Italic = flashback
...
Keadaan Xion sekarang bisa dibilang cukup mengenaskan.
Dirinya duduk di sebuah kursi dan tubuhnya dilakban sampai susah sekali membuat pergerakan. Bahkan luka di perutnya semakin parah, darah yang keluar semakin banyak membuat wajah remaja itu memucat.
Cekrek
Xion sedikit menyipitkan matanya saat cahaya flash tadi memasuki matanya.
Soobin remaja brengsek itu memfotonya lalu kembali duduk di sebuah meja yang tak begitu jauh.
“buat apa.. shh.. foto gw anjing?!!” tanya Xion ngegas.
Soobin tak menjawab, ia masi terfokus dengan ponselnya dan terlihat mengetik(?)
“halowww ini gw ngomong sama manusian kan- eh salah deng lo kan anjing ya bukan manusia.”
Soobin melepaskan anantensinya dari benda pipih persegi panjang itu dan beralih menatap lelaki seumuran di depanya sambil tersenyum sinis.
“gw kirim foto lo ke Bomin. Gw penasaran gimana reaksi dia, pastii dia berterima kasih banget sama gw.” Dengan pedenya Soobin menjawab seperti itu.
“cih sinting, lo merasa kalau gw sama kaya Jeno dan Hyunjin? Dan lo masi nganggap gw ancaman buat dia? Gw baru nggeh, dari awal kenapa yang keluar dari mulut lo Cuma bomin bomin dan bomin? Apa lo itu stalker?” lawan Xion.
Soobin melepmarkan sebuah balok kayu ke arah Xion dan tepat mengenai dahinya membuat lukanya semkin bertambah.
Soobin turun dari meja dan berjalan santai kearahnya lalu meletakan telapak tanganya ke pundak Xion.
“siapapun orang yang berani ngelukain bomin, gw gak akan pernah segan segan buat bunuh mereka. Termasuk lo, tapi berhubung kali ini gw baik lo gw lepasnin.”
Diakhir kalimatnya ia sedikit menepuk nepuk pundak Xion kemudian pergi keluar dari ruangan itu.
“lo yakin bom mau kesana?”
“eum, gw harus tetap turutin apa yang dia mau.”
ClekkkSetelah pintu itu dibuka, pemandangan yang Bomin lihat ialah Soobin yang duduk di pinggiran tanpa pengaman sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Detective In 40 Minutes | 00line √
Mystery / Thriller"sumpah bukan gw yang bunuh." "oke gw bakal bantu lo tapi waktu kita hanya 40 menit."