Setelah pertimbangan setengah matang dari gracia mau ikut siapa. akhirnya gracia sudah dapat memutuskan. Gracia pikir ikut dengan kakaknya Shania shopping bukanlah ide yang bagus karena pasti kakaknya itu akan lama berkeliling mall dan dia benci itu, ikut dengan cicinya mungkin akan lebih baik tapi ke toko buku? bahkan perpustakaan sekolah saja ia enggan kesana apalagi harus ke toko buku, membosankan pikirnya.
jadi disinilah mereka sekarang di sebuah pasar malam yang berjarak tidak terlalu jauh dari kompleks perumahan tersebut. dengan jurus rengekan andalannya gracia berhasil menyeret ke empat kakaknya untuk ikut ke tempat ini, shopping dan membeli buku bisa besok besok saja katanya lebih baik ke tempat hiburan malam lebih menyenangkan.
"jadi gre kamu mau main apa dulu nih?" tanya boby sesaat setelah mereka semua sudah memasuki area pasar malam tersebut.
"tembak tembakan, bianglala, komedi puter, rumah hantu atau apa dulu nih dek?" lanjut vino bertanya pada gracia.
"eits no no no" jawab gracia sambil menggerakkan jari telunjuknya sambil geleng kepala.
"lah trus lo maunya apa sih bocah, heran udah maksa kesini trus sekarang nggak mau main? maunya apa sih?" Ucap Shania dengan nada tinggi mungkin masih kesal karena tidak jadi shopping.
"apa sih tante ngegas aja bisanya" jawab gracia manyun, Shani yang berdiri di sampingnya tersenyum kecil.
"gege bilang dong maunya apa?" tanya Shani lembut sambil merapikan topi kuning yang di kenakan gracia.
"mainnya nanti aja, aku laper pengen makan dulu hehe" cengir gracia menarik tangan Shani menuju stand makanan yang ada di pasar malam tersebut sedangkan yang lain hanya mengekori saja. Vino dan Boby terkekeh kenapa mereka tidak kepikiran kalau bocah itu pasti lebih mendahulukan urusan perut daripada apapun.
-----
"ayo dong ci ikut masuk juga, ini yang terakhir loh, cici dari tadi cuma ngikut aja nggak nyobain wahana satupun" ajak gracia pada Shani.
"kamu aja ge yang masuk sama yang lain gih, cici disini aja nungguin"
"ih kok gitu, cici nggak asik ah"
"bukan nggak mau nemenin kamu masuk, gege tau sendiri cici takut sama yang begituan"
"tapikan itu nggak asli, udah ah ayo dong ciii, tuh abang sama kak Shania udah masuk duluan"
"jadi gimana, indira mau ikut?"
"aku takut kak" ucap Shani pelan.
"indira, kan ada aku jadi kamu nggak perlu takut" balas Vino tersenyum dan perlahan memegang tangan Shani.
Gracia segera menarik keduanya memasuki wahana rumah hantu yang menjadi wahana terakhir yang akan mereka coba. hampir semua wahana sudah gracia coba bersama kedua kakaknya, Vino dan Boby, sedangkan Shania dan Shani hanya ikut melihat dan megawasi saja. tapi kali ini gracia merengek agar cicinya ikut karena menurutnya sangat rugi kalau ke pasar malam tapi tidak mencoba wahana satupun, alhasil Shani harus menahan rasa takutnya demi menuruti keinginan adiknya yang pemaksa itu.
.
.
sementara itu...
"ih bob, nggak usah pegang pegang deh"
"kan aku jagain kamu nju, biar kamu nggak takut"
"dih modus, sana ah jauhan"
"emang kamu nggak takut nju?"
"engg..aaaa bob ada tuyul lewat"
Shania yang sedari tadi tidak mau disentuh oleh boby malah sekarang dia yang memeluk lengan boby setelah tuyul yang lewat tanpa permisi dihadapannya. Boby yang lengannya dipeluk oleh sang pujaan hati kini malah senyam senyum tak jelas. 'makasih adek abang, karna lo sekarang gue bisa rasain dipeluk my nju hihi' ucap boby dalam hati kegirangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANIA GRACIA !!!
FanfictionPecicilan, manja, alay dan tengil bukan cuma itu dia juga sang biang masalah anehnya dia kesayangan semua orang