Pagi hari
"duh ketinggalan lagi bukunya, kakak masuk dulu yah kalian tunggu sini bentar" ujar Shania pada Shani dan Gracia dibalas anggukan oleh keduanya, setelah itu Shania keluar dari mobil dan kembali masuk kedalam rumah menuju kamarnya untuk mengambil bukunya yang ketinggalan.
~ Tak henti sampai disini, walaupun kau telah pergi~
"telah pelgi~"
"ih ge ngeselin"
~ kasih andai anganku bersuara~
"belsuala~" 'adaw'
"nah kan, pecicilan sih kepentok juga kan akhirnya, rese sih" Gracia yang sedari tadi iseng terhadap Shani yang sedang bersenandung mengikuti lagu yang terputar, akhirnya terdiam setelah sikutnya kepentok jendela mobil akibat terlalu banyak bergerak.
"baru juga iseng dikit ama cici udah langsung kena karma aja gue, pamali emang ckck" gumam gracia pelan mengusap sikutnya.
"ngomong apa ge?" tanya Shani yang kurang jelas mendengar gumaman Gracia.
"kamu sempurna Shaneee~" jawab Gracia asal disertai cengiran, Shani hanya menggeleng pelan.
Ting~
"eh notif hp kak Shania tuh, pasti dari abang" Gracia mengambil handphone Shania yang terletak diatas dashboard mobil setelah itu membuka pesan yang baru saja masuk.
"nah kan bener"
"ge, gak sopan deh" tegur Shani melihat Gracia yang membuka pesan dari Boby.
"sekali kali ci" balas Gracia masih mengotak atik hp Shania.
'gila setiap pagi abang rajin bener chat kak Shania tapi jarang banget dibalas ama kakak, jual mahal amat si tante' kata Gracia dalam hati, tiba tiba sebuah ide terlintas dipikirannya.
"Ci, kak Vino sering chat cici juga gak?" tanya Gracia setelah menyimpan kembali handphone Shania di tempat semula.
"lumayan"
"ngucapin selamat pagi, siang, ama malem juga gak ci?"
"ya enggak segitunya juga lah ge, kak Vino nge-chat biasanya kalo ada yang penting penting aja"
"kok gitu?"
"gitu gimana sih ge?"
"kok kak Vino gak kayak abang ke kak Shania sih ci?"
"ngawur deh kamu, iyalah kan beda ge"
"beda apanya?" tanya Gracia untuk kesekian kali, Shani menghela napas pelan setelah itu kembali menjawab pertanyaan Gracia dengan sabar.
"kalo kak Boby kan suka sama kak Shania jadi mereka lagi PDKT namanya, sedangkan kak Vino sama cici kan udah kayak adik kakak, sama kayak kamu dan kak Shania"
"emang cici gak suka ama kak Vino, apa kak Vino gak suka ama cici juga, trus kalian emang gak saling suka gitu?" tanya Gracia beruntun membuat Shani memijit keningnya pelan.
"ge, sini deh deketan ama cici" Shani menghadap ke belakang tempat Gracia duduk, setelah Gracia mendekat Shani memegang tangan adiknya, menatap dalam mata adiknya sebelum mulai untuk menjawab kembali pertanyaan Gracia yang memusingkannya.
"cici sama kak Vino kan dari kecil udah sahabatan bahkan udah kayak adik sama kakak, sama kayak hubungan kak Vino ke kamu dan kak Shania. kak Vino sama cici itu cuma sekedar sahabatan ge, ngerti?" jelas Shani masih memegang tangan Gracia, sedangkan Gracia mengerutkan keningnya bingung.
"emangnya kalo kalian sahabatan gak boleh pacaran yah?" tanya Gracia polos.
"bukan gak boleh tapi kan cici sama kak Vino udah kayak kakak adek gak mungkin lah buat pacaran" oh ayolah bahkan pikiran seperti itu tak pernah terlintas dipikiran Shani tapi kenapa malah adiknya ini yang berpikir sejauh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHANIA GRACIA !!!
FanfictionPecicilan, manja, alay dan tengil bukan cuma itu dia juga sang biang masalah anehnya dia kesayangan semua orang