3.0

525 147 24
                                    

Di ruang makan yang cukup sederhana, ketiga insan itu hanya diam. Meski sesekali mencuri pandang satu sama lain tanpa gerak bibir untuk bicara.

" Kalian ngapain di dalem tadi?" tanya pemuda berambut hitam, Mark Lee.

Laki-laki asal Canada yang berprofesi sebagai idol di Korea itu tengah memandang kedua manusia di hadapannya dengan banyak pertanyaan yang siap di lontarkan.

" Gak ngapa-ngapain," jawab Jeno.

" Tapi sesuai yang gua liat, kalian tadi ngapa-ngapain," timpal Mark dengan tangan yang dilipat di depan dada.

" Cuma salah faham doang, kok. Itu tadi gua cuma butuh bantuan Jeno," Ale menyahut membela diri.

" Meminta tolong dalam hal seperti itu?"

" Ck! Lo kenapa sih, bang? Orang masalah kecil doang kali."

" Laki-laki dan perempuan satu kamar itu masalah kecil, Jen?"

" Tapi kan gua cuma bantu dia buat benerin daleman." Bola mata Jeno berotasi.

" Kenapa dia gak pake sendiri? Kenapa harus minta tolong?"

" G-gua--"

" Tangannya luka," potong Jeno cepat.

Sebelah alis Mark terangkat. " Luka?"

Jeno memegang tangan Ale dan menunjukkan balutan perban tersebut pada Mark. " Noh!"

" Kok?"

" Panjang ceritanya."

" Pendekkan!"

" Cutter."

" What?"

" Hm."

" Kan udah dibilangin, kalau gak bisa jaga cewek, jangan pacaran!"

" Siapa yang pacaran cobak?"

" Lah, ini? " Mark menunjuk gadis dihadapannya.

Sementara Ale dan Jeno saling pandang, mendengar apa yang Mark Lee simpulkan.

Kedua manusia itu rasanya pengen masukin Mark ke dalem perut Mak-nya lagi.

" Gua gak punya pacar. Dan dia juga bukan pacar gua," jelas Jeno singkat.

" Lah, terus kok bisa ada di rumah lo?"

" Lah, itu. Tanya aja sendiri."

" Lo siapa?" tanya Mark pada Ale.

Gadis itu menggigit bibir bawahnya. " Nama gua Ale."

" Terus?"

" Gua gak tau kenapa bisa ada di tempat ini. Mungkin Jeno nyulik gua?"

" Jaga mulut lo, ya!" Jeno memandang Ale sinis.

" Ya, gak mungkin lah. Cepet jelasin! Lo ngapain ke rumah Jeno?" tanya Mark, lagi.

" Ngomong sama kalian, kek ngomong sama tembok tau, gak?"

" Heh, lo mikir ya! Gak mungkin lo tiba-tiba ada di rumah ini, kan? Lo pasti bobol!"

" Gua bukan pencuri."

"  Terus, gimana lo bisa masuk sini?"

" Udah dibilangin gatau, anjing!"

" Weh weh weh ... relax, don't get emotional." Mark menarik sudut bibirnya.

" Apa mungkin ... tubuh lo bisa pindah-pindah tempat, gitu?" lanjut Mark.

" Maybe."

" Gak masuk akal, monyet!" sahut Jeno melirik Ale.

2.0 KEYBOARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang