gracia ia alihkan pada Oma dan Opa Gracia dikampung.
----
"Ci, tau gak perbedaan Cici sama aku itu apa?"
"Apa Ge?"
"Kalo Cici sukanya ngurusin, sedangkan aku sukanya diurusin. Iiihh klop banget gak sih kitaaa hehe"
Shani terkekeh mendengar jawaban Gracia, ekspresi Gracia yang excited saat mengatakan hal tersebut menambah kesan lucu di wajah adiknya itu.
"Iyalah Ge, kan kamu adik aku jelas lah yang harus ngurusin kamu itu Cici" ucap Shani.
"Iya sih, tapi kan..."
"Halah bacot banget lo bayi!" Sambar Shania memotong ucapan Gracia.
"Enak aja, gue bukan bayi. Jaga omongan lo dong, Nju!!!" Sewot Gracia, Shania mendelik.
"Heh bagong! Nja Nju aja lo kalo ngomong, gue kakak lo!" Balas Shania tak kalah sewot.
"Ah masa? Boong lo, buktinya gue gak pernah inget lo lahir ke dunia ini deh perasaan..." Ucap Gracia dengan ekspresi seolah sedang mengingat sesuatu.
Shani tertawa keras mendengarnya sementara Shania langsung menjewer telinga Gracia.
"Gue KAKAK lo, otomatis gue duluan lahir daripada lo. Makanya itu otak kabelnya disambungin dulu biar nyambung kalo ngomong, GRACIAAA!!!" teriak Shania didepan telinga Gracia, bahkan wajahnya sampai memerah saking kesalnya.
"Ampun kaaaak, plis lah gue cuma becanda doang tadi hehe" ringis Gracia.
Shania melepaskan jewerannya, Gracia pun dengan cepat berlari memeluk Shani yang masih tertawa.
"Ci, telinga Gege panas" adu Gracia dengan wajah memelas.
Dengan sisa tawanya Shani mengelus telinga Gracia "makanya jangan usil, Ge..."
Tok tok tok...
Shania membuka pintu kamar dan melihat sang bibi lah yang mengetuk pintu.
"Kenapa bi?"
"Itu non, temen-temennya non Gege ada dibawah nungguin non Gege..."
"Oh git..."
Wuuush...
Belum selesai Shania berucap, Gracia sudah lebih dulu melesat dari arah belakangnya. Gracia bahkan sedikit menabrak bahunya, Shania menghela napas sambil memejamkan mata meredam kekesalannya terhadap tingkah Gracia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANIA GRACIA !!!
FanficPecicilan, manja, alay dan tengil bukan cuma itu dia juga sang biang masalah anehnya dia kesayangan semua orang