BLURB :
Rembulan Adoralais menjalani kehidupan sekolah dengan damai dan menyenangkan.
Sampai Rembulan bertemu "Dia" serta terdengarnya berita bahwa Atlet Kembar Voli yaitu Guadiana Twins pindah ke SMA Airlangga, yang menggeparkan seluruh sekolah.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Welcome, ini cerita pertama aku, aku harap kalian suka, kalau ada saran atau kritik bisa comment di kolom komentar
Enjoy :)
🌕🌕🌕
Rintik hujan menyelimuti Surabaya di pagi ini, langit tertutup mendung putih menandakan hujan turun tanpa henti, di sebuah rumah sederhana seorang gadis sudah berseragam lengkap dan siap untuk ke sekolah tapi diurungkan karena ribuan air langit itu datang.
Ditatapnya jarum - jarum langit itu dengan salah satu tangan mengadah ke atas menikmati sentuhan tetesan air, aroma khas air hujan dapat terhirup dengan suasana segar nan dingin menggantikan udara panas di Surabaya sehari - seharinya.
Meremas pelan pegangan tas sambil berpikir cara untuk sampai kesekolah dengan selamat dan dalam keadaan rapi atau tidak basah.
" bisa terlambat nih, apa naik taksi online aja ya." gumamnya.
Tanpa pikir panjang gadis itu mengambil gawai setianya lalu membuka aplikasi taksi online dan memesan keberangkatan menuju sekolah. Sembari menunggu jemputannya tiba, Bulan memeriksa kembali buku beserta keperluan praktik agar tidak tertinggal.
Iya gadis itu bernama Rembulan Adoralais, siswi kelas 10 di SMA AIRLANGGA Surabaya termasuk salah satu sekolah inklusi. Rembulan merupakan seorang siswi yang dianggap biasa saja tetapi mempunyai banyak bakat yang tak ditunjukkan pada dunia, alasannya karena ia tidak mau dimanfaatkan dan membuat orang - orang iri, kecuali kemampuannya dalam memasak.
Bulan memiliki panas yang cantik dengan rambut pirang bergelombang, banyak orang mengira bahwa ia mewarnai rambutnya padahal itu rambut asli dari gadis cantik tersebut.
" Bulan kamu berangkat sekarang? , masih hujan loh dek." Kata Tari kakak dari Bulan, berjalan menghampiri adiknya dengan tongkat bantu. Gadis yang lebih tua empat tahun dari Bulan berusaha berdiri dibelakang Bulan dengan salah satu tangan menyentuh bahu adiknya.
" di sini kak." balas bulan mengarahkan kakaknya untuk mendekat ke arah yang benar.
" Makasih, ini uang saku kamu." Mentari merasa saku mengambil lalu memberikan dua lembar uang hijau mudah ke adiknya.
" Makasih kak, tapi ulan buat nabung aja." balasnya
" terserah, yang penting kakak udah ngasih jatah ke kamu. Kakak temenin kamu sampai berangkat." ujar tari tersenyum dan melihat ke arah depan walau ia tidak tau pemandangan apa yang tampak di depannya.
Pemandangan hujan di pagi hari dengan suasana sangat mendukung untuk terlelap lebih lama