BAB 7 : Dibalik Pertolongan

57 31 93
                                    

Sekali - kalo baik menolak kebaikan orang lain, daripada terjebak
~ perangkap ~

Sekali - kalo baik menolak kebaikan orang lain, daripada terjebak~ perangkap ~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bintang Guadiana
(Saat Bintang Jadi Pak Supir)

🌕🌕🌕


"Bulan.." Bintang memanggil Bulan yang saat ini memerhatikan sebuah sepeda motor yang bannya diperbaiki.

" Bu.. mi?..."

" yang manggil lo tadi gue, bintang, lo ngapain disini?"

" gue nunggu tambal ban tang."

" ayo ikut." Bumi sebelumnya turun dari mobil, menghampiri Bulan.

" tapi bapak ojeknya?", Bumi mengeluarkan dompetnya untuk mengambil beberapa lembar uang, Bulan yang melihat tindakan Bumi langsung memegang tangan pemuda itu, mengeluarkan selembar uang lalu membayar ongkos ojek.

" maaf ya pak, saya nggak bisa menuhin perkataan saya, saya pamit dulu pak, semoga bapak rezeki banyak dan selamat sampai rumah."

" makasih ya mbak maaf sebelumnya."

" enggak papa pak, mari." setelah pamit Bumi menggandeng tangan Bulan lalu membuka pintu belakang mobil mempersilakan gadis itu untuk duduk.

Setelah mereka berdua masuk Bumi memberikan perintah kepada Bintang. "Jalan" Bintang mendengus bisa - bisanya si Bumi memerintahkan dia dihadapan calon gadisnya untuk saat ini. ehem calon

Bintang memutar kedua bola matanya singkat kemudian memutar badannya menghadap sepasang anak adam di seberang netra Bintang.

" Bulan pindah ke depan temani gue."

Bumi menyilangkan kedua lengannya didepan dada sebagai tanda "jangan" dihadapan Bulan dan Bintang yang mendapatkan pelototan mata dari Bumi.

"Bulan temani Bintang ya, enggak kasian sama Bintang." dengan mimik wajah memelas dan tatapan intens agar menarik rasa simpati dari gadis itu.

Bulan ingin sekali pindah ke depan untuk menemani Bintang, sebelum turun tangan, Bulan dicekal oleh Bumi dengan tatapan yang tak kalah intens dari saudaranya.

" Bumi please.." Akhirnya Bumi menyerah melihat raut wajah Bulan memohon mengiyakan perkataannya. Hatinya melemah merasakan getaran suaranya.

Bumi merelakan Bulan duduk di kursi penumpang, namun sebelum gadis itu turun, dirinya terlebih turun dan duduk di kursi penumpang sebelum diambil alih.

" kok jadi lo yang duduk disini." Protes Bintang. Bulan yang melihat tingkah laku Bumi hanya menggeleng pelan.

Agar tidak canggung Bulan menghadapkan tubuhnya condong ke depan agar bisa lebih dekat dengan si kembar.

" tanpa duduk di kursi penumpang, gue masih bisa kan duduk dekat kalian." ujar Bulan menatap tersenyum bergantian pada Bumi dan Bintang.

" untung Bumi duduk di depan, bisa canggung gue." batinnya

MY EXCEPTIONAL ENEMY  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang