3.5

493 139 8
                                    

Ale benar tak kuasa detik ini. Detak jantungnya berhenti cepat, langsung menoleh kanan kiri dengan nyawa setengah sadar.

Untuk keadaan mental Ale?

Sudah jangan ditanyakan. Gadis itu rasanya mulai gila.

" Ma-mamah?"

" Lo klayapan ke mana ae, yaelah ... "

" Ini benar mamah gua?"

" Kesambet demit darimana lo? Pake acara amnesia segala." Raka terkekeh melihat adiknya yang berada di ambang pintu.

" Gua di mana?" tanya Ale seraya mengerjapkan matanya berulang kali.

" Ok, fix! Amnesia akut."

" Kamu dari mana aja, nak?"

Bola mata Ale tergerak melihat seisi ruangan tempat ia berpijak.

Rumah.

Di depannya terlihat laki-laki remaja serta wanita yang sudah tidak lagi muda. Duduk santai dengan muka biasa-biasa saja.

Sementara gadis itu linglung berdiri di depan pintu masuk.

" No! I must be dreaming." Ia menepuk-nepuk pipi dan berakhir dengan mencubit hidungnya.

Sakit.

Ale rasa, dia tadi sedang berada di dalam kamar Jeno, tapi kenapa dirinya bisa kembali ke tempat asal?

Otak Ale benar ingin melompat dari tempat asalnya.

" Gua bener di rumah?" Mulut Ale menganga tak percaya.

Beberapa detik kemudian, Ale merasakan tulang di tubuhnya kembali melunak layaknya nutrijel.

Buram.

Pandangannya sedikit kabur.

Mau tahu apa yang membuat Ale ingin menyumpahi dirinya sendiri?

Ya, seperti saat ini.

Sebuah keadaan yang sukses membuat otaknya ngebug.

Brukkkkk!

" Lho, kok matek?" Raka panik.

Ok, Ale sudah pingsan.

Belum meninggoy.

° ° °

" Lama amat tuh anak. " Jeno berdecak kesal mengetuk-ngetuk meja dengan melebarkan hidungnya.

" Samperin aja sana," balas Mark.

" Males, ah!"

" Yaudah gua aja." Mark berdiri meninggalkan tempat dan tak perlu waktu lama untuk sampai ke kamar Jeno.

Firasat keduanya mulai tidak beres.

Ceklek.

Pintu kamar Jeno terbuka.

Sunyi.

Sepi.

Tidak ada siapa pun.

" Loh, kok sepi?" gumam Mark bingung.

" Apanya yang sepi?" tanya Jeno, yang mendadak sudah berdiri di samping Mark

" Heh, ke mana ilangnya?" lanjut Jeno, tidak jauh dari Mark, laki-laki itu juga sama bingung nya.

2.0 KEYBOARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang