04. Batik

2.8K 368 24
                                    

|Dress Batik dan Kemeja Batik|
ᮓᮢᮦᮞ᮪ ᮘᮒᮤᮊ᮪ ᮓᮔ᮪ ᮊᮩᮙᮦᮏ ᮘᮒᮤᮊ᮪









Hari sudah berganti lagi.

Seperti rencana mereka kemarin malam, hari ini Rena dan A Jay besiap untuk pergi ke butik milik ibunya Cantika. Meski Rena harus berjuang dulu untuk membangunkan kakaknya yang kebluk kabina-bina.

Perjalanan berjarak 6km itu akhirnya ditempuh dengan waktu sebentar. Selain A Jay bawa motornya udah kaya orang kesetanan, jalanan hari ini tak terlalu ramai. Saat ini, A Jay sudah memarikan motor Byson putih milik Papah Koko di depan bangunan cantik bernama Chantique Butique.

"Lain kali, bawa motornya lebih ganas lagi, A! Nanti bukan cuman poni aku yang kebelah, kepala aku juga ikut kebelah!" Rena menggerutu kesal saat rambutnya kusut dan berantakan.

"Siapa suruh gak mau pake helm!"

"Pusing tahu gak sih A, kalau pake helm teh!"

"Ya, udah. Nanti-nanti jangan minta dianterin lagi!"

A Jay dan Rena memang tak bisa berhenti adu mulut kalau udah barengan. Rena yang manja berhadapan dengan A Jay yang luar biasa iseng dan gak mau kalah. Begitulah kakak-beradik saat disatukan.

Tak mau membuang waktu lagi dengan perceksokkan un-faedahnya, Rena segera mengajak A Jay untuk masuk ke dalam bangunan berwarna pastel itu. Keduanya langsung disambut hangat oleh Cantika yang selalu siap siaga untuk memberikan sapaan bisnis pada pelanggannya.

"Rena sama A Jay. Datang juga akhirnya. Mau langsung lihat-lihat koleksi baru, Ren?" tanya Cantika.

"Iya lah bawa aja semua yang ada. Sekalian langsung dicoba hehe!" Rena memang paling nomor satu soal belanja apalagi baju.

"Ya, udah atuh. Aa tunggu di sana ya!" ucap A Jay sambil menunjuk salah satu bangku di pojok butik.

Rena hanya menganggukkan kepalanya. Ia dan Cantika langsung memilih beberapa baju untuk dicoba. Entah sudah berapa baju batik yang Rena coba. Tapi, tak ada yang cocok. Kekecilan lah, kebesaran lah, warnanya terlalu terang lah, motifnya kolot lah, pokoknya banyak alasan deh.

Cantika dan A Jay yang melihat kelakuan Rena jadi ikutan pusing.

Akhirnya, Cantika mengeluarkan senjata pamungkasnya. Sebuah dress batik yang entah kenapa gak dipajang di etalase. Batik tanpa lengan berwarna biru dengan renda brukat hitam di bagian bawahnya.

"Gimana cocok gak?" tanyanya pada Rena yang tengah mencoba dress itu.

"Bagus, Dek," timpal A jay.

"Iya bagus," sahut Rena, ia juga jatuh cinta pada batik berpotongan mermaid sepanjang lutut itu.

"Ya iyalah. itu dijahit sendiri sama Ibu, katanya," ucap Cantika dengan bangga.

"Beneran?" tanya Rena dan dijawab anggukkan oleh Cantika. "Kok bisa pas gini ya di badan aku," sambungnya.

"Udah jodoh kamu kali, Ren. Diambil gak?"tanya Cantika. Jangan lupakan, gadis itu seorang pembisnis yang sedang berjualan.

"Iyalah aku ambil ini. Berapa harganya? Mau bayar pake apa? cash, ovo, gopay, dana, atau transfer?" tanya Rena tanpa henti.

"Biasanya juga nganyuk kan?"canda Cantika.

"Enak aja! Aku gak pernah ya ngutang-ngutang gitu!"

"Biar Aa yang bayarin, dek!" ucap A Jay. Satu dress mah gak seberapa untuk seorang Jepri.

"Beneran?" tanya Rena antusias. Tumben sekali kakanya itu mau bayarin dengan suka rela. Biasanya Rena harus ngemis-ngemis sampai nangis darah dulu.

CABAR (Calon dari Baros)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang