1.0

665 157 38
                                    

09 January 2022

" Terima kasih, semua ..."

" Iya, sama-sama kak. Terima kasih atas pembelajaran kali ini ..."

" Baiklah, sekian untuk pertemuan kali ini ... sampai jumpa di minggu depan. Annyeonghi Jumuseyo."

" Nee ... Kamsahamnida, eonni."

Malam minggu, malam yang penuh  kebahagiaan bagi seluruh insan di penjuru dunia. Kata orang, malam minggu adalah malam yang indah, malam yang panjang, serta malam dengan canda dan tawa. Sedangkan menurut para jomblowan jomblowati, malam minggu adalah suatu ujian yang akan membuat mereka strong (stress tak tertolong). Tapi, apakah itu berlaku bagi seorang gadis di cerita ini? Oh, sepertinya tidak.

Neysa Arlenne Tanaya punya alasan tersendiri untuk hal itu. Pertama, menikmati malam minggu di rumah sendirian jauh lebih terhormat dan aesthetic, daripada menghabiskan uang mencari cogan jalanan yang menurutnya sangat tidak berguna bagi masa depan. Kalau malam minggu tiba, itu adalah waktu bagi Ale untuk berhalu ria menikmati indahnya hidup yang singkat ini. Biasanya, Ale melakukan hal tersebut dengan sound speaker yang memenuhi seisi kamar melantunkan lagu religi, misalnya lagu 119, drippin, love talk, baby don't like it, dan lagu religi NCT yang lain.

Kedua, Ale selalu beranggapan jika malam minggu diajakin muter-muter sama kipas angin saja sudah cukup. Menurutnya, Angin kipas lebih baik daripada angin malam yang bisa membuatnya seperti orang hamil, alias masuk angin. Ketiga, mamah Ale pernah berkata, " Malam minggu di rumah aja, takut diculik." Oleh karena itu, Ale selalu berpegang teguh dengan prinsip mamah. Keempat, Ale lebih suka berkencan dengan kasur dan berkelon dengan guling, alias rebahan everytime.

Bisa dibilang, Ale adalah salah satu remaja yang menganut prinsip pokok'e wedok sing malam minggu ning omah iku ayu, titik. Dan jika ada teman-Nya yang berkata, " Malam minggu kok di rumah." Ale pasti menjawab, " Ora malam mingguan disek, sandalku isek pedot."

Meskipun demikian, tidak dapat ditampik kalau Ale adalah seorang gadis dengan masa single yang lama, yakni selama dia hidup sampai saat ini. Ale sendiri pernah berpikir, buat apa pacaran? Kalau seorang Na Jaemin saja cukup untuk bahan halu-Nya. Ya, seperti itulah dia. Gadis aneh dengan kepribadian introvert yang sulit untuk dimengerti.

Seperti biasa, malam minggu kali ini tidak berbeda dengan malam-malam kemarin. Ya, masih tetap sendiri ditemani sebuah laptop berharga miliknya itu. Baru 2 menit yang lalu, ia baru saja selesai dengan rutinitas di sabtu malam, yakni les bakor alias Bahasa Korea.

" Gini aja capek," gumamnya, seraya memjiat tengkuk kepala yang terasa begitu berat.

Sudah hampir 1 tahun Ale mengikuti les bakor online. Dengan alasan, mamah Ale sendiri yang menginginkan hal tersebut. Bagi mamah, Ale adalah seorang anak yang pintar dan rajin. Mekipun Ale termasuk mahasiswa S2 jurusan hukum yang bercita-cita menjadi seorang jaksa.

Ale sendiri tidak membantah apa yang mamah katakan. Alasannya, siapa tahu suatu hari nanti dia bisa bertemu sang pujaan hati. Siapa lagi kalau bukan Jung Jaehyun. Lagi pula, ia juga suka belajar beberapa bahasa asing, seperti Bahasa Korea, Jepang, Inggris, maupun Bahasa Alien.

Drrttt! Drrrttt!

Suara ponsel berbunyi.

" Iya, ha--"

" BUKA CHAT GUA, CEPET!"

" Bangsat!" umpatnya kaget.

Tit!

Panggilan dimatikan.

" Nih orang ngapa si ..."

Ting!

2.0 KEYBOARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang