08. Aa Batik Couple

3.9K 696 126
                                    

Pagi yang cerah di bikini bottom, tapi tak secerah keteknya Jeva.

Pagi ini, Cantika tengah senyam-senyum sendiri di butiknya, ia begitu khusuk' memandangi ponselnya sendiri.

"Gusti nu Agung. Cantika, kamu teh meuni cantik pisan ih. Pantesan atuh Ibu sama Abah ngasih nama Euis Cantika. Emang cantik gini kamu teh," monolognya. Gadis yang duduk di depan meja kasir itu tengah bersuka ria memuji potret dirinya sendiri yang baru saja di-posting di akun IG.

Abah Joni yang baru datang, cukup ngeri melihat putri satu-satunya cengengesan sendiri di pojokan. "Neng, kenapa senyam-senyum gitu ih?" tanyanya.

Cantika yang tadinya sibuk dengan ponselnya, mengangkat kepalanya untuk melihat Abahnya. "Eh Abah. Enggak, urusan anak muda ini mah," ucapnya tanpa melunturkan senyuman.

Abah Joni makin ngeri melihat putrinya. "Bu, si Eneng kenapa ih, cecengiran sorangan kitu?" teriaknya.

"Paling, liatin muka sendiri dia mah," teriak Ateu Tini yang masih dandan di ruangannya.

"Mana atuh, Neng. Abah pengen liat foto kamu," ucap abah Joni. Tangannnya juga terulur untuk meminta ponsel putrinya itu.

"Nih, Bah." Cantika memberikan ponselnya pada abahnya dengan senang hati.

Abah Joni mengkerutkan dahinya yang memang sudah mengkerut saat melihat layar ponsel putrinya sendiri.

"Ini kamu?" tanyanya. Pria berusia hampir kepala enam itu menatap putrinya dan layar ponsel secara bergantian.

"Iya atuh Bah, ih. Masa anak tetangga," sahut Cantika.

"Kok beda. Putih di sini mah. Nika buricak burineung gini!" ucap Abah Joni.

Cantika langsung merebut kembali ponsel dari tangan Abahnya. "Gak tahu ah, Abah mah gak gahul. Kan diedit, Bah! Pake filter, bair glowing!" ucapnya sambil menerucutkan bibirnya.

"Atuh foto Abah juga pengen di-edit, Biar muda lagi, glowing kitu. Siapa tahu kamu mau Ibu baru," ucap Abah Joni.

Cantika menatap sinis Abahnya. "Ibu! si Abah mau nyari ibu baru buat Eneng!" teriaknya.

"Mau nyari apa, Bah?" tanya Ateu Tini yang sudah cantik sambil menolak pinggangnya sendiri.

"Enggak, Bu. Becanda Abah mah. Si Eneng didenger," ucap Abah Joni dan langsung gelendotan di tangan istrinya.

"Ih, pergi sana. Mau cari ibu buat si Eneng, kan?" Ateu Tini mendesis kesal sambil menjauhkan tangan suaminya.

"Ih, Abah mah bercanda!"

"HAHAHAHA!" Cantika hanya tertawa lepas saat melihat kelakuan Ibu sama Abahnya yang tak jarang lupa dengan umur mereka sendiri.

"Hayu atuh, berangkat sekarang yuk, Bu!" ajak Abah Joni. Pasutri sepuh itu memang punya kegiatan di luar, alhasil si Cantika yang selalu jaga butik sendirian.

"Neng. Jaga butik yang benar! Jangan maen jual baju yang gak dijual!" ucap Ateu Tini, ia masih trauma saat putrinya itu menjual baju sembarangan.

"Iya, Bu!" jawab Cantika. Ia kembali sibuk dengan ponselnya setelah kedua orang tuanya pergi.

Tak seperti biasanya, hari ini butiknya begitu sepi. Males sebenarnya, ia harus menjaga butik seperti ini tiap hari, apalagi saat sepi gini. Gak ada yang bisa dikerjain. Scroll sosmed aja terus sambil nunggu kucing bertelur.

Tapi, ya mau bagaimana lagi, dia gak mau bekerja juga. Pengen segera dinafkahi sama A Jay aja, katanya.

"Haduh, A Jay lagi ngapain ya?"

CABAR (Calon dari Baros)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang